BPPTKG Karakter Erupsi Merapi dan Semeru Mirip
![BPPTKG: Karakter Erupsi Merapi dan Semeru Mirip](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/12/3b780496b2a856eef8122fcfcc43b063.jpg)
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut, karakter erupsi Gunung Merapi memiliki kemiripan dengan Gunung Semeru.
Namun, perbedaannya, kubah lava sudah terbentuk di Gunung Semeru sebelum erupsi, sedangkan kubah lava Gunung Merapi sampai saat ini belum muncul.
"Sebenarnya, ada kemiripan juga antara Semeru dengan Merapi. Sampai saat ini, kita melihat, satu lagi potensi Merapi yang belum muncul adalah kubah lava," terang Hanik, Jumat (4/12) sore, saat konferensi pers lewat daring.
Baca juga: IDI: 192 Dokter Meninggal Akibat Covid-19
Ia menyebut, salah satu ciri akan munculnya awan panas kalau sudah munculnya kubah lava. Namun, awan panas juga bisa muncul saat terjadi erupsi eksplosif dan apabila sudah ada magma di permukaan.
Hanik menyebut, kemungkinan erupsi sewaktu-waktu juga bisa terjadi terjadi di Gunung Merapi. Untuk itu, ia pun telah mengeluarkan rekomendasi, jarak aman maksimun adalah 5 kilometer dari puncak Merapi.
Hanik menyampaikan, data morfologi Gunung Merapi saat ini dari sisi Barat terjadi perubahan, terutama di kawah 48 dan 88. Perubahan morfologi tersebut disebabkan runtuhan dan guguran yang terjadi.
"Dari data morfologi dari satelit, terjadi pengangkatan permukaan kawah dan banyak rekahan-rekahan di kawah dan ada beberapa di tebing. Dari minggu kemarin, sifatnya melebar," terang dia. Namun, sampai saat ini, belum teramati material baru atau kubah lava baru yang ada di puncak kawah.
Ia menyebut, guguran-guguran yang terjadi banyak yang mengarah ke Kali Senowo, Lamat, dan Gendol. Guguran maksimum sampai saat ini berjarak 3 kilometer ke Kali Lamat.
Baca juga: 33 Pelaku Terima Anugerah Kebudayaan Kemendikbud
"Kesimpulannya, aktivitas vulkanis saat ini, baik seismitas maupun deformasinya masih tinggi, aktivitas guguran meningkat, serta berkembangnya rekahan-rekahan yang ada di puncak, dan gas CO2 juga mengalami peningkatan," terang dia.
Indikasi tersebut menunjukkan, proses desakan magma menuju menuju permukaan terjadi secara intens. Wilayah Barat-Barat Laut berpotensi terancam bahaya erupsi.
Ia mengingatkan kembali kepada seluruh pihak, aktivitas Merapi saat ini masih tinggi. Penambangan pasir di Gunung Merapi pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sementara waktu direkomendasikan untuk dihentikan. Selain itu, pelaku wisata diminta tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III.
"Masyarakat di KRB III supaya mengamankan surat-surat penting dan juga mengamanjan harta bergerak," pesan dia. (H-3)
Terkini Lainnya
BNPB Intensifkan Koordinasi untuk Pemasangan Sistem Peringatan Dini
12 Jam Terjadi 22 Kali Guguran Lava dan 53 Gempa Merapi
Sejak Kemarin Gunung Merapi Muntahkan Lava Setiap Jam
Hampir Setiap Setengah Jam Terjadi Guguran Lava di Gunung Merapi
Ini Hasil Penyelidikan Pergerakan Tanah Sekitar Gunung Marapi di Sumbar
Curah Hujan masih Tinggi, Modifikasi Cuaca tidak Berhenti
176 Kali Guguran Lava Gunung Merapi
Tercatat 160 Kali Terjadi Luncuran Lava Pijar Gunung Merapi
Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Masih Terjadi
Dalam Sehari, Dua Guguran Lava Keluar dari Gunung Merapi
Masyarakat Lereng Merapi Diminta Waspada Bahaya Lahar
Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas, Status Masih Siaga
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap