visitaaponce.com

Yuk Mengenal Herpes

Yuk Mengenal Herpes
Ilustrasi(freepik)

HERPES adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi virus herpes. Penyakit ini lebih dikenal dengan herpes kulit karena gejalanya ditandai dengan lenting atau lepuhan pada kulit yang terasa gatal.

Baca juga: Kondisi Darurat, Ulama Nasaruddin Umar Serukan Pentingnya Imunisasi pada Anak

Namun, sebenarnya terdapat delapan jenis virus herpes yang bisa menimbulkan penyakit, yaitu:

  • Herpes simplex tipe I (HSV-1): dikenal dengan herpes oral yang bisa menyebabkan luka dan benjolan melepuh di sekitar bibir serta wajah.
  • Herpes simplex tipe II (HSV-2):termasuk ke dalam golongan herpes genital (kelamin) dan biasanya muncul di kelamin bagian luar serta daerah sekitar anus.
  • Varicella zoster (VZV): penyebab cacar air dan herpes zoster (cacar api) yang menyerang orang yang pernah terkena cacar air.
  • Epstein-Barr virus (EBV): menyerang limfosit T dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit mononukleosis atau demam kelenjar.
  • Cytomegalovirus (HHV 5), HHV 6, HHV 7: infeksi virusnya bisa berlangsung lama dan membahayakan orang dengan imunitas lemah seperti penderita HIV atau yang melakukan transplantasi organ.
  • Kaposi’s sarcoma herpesvirus (HHV 8): infeksi virusnya memicu pertumbuhan sel kanker di sekitar pembuluh darah dan limfa dikenal juga dengan penyakit sarkoma kaposi.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Dilansir dari the New Zealand Herpes Foundation, herpes kulit adalah penyakit yang sangat umum dialami. Siapapun bisa terinfeksi oleh virus herpes. Diperkirakan 50% pengidapnya tertular dari kontak dengan orang lain yang terinfeksi.

Orang dewasa yang aktif secara seksual kerap terjangkit penyakit herpes yang menyerang kelamin. Selain itu, orang yang memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko tinggi terinfeksi virus herpes.

Penyebab Herpes

Penyebab herpes adalah virus herpes simpleks tipe I dan II. Kedua virus tersebut termasuk dalam virus herpes hominis yang digolongkan ke dalam virus DNA. 

Penularan infeksi herpes juga bisa terjadi melalui kontak langsung, yakni kulit dengan kulit pengidap yang terinfeksi.

Diagnosa infeksi herpes dapat dilakukan dokter berdasarkan gejala dan temuan klinis yang ada. Namun, untuk beberapa kasus yang meragukan, misalnya penampakan klinis sudah tidak khas lagi, maka dapat dilakukan tes laboratorium.

Jaringan dan cairan dari vesikel kulit dapat diambil dan diamati di bawah mikroskop. Apabila pemeriksaan laboratorium gagal menemukan virus herpes, maka pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan antibodi virus herpes simpleks.

Gejala Herpes

Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahapan. Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap tahapan dapat berbeda-beda. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut adalah tahapan-tahapan infeksi herpes:

Stadium primer

Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah terjadinya infeksi herpes. Gejala yang muncul pada fase ini adalah blister, vesikel, atau ruam lepuh pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit.

Blister biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Blister dapat pecah sehingga menimbulkan luka terbuka. Daerah di sekitar blister juga akan berwarna kemerahan.

Stadium laten

Pada stadium ini, blister dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus sedang berkembang dan menyebar ke saraf dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit.

Stadium peluruhan

Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh. Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina. Biasanya, pada fase ini, penderita tidak mengeluhkan gejala khusus.

Stadium rekurensi (muncul kembali)

Pada stadium ini, blister pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tapi biasanya tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya. Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri di daerah infeksi pada stadium pertama.   

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, dan bagaimana sistem kekebalan tubuh penderita.

Perlu diingat, bahwa tidak semua penderita herpes akan mengalami gejala yang sama. Pada beberapa orang, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apa pun.

Saat mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala umum penyakit infeksi. 

Beberapa gejala atau keluhan tersebut adalah:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Penurunan nafsu makan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Selanjutnya, akan muncul gejala sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau bagian tubuh yang terinfeksi. Pada infeksi HSV 1 atau herpes oral, gejala akan timbul pada mulut dan area di sekitarnya. 

Gejala yang dapat muncul adalah:

  • Nyeri, gatal, rasa terbakar atau ditusuk pada tempat infeksi
  • Blister, yaitu lesi kulit seperti melepuh berukuran kecil dan berwarna abu kemerahan yang dapat pecah dan mengering dalam beberapa hari
  • Blister yang pecah dapat menimbulkan luka dengan rasa nyeri sehingga bisa mengganggu proses makan

Untuk penderita infeksi HSV 2 atau herpes genital, beberapa gejala yang umumnya dialami adalah:

  • Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar
  • Luka yang menyakitkan pada kemaluan, pantat, anus, atau paha
  • Sakit pada saat buang air kecil
  • Keluarnya cairan dari vagina
  • Kulit penis kering, perih, dan gatal   

Sedangkan saat terinfeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan muncul ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang gatal. Ruam cacar air ini akan tersebar di seluruh tubuh.

Jika penderita cacar air yang sudah sembuh kemudian mengalami herpes zoster, akan muncul keluhan dan gejala, seperti rasa nyeri, panas, yang diikuti dengan munculnya lepuh, pada kulit di salah satu sisi bagian tubuh.

Kapan harus pergi ke dokter?

Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter saat melihat berbagai gejala yang menunjukkan penyakit herpes. Dokter akan segera melakukan penanganan terbaik untuk mencegah keparahan kondisi.

Jika Anda melakukan hubungan seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi herpes, segera periksakan diri untuk memastikan kondisi kesehatan.

Selain itu, untuk Anda sudah pernah terkena cacar air kemungkinan virus aktif kembali pun tetap ada. Oleh karenanya, konsultasikan segera saat gejala herpes kulit mulai muncul.

Diagnosa Herpes 

Untuk mendiagnosa herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien. 

Selanjutnya, dokter akan melakukan  pemeriksaan untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam atau lesi kulit yang timbul, serta pola penyebaran lesi.

Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Namun, pada beberapa kasus, untuk memperkuat diagnosa dan memastikan jenis virus herpes yang menginfeksi, dokter bisa melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:

Kultur virus

Kultur virus herpes bertujuan untuk mendiagnosis adanya virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan dengan mengambil sampel melalui metode swab dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.

Pemeriksaan kultur virus ini terutama dilakukan untuk mendeteksi atau mengkonfirmasi keberadaan virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus herpes yang menginfeksi.

Pemeriksaan Tzank

Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus herpes. Kendati demikian, pemeriksaan ini tidak bisa mengidentifikasi jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi.

Tes antibodi

Saat terserang virus, tubuh memproduksi antibodi sebagai perlawanan. Tes antibodi bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi terhadap virus herpes. Tes antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian dianalisis di laboratorium untuk dicek keberadaan antibodi yang terbentuk akibat infeksi virus herpes.

Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi  HSV 1 atau pun HSV 2.

Selain tes yang disebutkan di atas, pada beberapa kasus, dokter bisa mempertimbangkan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terutama yang telah menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat.

Pengobatan

Dalam mengatasi penyakit herpes, dokter biasanya akan meresepkan antivirus. Obat antivirus inidigunakan untuk membantu mengurangi keparahan gejala, memperpendek masa kekambuhan infeksi, dan mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.

Biasanya, obat herpes diberikan dalam bentuk pil dan juga salep. 

Namun, untuk kasus yang cukup parah dokter akan memberikannya melalui suntikan.

Berikut ini berbagai obat herpes yang biasanya diresepkan:

  • Obat antivirus seperti acyclovir, valacyclovir, dan famiciclovir 
  • membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan. Dikonsumsi 2 hingga 5 kali sehari sesuai resep dokter
  • Obat antiradang seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Dikonsumsi setiap 6 hingga 8 jam sekali
  • Obat dari golongan narkotika dan analgesik untuk mengurangi rasa sakit, biasanya dikonsumsi dua kali sehari atau sesuai resep dokter
  • Antikonvulsan atau antidepresan trisiklik untuk mengobati rasa sakit yang berkepanjangan, biasanya dikonsumsi 1 atau 2 kali sehari
  • Antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl) untuk mengatasi rasa gatal, biasanya dikonsumsi setiap delapan jam sekali
  • Krim, gel, atau patch mati rasa untuk seperti lidocaine untuk mengatasi rasa sakit, biasanya diaplikasikan saat diperlukan
  • Capsaicin (Zostrix), membantu mengurangi risiko nyeri saraf yang disebut neuralgia pasca-herpes yang terjadi setelah Anda pulih dari herpes zoster

Pencegahan Herpes

Herpes adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya lepuhan pada kulit yang berwarna kemerahan dan berisi cairan. 

Penyakit herpes termasuk kondisi jangka panjang, sebab virusnya bisa bertahan seumur hidup di dalam tubuh. 

Di antara sekian banyak virus herpes, herpes simpleks dan herpes zoster merupakan dua penyakit yang paling banyak angka kejadiannya. 

Berbagai obat herpes herbal atau dari dokter akan membantu meringankan gejala, bahkan mempersingkat waktu kemunculannya. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat