visitaaponce.com

Kemarau Tiba, Para Petani Diminta Buat Penampungan Air

Kemarau Tiba, Para Petani Diminta Buat Penampungan Air
Petani melihat kondisi sawahnya yang rusak akibat kekeringan di Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat.(Antara)

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pentingnya memastikan ketersediaan air di lahan-lahan pertanian terutama di sejumlah zona kering seperti Jawa, NTB, NTT dan pulau Sulawesi.

Ia mengatakan Indonesia akan memasuki musim kemarau panjang dalam beberapa bulan ke depan. Meski demikian, dia menjelaskan tahun ini tidak akan ada El Nino karena di sebagian wilayah mulai turun hujan.

"Tidak ada El Nino bukan berarti kita abai dengan kekeringan. Kita tetap harus waspada dengan memenuhi kebutuhan air bagi lahan-lahan pertanian," ujar Dwikorita melalui keterangan resmi, Rabu, (29/5).

Baca juga : Seluas 36 Hektare Lahan Pertanian di Garut Gagal Panen, Petani Rugi Rp11,6 M

Ia mengatakan, saat ini, sesuai dengan prediksi BMKG, 19% wilayah Indonesia sudah memasuk musim kemarau. Bahkan di Sulawesi sifat kekeringannya lebih tajam dari kekeringan sebelumnya.

Para petani dan masyarakat pun diimbau untuk dapat membuat penampungan air seperti tandon atau waduk kecil sehingga bisa dialirkan ke lahan pertanian atau untuk penggunaan lainnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan upaya antisipasi kondisi musim kering melalui pemenuhan air dengan program dan solusi cepat pompanisasi yang diambil dari sungai-sungai besar Indonesian. Cara ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas sehingga pangan dalam negeri sehingga saat ini dalam posisi aman.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengajak para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi musim kering panjang. Menurut Mentan, pompanisasi bisa memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.

"Satu pompa bisa melayani 50 sampai 100 hektare. Bayangkan kalau 10.000 pompa bisa melayani 50 hektare saja per pompa, itu artinya bisa 500.000 hektare. Kalau 500.000 hektare ini bisa menghasilkan 1,5 juta ton, itu berarti akan meningkatkan pendapatan petani 15 triliun pertahun. Artinya apa? ekonomi bergerak di desa," jelasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat