visitaaponce.com

Musik dan Daya Magis Black Brothers

Musik dan Daya Magis Black Brothers
Personel awal band asal Papua, Black Brothers pada 1976.(Dok Repro Black Brothers)

Penyair Kahlil Gibran pernah menuliskan, musik adalah bahasa roh. Musik membuka rahasia hidup yang membawa perdamaian, dan menghapus perselisihan.Akan tetapi, musik juga sebuah tarian jiwa yang memantulkan ekspresi diri sekaligus energi semesta yang menjadi obat bagi jiwa, hati dan pikiran.

Baca juga: Single Apa Kabarmu dari Brush Membuka yang Menolak Terlupakan

"Musik memiliki daya magis untuk membawa kita pada pengalaman tak terdefinisikan. Musik adalah ekspresi universal manusia, melampaui sekat bahasa, agama, suku, budaya, bahkan perbedaan politik," kata Official Manager Black Brothers, Frans Pigome di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: 98 Pos Pengamanan Lebaran 2024 Didirikan Polda Papua

Getaran tarian jiwa itu, bagi Frans, juga yang menyihir pendengar setiap kali mendengar alunan lagu karya Black Brothers.  

Baca juga : Grup Musik Bimbingan PYCH M.A.C Bangga Tampil di Istana Negara

Baca juga: Girl and Her Bad Mood Rilis Single Loves Hates Loves

Black Brothers sebuah band asal tanah Papua di era 1970-an hingga 1980-an yang sempat menggetarkan belantika musik Tanah Air. Di antara lagu-lagunya yang hits adalah Kisah Seorang Pramuria, Hari Kiamat, Mutiara Hitam, dan Sajojo. Lalu, ada lagu berbahasa Papua, seperti Saman Doye dan Huembello.

Band ini berkibar di bawah asuhan tangan dingin sang manajer Andi Ayamiseba dengan personel Hengky Mirontoneng Sumanti (vokal, lead gitar), Yochie Pattipeiluhu (keyboard), Benny Bethay (gitar bass), Stevie Mambor (drummer), David Rumagesang atau Dullah Yunus (saxophone), dan Amri Kahar (terompet, saxophone). Dalam perjalanannya, kemudian bergabung pula Agust Rumaropen (gitar) dan Sandi Bethay (vokal).

Frans memaparkan, band ini juga memiliki karakter betotan bass, suara saxphone yang tebal, desahan di awal lagu, mempertegas aroma funk rock yang pada masa itu masih kurang populer.

Baca juga : Erwin Gutawa Gandeng Seniman Papua untuk Konser Simfoni Tanah Papua

Baca juga: Orang Asli Papua Kini akan Lebih Banyak di Legislatif

Dari sisi tematik lagu, Black Brothers, lanjut Frans, memanggungkan pesan-pesan sosial yang kontekstual, mulai dari situasi Papua yang pada masa itu di bawah cengkeraman militer, perang Vietnam, kelaparan di Ethiopia, perang Pasifik, juga tentang nuklir.

Black Brothers juga berhasil memengaruhi banyak band muda di Papua. Selepas Black Brothers, muncul band-band seperti Black Papas, Black Sweet, Black Power, juga Black Family. Black Brothers telah menjelma menjadi legenda music Tanah Air, legenda music tanah Papua.

Tribute to Black Brothers

Kisahnya yang menggetarkan jiwa, membangkitkan emosi, mengolah rasa dan cinta hingga kini terekam kuat dalam diri para penggemarnya. Sekian dekade, Black Brothers sudah saatnya dipanggungkan kembali; bukan hanya untuk mengobati rasa rindu para penggemarnya, melainkan menghidupkan kembali cita rasa dan cinta dalam setiap karya-karyanya.

Baca juga : 14 Musisi Muda Temu Seni Pentaskan Komposisi Apik Hasil Kolaborasi di Papua

Tribute to Black Brothers adalah sebuah ikhtiar untuk memanggungkan semangat, spirit yang terkandung dalam setiap karya-karyanya untuk bisa mengiringi perjalanan bangsa Indonesia dan juga tanah Papua.

Karya-karyanya bukan saja tentang cita rasa musik tetapi pesan-pesan sosial yang dari kedalaman hatinya juga tentu mengangkat harkat dan martabat Orang-orang Papua serta memberi pengaruh positif pada peradaban masyarakat Papua di Tanah Papua. "Saya yang mengikuti perjalanan bermusik ‘Black Brothers’ merasakan betul bagimana mereka mencintai Tanah Papua dan Indonesia melalui lagu-lagunya," kata Frans.

Apa yang tersisa untuk mengenang semua itu adalah memanggungkan mereka kembali di tempat terhormat sebagai bentuk apresiasi. Dalam pergelaran Tribute to Black Brothers yang bakal berlangsung di Jakarta, Sabtu (4/5), lanjut Frans, bakal melibatkan banyak musisi papan atas Tanah Air seperti Iwan Fals, Edo Kondologit, Nowela, Soendari Soekotjo dan lainnya,

Baca juga : 14 Musisi Muda Hadir di Papua Untuk Ajang Temu Seni Menuju Festival Indonesia Bertutur 2022

Baca juga: Lirik Lagu Ibu, Karya Iwan Fals yang tidak Lekang oleh Waktu

"Kebersamaan musisi-musisi ini dengan ciri khas budaya dan musik yang berbeda-beda adalah sebuah kolaborasi menarik yang membawa pesan persatuan itu," jelas Frans.

Menurut dia, kolaborasi ini memiliki potensi untuk menciptakan fusi budaya yang menakjubkan. Black Brothers membawa elemen khas budaya Papua, sedangkan Iwan Fals dikenal dengan lirik yang mendalam yang menggambarkan realitas sosial.

"Secara keseluruhan, kolaborasi antara Black Brothers dan Iwan Fals memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam dunia musik Indonesia. Lebih dar itu dengan fusi budaya yang menakjubkan, kesadaran atas isu-isu sosial, pesan persatuan, dan eksposur yang lebih luas, kolaborasi ini dapat menjadi tonggak penting dalam memajukan musik dan budaya Indonesia secara menyeluruh," kata dia. (X-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat