visitaaponce.com

Pakar UGM Awan Lenticularis Bahayakan Penerbangan

Pakar UGM: Awan Lenticularis Bahayakan Penerbangan
Puncak Gunung Merapi yang diselimuti awan terlihat dari Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (9/7).(ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

BARU-baru ini, di sejumlah gunung di Jawa seperti Arjuno, Merapi, Merbabu, Lawu dan lainnya terlihat fenomena awan yang berbentuk seperti UFO ataupun pusaran angin. Pakar Iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Emilya Nurjani mengatakan, awan itu merupakan jenis lenticularis.

Kemunculan awan tersebut tidak terkait dengan pertanda akan terjadinya bencana. Namun, awan ini berbahaya bagi aktivitas penerbangan karena bisa mengakibatkan turbulensi.

"Awan ini berbahaya utamanya bagi pesawat yang terbang di sekitarnya," kata Emilya dalam pernyataan tertulis, Jumat (6/11).

Baca juga: Jemaah Umrah Kena Covid-19, Kementerian Agama Langsung Evaluasi

Emilya mengatakan, awan lenticularis merupakan fenomena biasa. Awan ini sering muncul atau terbentuk di daerah pegunungan/gunung maupun perbukitan atau bukit.

Dia menjelaskan, pembentukan awan ini dipengaruhi oleh faktor orografis/elevasi. Oleh sebab itu, awan ini sering terbentuk di daerah pegunungan/gunung ataupun perbukitan ataubukit.

Awan biasanya sering terbentuk di sisi pegunungan yang berangin atau sisi hadap lereng (windward), tetapi awan lenticularis terbentuk di sisi bawah angin atau sisi belakang lereng (leeward). Dengan begitu, saat udara lembab naik ke sisi atas gunung atau bukit mengalami pendinginan dan pemadatan sehingga menghasilkan awan. Namun, di sisi yang berlawanan dengan angin, udara menurun dan menghangat sehingga terjadi penguapan.

"Dilihat dari permukaan, awan terlihat tidak bergerak saat udara mengalir dan lapisan pembentuk awan terlalu kering sehingga lenticular akan terbentuk satu di atas yang lain. Bahkan, terkadang hal ini meluas ke lapisan stratosfer dan terlihat seperti UFO," jelasnya.

Dosen Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM ini mengatakan, bentuk gelombang di atas gunung dan bagian bawah berbentuk pusaran air yang berputar-putar. Bagian yang naik dari bentuk pusaran air ini cukup dingin untuk menghasilkan awan rotor.

Udara di awan rotor ini sangat bergejolak dan berbahaya bagi pesawat yang terbang di sekitarnya. Kondisi berbahaya juga berlaku untuk penerbangan di sisi leeward gunung/bukit karena ada gerakan ke bawah yang cukup kuat. Kemunculan awan lenticularis ini biasanya akan menimbulkan hujan dengan intensitas sedang.

"Hujan, tetapi intensitas tidak tinggi karena pada dasarnya uap air sudah jatuh sebagai hujan di sisi windward," tandasnya. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat