visitaaponce.com

Begini Strategi Menkes Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah

Begini Strategi Menkes Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah 
Siswa menerapkan protokol kesehatan saat mengikuti pembelajaran tatap muka(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan strategi yang akan dilakukan untuk mencegah klaster covid-19 di sekolah yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers secara virtual, pada Senin (27/9). 

Dikatakannya, pemerintah akan mengubah yang tadinya surveilansnya passive case finding menjadi active case finding. Dengan begitu, pemerintah akan secara aktif mencari kasus. 

"Kita melakukannya bagaimana? Kita tentukan di tingkat kabupaten/kota berapa jumlah sekolah yang melaksanakan tatap muka, dari situ kita ambil 10% untuk sampling, kemudian dari 10% ini kita bagi alokasinya berdasarkan kecamatan," kata Menkes. 

Alokasi berdasarkan kecamatan itu dilakukan, jelasnya, karena para epidemiolog mengatakan penularan lebih berpotensi terjadi antarkecamatan. Karena itu, wilayah epidemiologis per kecamatan harus diawasi dengan ketat. 

Pemerintah kemudian akan melakukan pengujian PCR terhadap sampel 30 siswa dan 3 pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) per sekolah.

Baca juga :  Pemerintah Perketat Pintu Masuk dari AS dan Turki

Dari pengujian itu, jika ditemukan kasus positif di sekolah di bawah satu persen, maka pembelajaran tatap muka akan tetap berjalan normal untuk anggota kelas yang tidak terpapar. Tes akan dilakukan terhadap kontak erat dari yang terbukti positif dan semuanya dikarantina di rumah. 

Untuk sekolah dengan tingkat positif 1-5 persen, maka akan dilakukan dalam tes terhadap semua anggota rombongan belajar dan mereka akan menjalani karantina di rumah. Pembelajaran tatap muka sendiri tetap berjalan untuk anggota kelas yang tidak terpapar. 

"Tapi kalau yang di atas lima persen, kita tesnya seluruh sekolah karena ada kemungkinan ini menyebar. Sekolahnya kita ubah dulu menjadi online, menjadi daring dulu selama 14 hari," kata Budi. 

Dikatakannya, langkah tersebut memastikan bahwa surveilans itu dilakukan di level paling kecil. Dan, jika terbukti ada penularan masif, maka hanya sekolah tersebut yang akan ditutup. Sekolah dengan protokol kesehatan yang baik akan tetap melakukan pembelajaran tatap muka. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat