visitaaponce.com

Mendagri Survei Serologi Menentukan Arah Kebijakan Penanganan Covid-19

Mendagri : Survei Serologi Menentukan Arah Kebijakan Penanganan Covid-19 
Tenaga kesehatan membantu pasien Covid-19 merapikan tempat tidurnya di salah satu puskesmas di Tangerang, Banten(Antara/Muhammad Iqbal)

MENTERI Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, survei serologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) akan membantu kebijakan penanganan covid-19 di Tanah Air ke depannya. 

Pada November-Desember 2021 Kemendagri bersama Kementerian Kesehatan dan FKM UI melakukan penelitian di 100 kabupaten/kota semua provinsi menentukan arah kebijakan ke depannya. 

"Untuk strategi ke depan kalau prevalensi antibodinya masih rendah kita harus habis-habisan vaksinasinya dan protokol kesehatan harus ketat," kata Tito dalam konferensi pers Serologi Survey secara daring, Jumat (18/3). 

Akan tetapi, lanjut Tito, jika prevalensi cukup tinggi maka vaksinasi juga tetap dilakukan tapi target-target tertentu yang sasaran yang belum tercapai di masyarakat, seperti daerah-daerah yang memiliki antibodi relatif masih rendah. Vaksinasi harus digenjot di daerah itu dan lebih spesifik, kemudian protokol kesehatan harus lebih diketatkan. 

Kemudian di daerah yang tinggi antibodinya otomatis relaksasi dapat dilakukan secara bertahap. 

Saat ini pemerintah memiliki data vaksinasi masyarakat yang sudah divaksin 1, 2, dan 3 asumsinya yang sudah divaksinasi memiliki antibodi. Pemerintah juga memiliki data orang yang terkena SARS Cov 2 yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan misalnya orang demam masuk rumah sakit karena terhubung dengan PeduLindungi. 

Baca juga : Tren Vaksinasi Tinggi, Menkes Targetkan Pandemi Covid-19 jadi Endemi dalam 1,5 Tahun 

"Yang tidak ada datanya adalah masyarakat yang terpapar tapi mungkin OTG atau gejala ringan saja seperti batuk-batuk atau flu saja dianggap biasa tapi kekebalan tubuhnya bagus dan sembuh," ucap Tito. 

Tito menegaskan, menanggulangi pandemi ini salah satu upayanya membuat masyarakat memiliki antibodi agar tercapai kekebalan kelompok. Oleh karena itu selain dari data vaksinasi dan data yang orang yang terpapar yang terdata di fasilitas kesehatan, pemerintah ingin mengetahui juga berapa banyak yang sudah memiliki antibodi karena terpapar tapi tidak sadar atau memang tidak berobat. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, survei serologi di Indonesia merupakan survei terbesar kedua di dunia setelah India terkait covid-19 dan ini memberikan hasil berapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap SARS Cov 2. 

"Diketahui antibodi ini terbentuk karena 2 hal yakni imunisasi dan infeksi. Hasil riset jika antibodi terbentu dari kombinasi tersebut akan memunculkan antibodi yang tahan lama dan paling tinggi," jelas Budi. 

"Survei ini akan menjadi penting karena akan dipakai pemerintah sebagai data berbasis bukti, dan mempengaruhi kebijakan ke depannya terkait data ini. Survei ini akan dilakukan 6 bulan sekali untuk bisa melihat perkembangan kekebalan masyarakat terhadap virus ini," pungkasya. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat