visitaaponce.com

Harga Beras Tinggi Mestinya Diimbangi Kenaikan HPP

Harga Beras Tinggi Mestinya Diimbangi Kenaikan HPP
Ilustrasi(Antara)

Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Eliza Mardian mengatakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras harus diimbangi dengan kenaikan Harga pembelian pemerintah (HPP) untuk hasil panen di tingkat produsen. Jika tidak, daya beli petani pasti akan tergerus.

"HET beras itu hanya dirasakan pedagang besar, bukan petani, yang dirasakan oleh petani adalah harga pembelian gabah. Saat ini harga beras relatif tinggi, tapi harga gabah di level petani anjlok dari rata-rata Rp7.000 per kilogram gabah kering panen (GKP) menjadi Rp5.000-Rp5.500 per kilogram," ujar Eliza kepada Media Indonesia, Senin (20/5).

Jika HET beras terus naik sementara harga gabah tidak ikut diangkat, itu akan membuat petani memiliki beban yang besar. Pasalnya, mereka juga berlaku sebagai konsumen. Sebagian besar petani di Tanah Air tidak mengolah padi sendiri menjadi beras. Artinya, mereka juga membeli produk jadi di pasar.

"Struktur pasar komoditas pertanian yang cenderung oligopsoni di tingkat petani dan oligopoli di tahapan selanjutnya. Inilah yang berpotensi menyebabkan asimetris informasi termasuk harga. Sehingga distribusi ini menentukan harga," ungkap dia.

Meskipun secara stok beras saat ini dalam aman, Eliza menilai apabila distribusi dari beras tersebut tidak lancar, itu akan menyebabkan harga beras menjadi tinggi. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat