visitaaponce.com

Pemerintah Dorong Peralihan Energi Fosil ke Energi Hijau

Pemerintah Dorong Peralihan Energi Fosil ke Energi Hijau
POTENSI PENGEMBANGAN EBT: Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB(ANTARA/ Achmad Subaidi)

PERUBAHAN iklim akibat pemanasan global yang dipicu peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi telah memberikan dampak langsung kehidupan umat manusia. Dibutuhkan langkah responsif dari semua pihak untuk menekan laju perubahan iklim yang semakin nyata.

Salah satu upaya yang tengah digalakan oleh pemerintah diantaranya menggeser kebijakan energi ke energi hijau. Dalam Indonesia Petroleum Assosiation (IPA) Convex, yang diselenggarakan secara virtual, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kebijakan energi dunia saat ini adalah menuju energi bersih dan terbarukan, yang secara bertahap akan menggantikan energi fosil. Untuk itu, ujarnya, diperlukan upaya proses peralihan yang terukur dan dalam masa transisi ini, dari energi fosil ke energi hijau.

“Pemerintah sedang menyelesaikan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional dimana kedua hal yang menjadi agenda penting yaitu peningkatan produksi migas dan penurunan emisi karbon harus dapat berjalan bersama dengan saling bersinergi,” katanya.

Salah satu perusahan energi swasta nasional PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) berkomitmen untuk terus fokus mempertahankan produksi migas serta melangkah masuk ke transisi energi ramah lingkungan. Menurut VP Corporate Planning & Investor Relations MedcoEnergi Myrta Sri Utami dalam acara Company Update di IPA Convex 2021, Rabu (1/9) perusahaan terus menyeimbangkan proyek-proyek hulu migas dan energi hijau.

Sementara itu dalam operasinya, perusahaan juga terus menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan program keanekaragaman hayati di daerah-daerah operasi. Myrta menjelaskan MedcoEnergi mengalokasikan belanja modal US$215 juta pada 2021, dimana sebanyak US$60 juta akan digunakan untuk pembangkit energi terbarukan. Sementara, sisa belanja modalnya digunakan untuk sektor hulu migas sebesar US$150 juta.

Diakui, mayoritas bisnis MedcoEnergi memang dari hulu migas. Namun, perusahaan juga berkomitmen pada environmental, social and corporate governance dalam menjalankan bisnis, terlihat dari dua pembangkit yang digarap tidak berasal dari batu bara.

Komitmen MedcoEnergi lainnya terhadap lingkungan dengan melakukan penghijauan di wilayah operasinya di seluruh Indonesia. Misalnya, di blok migas Medco E&P di Sumatra Selatan, di Blok Rimau, perusahaan melakukan pelestarian puluhan spesies tanaman asli di lahan seluas 73 hektare dan di Blok Lematang ditanami sebanyak 32.167 pohon kayu keras untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dan daerah aliran sungai. Adapun di Blok B, Kepulauan Riau, MedcoEnergi mengadakan program kesadaran untuk mendukung masyarakat lokal dalam melestarikan keanekaragaman hayati lokal.(*/H-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat