visitaaponce.com

Indonesia Target Kurangi Peredaran Lampu Bermerkuri Hingga 2028

Indonesia Target Kurangi Peredaran Lampu Bermerkuri Hingga 2028
Ilustrasi lampu penerangan jalan umum(ANTARA FOTO/Dedhez A)

ADA empat sektor prioritas yang menjadi target kerja dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri, yakni kesehatan, energi, manufaktur dan penambangan emas.

Dari sektor energi, salah satu fokusnya ialah mengurangi penggunaan merkuri pada lampu. Pasalnya, konsumsi peralatan lampu di Indonesia cukup besar mulai dari rumah tangga, gedung profesional maupun pada penerangan jalan umum.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hariyanto mengatakan pemerintah telah meyusun roadmap penerapan lampu ramah lingkungan serta menurunkan kandungan merkuri di dalamnya.

Dalam roadmap tersebut, disusun rencana aksi untuk menurunkan akumulasi jumlah lampu merkuri yang beredar di Indonesia dari 199 juta unit menjadi 181 juta unit selama 2022-2028.

"Penurunan lampu bermerkuri tersebut akan menurunkan jumlah merkuri di lampu sebesar 125 kilogram selama 2022-2028 yang terdiri dari 105 kilogram merkuri di lampu profesional dan 20 kilogram dari lampu penerangan jalan umum," kata Hariyanto dalam acara Menuju Mercury is History, Jumat (18/3).

Hariyanto menyatakan, rencana tersebut tentu akan dijalankan secara bertahap. Dalam jangka pendek hingga menengah, pengurangan penggunaan lampu bermerkuri akan dilakukan di penerangan jalan umum, gendung instasi pemerintahan, gedung BUMN dan gedung profesional lainnya.

Baca juga: Trik Memilih Bohlam LED yang Awet dan Hemat Listrik

Ia menjabarkan, terdapat sejumlah tipe lampu dengan kandungan merkuri. Mulai dari lampu CFL yang banyak beredar di warung, lampu tipe tersebut masih mengandung 4 mg merkuri perunit. Lalu lampu MV mengandung 45 mg merkuri per unit, lampu HPS mengandung 10 mg merkuri per unit, lampu MH mengandung 30 mg merkuri per unit dan lampu neon mengandung 23 mg merkuri per unit.

"Bicara mengenai kandungan merkuri dalam lampu, tentu limbahnya harus dikelola dengan baik. Dan ini memang butuh edukasi kepada masyarakat," ucap dia.

Dalam peta jalan yang disusun, Indonesia akan menuju penggunaan lampu dengan teknologi LED yang lebih efisien, ramah lingkungan dan tentunya bebas dari kandungan merkuri.

Dalam jangka pendek, pemerintah telah mengatur peredaran lampu LED di masyarakat. Saat masyarakat membeli lampu LED, maka mereka akan mendapatkan jaminan efisiensi yang baik.

"Tentu ke depan kita dorong dengan teknologi yang semakin inovatif dan maju, maka dengan harga kompetitif bisa menjadi produk yang baik dan ramah lingkungan," ungkap dia.

Dikatakan Hariyanto, dari hitungan sementara, dengan penggunaan lampu LED, diproyeksikan Indonesia bisa menghemat energi hingga 41 TWh hingga 2030. Angka tersebut setara dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 36 juta ton CO2.

Untuk itu, ia meminta semua pihak, mulai dari kementerian/lembaga, industri, hingga masyarakat mendukung peta jalan pengembangan lamp pencahataan efisiensi tinggi demi Indonesia bebas merkuri dan hemat energi.

"Kami tentu sangat terbuka untuk berdiskusi dengan berbagai pihak untuk penyempurnaannya," kata Hariyanto.

"Tapi yang terpenting lagi, edukasi di hulu juga harus dilakukan. Bagaimanapun pemilahan dan pebuangan limbah lampu yang mengandung merkuri harus dipahami oleh masyarakat luas," pungkas dia.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat