visitaaponce.com

BPPTKG Karakter Erupsi Merapi dan Semeru Mirip

BPPTKG: Karakter Erupsi Merapi dan Semeru Mirip
: Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik terpantau dari Desa Oro Oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12)(ANTARA/Umarul Faruq)

Kepala  Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menyebut, karakter erupsi Gunung Merapi memiliki  kemiripan dengan Gunung Semeru. 

Namun, perbedaannya, kubah lava sudah terbentuk di Gunung Semeru sebelum erupsi, sedangkan kubah lava Gunung Merapi sampai saat ini belum muncul.

"Sebenarnya, ada kemiripan juga antara Semeru dengan Merapi. Sampai saat ini, kita melihat, satu lagi potensi Merapi yang belum muncul adalah kubah lava," terang Hanik, Jumat (4/12) sore, saat konferensi pers lewat daring.

Baca juga: IDI: 192 Dokter Meninggal Akibat Covid-19
 

Ia menyebut, salah satu ciri akan munculnya awan panas kalau sudah  munculnya kubah lava. Namun, awan panas juga bisa muncul saat terjadi erupsi eksplosif dan apabila sudah ada magma di permukaan.

Hanik menyebut, kemungkinan erupsi sewaktu-waktu juga bisa terjadi terjadi di Gunung Merapi. Untuk itu, ia pun telah mengeluarkan rekomendasi, jarak aman maksimun adalah 5 kilometer dari puncak Merapi.

Hanik menyampaikan, data morfologi Gunung Merapi saat ini dari sisi Barat terjadi perubahan, terutama di kawah 48 dan 88. Perubahan morfologi tersebut disebabkan runtuhan dan guguran yang terjadi.

"Dari data morfologi dari satelit, terjadi pengangkatan permukaan kawah dan banyak rekahan-rekahan di kawah dan ada beberapa di tebing. Dari minggu kemarin, sifatnya melebar," terang dia. Namun, sampai saat ini, belum teramati material baru atau kubah lava baru yang ada di puncak kawah.

Ia menyebut, guguran-guguran yang terjadi banyak yang mengarah ke Kali Senowo, Lamat, dan Gendol. Guguran maksimum sampai saat ini berjarak 3 kilometer ke Kali Lamat.

Baca juga: 33 Pelaku Terima Anugerah Kebudayaan Kemendikbud

"Kesimpulannya, aktivitas vulkanis saat ini, baik seismitas maupun deformasinya masih tinggi, aktivitas guguran meningkat, serta berkembangnya rekahan-rekahan yang ada di puncak, dan gas CO2 juga mengalami peningkatan," terang dia.

Indikasi tersebut menunjukkan, proses desakan magma menuju menuju permukaan terjadi secara intens. Wilayah Barat-Barat Laut berpotensi terancam bahaya erupsi.

Ia mengingatkan kembali kepada seluruh pihak, aktivitas Merapi saat ini masih tinggi. Penambangan pasir di Gunung Merapi pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sementara waktu direkomendasikan untuk dihentikan. Selain itu, pelaku wisata diminta tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III.

"Masyarakat di KRB III supaya mengamankan surat-surat penting dan juga mengamanjan harta bergerak," pesan dia. (H-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat