visitaaponce.com

Geng Vlogger Horor Jelajahi Hutan di Gunung Pecahkan Mitos Pasar Setan

Geng Vlogger Horor Jelajahi Hutan di Gunung Pecahkan Mitos Pasar Setan
Pemeran Film Pasar Setan(dok)

PADA film horor terbaru produksi IDN Pictures dari sutradara Wisnu Surya Pratama, Audi Marissa, Roy Sungkono, Shindy Huang, dan Pangeran Lantang menjadi tim kreator konten yang biasa memproduksi cerita-cerita horor. 

Keberangkatan keempatnya ke sebuah gunung, demi memecahkan mitos tentang pasar setan yang sudah jadi cerita melegenda di kalangan para pendaki di Indonesia justru mendatangkan petaka yang tak pernah mereka duga.

Keempat pemeran film horor Pasar Setan berbagi kisah tentang pengalaman mereka saat syuting di tengah hutan mulai dari medan yang sulit hingga risiko bertemu binatang buas. Masing-masing karakter, juga memiliki ambisi dan upaya pembuktian versi mereka.

Baca juga : Taskya Namya Bintangi Film Pengantin Iblis

“Aku berperan sebagai Tamara. Dia vlogger dan kreator konten yang punya ambisi dan prinsip kuat. Dia semangat banget untuk membuktikan sesuatu hal yang benar, dan dia enggak salah,” kata Audi Marissa dalam sesi wawancara bersama media di kantor IDN Pictures, Jakarta, Kamis, (25/1). 

Baca juga : Alasan Film Horor Indonesia 'Siksa Neraka' Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei

Sementara itu, Roy Sungkono yang berperan sebagai Kevin menambahkan karakter yang diperankannya adalah arketipe bagi para kreator konten yang rela melakukan apapun demi konten. Di tim vlogger tersebut, posisi Kevin adalah produser.

Pangeran Lantang, yang berperan sebagai Yunus merupakan videografer dari tim vlogger tersebut. Sedangkan Shindy Huang, menjadi anggota yang paling muda dari geng kreator konten horor itu. Untuk mengetahui lebih dalam tentang mit0s-mitos mengenai pasar setan yang ada di beberapa gunung di Indonesia, Shindy mengaku ia belajar lewat ‘Tiktok-Edu’ istilah yang biasanya digunakan untuk merujuk Tiktok sebagai referensi informasi.

Medan yang menantang di tengah hutan menjadi salah satu tantangan bagi keempat pemeran. Di samping itu, juga adanya risiko kemunculan binatang buas. Salah satu cerita yang dibeberkan, keempatnya sempat mendengar suara babi hutan dari kejauhan. Meski tak menampakkan diri, tetapi suara babi hutan tersebut sempat membuat cemas jika seketika muncul dari arah yang tidak terduga. 

Mereka juga sempat syuting di salah satu titik yang menjadi sarang ular. Ketika selesai mengambil adegan, mereka pun berpindah ke titik lain dan baru diberi tahu jika lokasi tersebut ternyata jadi area kehidupan ular.

“Tantangan lainnya menurutku sih toilet ya. Itu letaknya cukup jauh dari lokasi ambil gambar. Dengan medan naik turun, licin, itu cukup menantang. Tapi dari tim produksi mencoba set up toilet yang nyaman. Paling aksesnya saja yang sedikit menantang,” cerita Shindy.

Roy menyatakan, film Pasar Setan akan menjadi tawaran horor yang segar karena menggunakan pendekatan yang cukup berbeda. Beberapa pemeran juga dilibatkan mengoperasikan kamera untuk dijadikan komposisi gambar di film.

“Ini suatu hal yang baru. Kan sepertinya di film Indonesia belum ada yang ngomongin soal mitos pasar setan. Ditambah perpaduan treatment found footage juga. Ada beberapa adegan yang kami itu harus naik turun beberapa kali, lalu ambil gambarnya pake gopro, kamera yang lainnya juga. Jadi ini sangat melelahkan memang syutingnya. Tapi Mas Wisnu sebagai sutradara tahu visinya yang ingin dikejar untuk setiap karakter,” terang Roy. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat