visitaaponce.com

Lahan Basah Buatan Bisa Kurangi Cemaran Limbah Domestik

Lahan Basah Buatan Bisa Kurangi Cemaran Limbah Domestik
Ilustrasi pencemaran di sungai(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

CONSTRUCTED Wetland (Lahan Basah Buatan) dinilai cukup ideal dalam mengurangi limbah domestik, untuk memulihkan kerusakan lingkungan. Hal ini dijelaskan dari hasil kajian tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat melakukan pemetaan terkait manfaat dari constructed wetland di Taman Kehati Indramayu.

Berdasarkan hasil analisis laboratorium terhadap sampel air, sedimen dan tumbuhan air di Rawa Taman Kehati Indramayu, lahan basah buatan terbukti mampu mengurangi pencemaran akumulasi dari lingkungan sekitarnya.

“Hal ini juga membuktikan bahwa lahan basah dengan vegetasi airnya berfungsi sebagai penjernih alami air limbah,” ujar Peneliti Konservasi Keanekaragaman Hayati BRIN Hendra Gunawan, Senin (20/6).

Dia menjelaskan, beberapa tumbuhan air sepeti Typha angustifolia, teratai ungu (Nymphaea nouchali), teratai putih (Nymphaea alba), kangkong air (Ipomoea aquatic), eceng gondok (Eleocharis dulcis), dan tapak dara air (Ludwigia Adscendens) yang tumbuh di taman kehati tersebut terbukti berfungsi mengakumulasi bahan pencemar logam seperti besi, tembaga, mangan dan lain sebagainya.

Hendra menambahkan, Taman Kehati Indramayu masih terhubung dengan laut Jawa dan saluran buangan air limbah domestik permukiman di sekitarnya. Dengan demikian, metode Constructed Wetland (Lahan Basah Buatan) sangat ideal untuk mengurangi limbah domestik.

Baca juga: DKI Ungkap Banyak Truk Tinja Buang Limbah Di Saluran Air

Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, Irdika Mansyur. Menurutnya, constructed wetland yang diintegrasikan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal domestik dan taman kehati, merupakan program Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK untuk pemulihan kerusakan lingkungan melalui peningkatan kualitas air dan kualitas tutupan lahan.

“Mekanisme di dalam constructed wetland mengendapkan partikel tersuspensi yang terdiri dari filtrasi dan presipitasi kimawi melalui kontak antara air buangan dengan substrat (tanah, pasir, kerikil pendukung tanaman); adsorpsi dan ion exchange pada lapisan permukaan tanaman, substrat, sedimen, dan litter; penguraian dan transformasi pollutant oleh mikroorganisme dan tanaman; penyerapan dan proses transformasi nutrient oleh tumbuhan dan mikrorganisme; serta pemakanan dan kematian secara alami dari bakteri pathogen,” ungkap Irdika.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat