Meninggalnya Presiden Iran Membuat Harga Emas Berpotensi Naik
![Meninggalnya Presiden Iran Membuat Harga Emas Berpotensi Naik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/76e898b8867efe422688381e74b85f72.jpg)
HARGA emas pada siang ini cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Trading Economics, harga emas pasar spot merosot 0,45% ke level US$2.415 per ons troi pada Selasa (21/5) pukul 14.30 WIB.
Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, mengindikasikan adanya potensi koreksi yang cukup besar dalam harga emas saat ini, namun ia menyarankan bahwa situasi ini masih bisa dimanfaatkan oleh investor yang menyukai analisa jangka pendek.
Fischer mencatat bahwa harga emas saat ini menunjukkan potensi penurunan. Meskipun dalam beberapa minggu terakhir emas mengalami tren bullish yang kuat, beberapa kejadian baru-baru ini telah menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi sentimen pasar.
Baca juga : Ini Susunan Upacara Pemakaman dan Peringatan Presiden Ebrahim Raisi
"Salah satu kejadian utama adalah kecelakaan helikopter yang menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dianggap sebagai pemimpin garis keras dan calon pemimpin tertinggi Iran berikutnya," ujar Fischer dikutip dari keterangannya pada Selasa (21/5).
Ia menuding, kecelakaan yang melibatkan Presiden Iran ini menimbulkan spekulasi bahwa ada keterlibatan pihak-pihak tertentu, termasuk Israel.
"Jika terbukti ada hubungan dengan Israel, harga emas diperkirakan akan melonjak kembali, didorong oleh ketidakpastian politik dan permintaan aset safe haven," terangnya.
Baca juga : Ini Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi
Lebih lanjut, Fischer menjelaskan bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah sering kali mendorong permintaan untuk aset safe haven seperti emas. Ketegangan yang meningkat, termasuk potensi konflik antara Israel dan Iran serta situasi militer antara Rusia dan Ukraina, menambah tekanan pada pasar.
Adapun faktor lain yang mendukung harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Data inflasi AS yang lemah untuk bulan April telah meningkatkan harapan bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September tahun ini. Ekspektasi ini telah mendorong reli yang lebih luas di pasar logam mulia, termasuk emas.
Di sisi lain, ia pun menyoroti bahwa ketakutan terhadap kemungkinan pecahnya Perang Dunia III akibat kecelakaan tersebut menjadi perhatian utama investor. Jika ketegangan meningkat dan ada bukti keterlibatan Israel, harga emas diprediksi akan kembali naik signifikan.
Baca juga : Iran Mulai Penyelidikan Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
"Namun, untuk saat ini, pasar masih dalam fase penyelidikan dan menunggu perkembangan lebih lanjut dari situasi ini," imbuh Fischer.
Sedangkan dari sisi analisis teknikal, Fischer menggunakan metode candlestick dan trendline untuk memprediksi pergerakan harga emas. Menurutnya, meskipun belum ada berita signifikan yang muncul hari ini, pola candlestick menunjukkan potensi koreksi.
"Tren emas yang sebelumnya berada dalam kondisi bullish yang kuat, sekarang perlu diwaspadai karena adanya tanda-tanda penurunan," sebut dia.
Baca juga : Rabu Iran Libur Nasional untuk Pemakaman Presiden Ebrahim Raisi
Sementara itu, per hari ini, harga emas mencapai rekor tertinggi dalam perdagangan di Asia. Emas psar sport naik hampir 1% ke level tertinggi $2.440,56 per ons, sementara gold futures yang akan berakhir pada bulan Juni mencapai rekor tertinggi $2.444,55 per ons.
"Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah pasca kecelakaan helikopter yang melibatkan Presiden Iran. Situasi ini menambah permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven," cetus Fischer.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan. Platinum futures naik 0,2% menjadi $1.096,50 per ons, sementara silver futures melonjak 3,2% ke level tertinggi lebih dari 11 tahun di $32,285 per ons. Kenaikan harga logam-logam ini didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS tahun ini serta meningkatnya permintaan dan pasokan yang lebih ketat, terutama pada logam industri.
"Secara keseluruhan, meskipun ada potensi penurunan harga emas dalam jangka pendek, faktor-faktor geopolitik dan kebijakan moneter global tetap memberikan dukungan terhadap harga emas. Investor diharapkan tetap waspada dan mempertimbangkan analisis jangka pendek untuk mengantisipasi volatilitas pasar yang tinggi," pungkasnya. (Z-10)
Terkini Lainnya
Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi Disambut dengan Haru
Presiden Raisi Wafat, Wapres Sebut Dunia Kehilangan Tokoh Perdamaian
Vladimir Putin Ungkapkan Kesedihan Atas Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi
Ayatollah Seyed Ali Khamenei Pimpin Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi
Pakistan dan Rusia Turut Berpartisipasi dalam Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi
Pemerintah Iran Ungkap Detail Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
6 Kandidat Siap Bertarung dalam Pemilihan Presiden Iran
Iran dan Timur Tengah Pasca-Raisi
Warga Iran Padati Prosesi Pemakaman Presiden Raisi
Sri Mulyani Respons Dampak Kematian Presiden Iran terhadap RI
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap