Foto Mainan Bukan Hobi yang Mahal
![Foto Mainan Bukan Hobi yang Mahal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/27b8249fa15afa7cbe23bae9ba8233e8.jpg)
Hobi foto mainan hingga kini masih dianggap sebagai kesenangan yang mahal. Sebagian besar orang berpandangan, untuk menggeluti hobi tersebut, setidaknya harus memiliki kamera, lensa, hingga mainan itu sendiri, yang harganya tidak enteng.
Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Pendiri Toygraphy ID (TGI), komunitas foto mainan pertama di Indonesia, Fachurrozi, menyangkal stigma tersebut. Menurutnya, untuk bisa berkecimpung di foto mainan, seseorang hanya cukup bermodalkan telepon seluler yang hampir dipastikan saat ini sudah dilengkapi kamera.
Kemudian, mainan yang dijadikan sebagai objek foto pun tidak perlu yang bernilai mahal.
"Memang sekarang yang jadi kendala itu stigma di masyarakat. Mereka minder karena nggak punya kamera bagus. Padahal, buat bisa foto mainan itu cukup punya handphone saja. Saya sejak dulu selalu menggaungkan kalau tidak punya kamera, handphone saja sudah cukup," ujar Rozi saat ditemui di Chief Barber and Coffee, Jakarta, Sabtu (13/5).
Baca juga: Galeri Patung Superhero Terbesar di Asia Hadir di Jakarta
Sementara, untuk objek foto, di samping bisa menggunakan mainan yang simpel dan murah, saling pinjam bisa menjadi salah satu solusi lain. Sebagai contoh, ketika berkumpul di sebuah event mainan, para pecinta toy photography bisa saling meminjam koleksi dari teman mereka untuk kemudian diabadikan dalam sebuah gambar.
"Bisa gabung pas gathering. Nanti di situ pinjam punya teman yang lain. Asal habis itu dikembalikan, nggak dibawa pulang," ucapnya seraya tertawa.
"Intinya memang sekarang itu orang sudah takut duluan sebelum memulai. Ini yang mau kita hilangkan."
Baca juga: Itasha, Mobil Anime yang Mengubah Citra
TGI pun memiliki sejumlah program untuk memperkenalkan lebih luas kepada masyarakat bahwa hobi foto mainan tidak perlu mahal. Yang terdekat ialah dengan ikut serta dalam sejumlah acara pop culture seperti toys fair atau Indonesia Comic Con. Di situ, mereka membuka booth atau mengadakan kelas mini untuk menarik minat para pengunjung yang datang.
Kemudian, Rozi juga berencana menyambangi universitas-universitas untuk menjemput bola.
"Kita ada rencana buat masuk ke kampus-kampus. Jadi Toygraphy ID goes to school. itu jadi program kerja ke depan. Rencana terdekat kita mulai di (Sekolah Tinggi Desain) Interstudi dan Universitas Pelita Harapan (UPH). Sejauh ini, di Interstudi kita sudah komunikasi dengan pihak kampus," tutur pria yang fokus mengoleksi mainan Pokemon itu.
Di sana, Rozi akan mencoba menyusupkan foto mainan ke dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) fotografi yang memang sudah lebih dulu berdiri sejak lama.
"Di sana kan sudah ada basis komunitas fotografinya, jadi kita tinggal masukin toy fotografinya, sub dari fotografi itu," jelasnya.
Selain itu, untuk program jangka panjang, TGI juga berencana menyelenggarakan pameran foto mainan. Dengan dukungan berbagai brand besar mulai dari action figure, pakaian, sepatu bahkan hingga kendaraan listrik yang sudah dikantongi saat ini, Rozi optimistis rencana tersebut bakal bisa terwujud.
Randy Nurdika, salah satu pegiat hobi foto mainan, mengamini pernyataan yang disampaikan Rozi. Ia mengaku pertama kali memulai aktivitas tersebut, yakni pada 2019, hanya dengan bermodalkan handphone dan mainan tiruan atau yang dikenal dengan sebutan KW.
"Itu modal awalnya cuma handphone dan action figure. Mainan pertama itu Iron Man KW, harganya sekitar Rp200 ribu," tutur Randy.
Ia juga mengaku tidak sungkan membeli mainan bekas untuk dikoleksi dan dijadikan objek foto.
"Karena pas pandemi itu saya kena potongan gaji sampai 50% juga," ia menambahkan.
Objek mainan yang terbatas, menurutnya, bukan alasan untuk tidak bisa menikmati hobi tersebut.
Bahkan, hanya dalam beberapa tahun, ia semakin aktif dan mampu memenangi sejumlah kompetisi foto mainan, termasuk yang diselenggarakan berbagai jenama besar seperti Xiaomi dan Ulanzi. (Z-11)
Terkini Lainnya
Libur ke Yogyakarta, Jajal Foto Estetik di Kencana Photo
Pameran Fotografi dan Desain Grafis UFOFest 2024 Bertema UNSEEN Sukses Digelar
Rilis pada 20 Juni, Realme GT 6 Hadirkan Fitur AI Unggulan untuk Fotografi
Fenomena Race Photo Redemption: Meningkatnya Permintaan dan Dampaknya terhadap Ekonomi
Matahari Papua
Apa Keistimewaan Dua Kamera dan Dua Lensa Baru FUJIFILM?
Langkah Strategis Ayep Zaki untuk Pemberdayaan Komunitas dengan Dana Abadi
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Gelar Kumpul Komunitas Karawo
Fahmi Adimara Datangi Milan Bawa Karya Komunitas Jawa Timur
Dukung Transformasi Digital di Indonesia, Pegadaian Hadir di Event Tech In Asia Product Development Conference 2024
Reborn Indonesia Gelar Aksi Sosial untuk Warga Saritem
Bertemu Komunitas Gila Selingkuh, Kepala BNPB Belajar Lestarikan DAS
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap