Lahan Basah Buatan Bisa Kurangi Cemaran Limbah Domestik
![Lahan Basah Buatan Bisa Kurangi Cemaran Limbah Domestik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/28a7b94e6effb0f3aa2fc60070b11c64.jpg)
CONSTRUCTED Wetland (Lahan Basah Buatan) dinilai cukup ideal dalam mengurangi limbah domestik, untuk memulihkan kerusakan lingkungan. Hal ini dijelaskan dari hasil kajian tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat melakukan pemetaan terkait manfaat dari constructed wetland di Taman Kehati Indramayu.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium terhadap sampel air, sedimen dan tumbuhan air di Rawa Taman Kehati Indramayu, lahan basah buatan terbukti mampu mengurangi pencemaran akumulasi dari lingkungan sekitarnya.
“Hal ini juga membuktikan bahwa lahan basah dengan vegetasi airnya berfungsi sebagai penjernih alami air limbah,” ujar Peneliti Konservasi Keanekaragaman Hayati BRIN Hendra Gunawan, Senin (20/6).
Dia menjelaskan, beberapa tumbuhan air sepeti Typha angustifolia, teratai ungu (Nymphaea nouchali), teratai putih (Nymphaea alba), kangkong air (Ipomoea aquatic), eceng gondok (Eleocharis dulcis), dan tapak dara air (Ludwigia Adscendens) yang tumbuh di taman kehati tersebut terbukti berfungsi mengakumulasi bahan pencemar logam seperti besi, tembaga, mangan dan lain sebagainya.
Hendra menambahkan, Taman Kehati Indramayu masih terhubung dengan laut Jawa dan saluran buangan air limbah domestik permukiman di sekitarnya. Dengan demikian, metode Constructed Wetland (Lahan Basah Buatan) sangat ideal untuk mengurangi limbah domestik.
Baca juga: DKI Ungkap Banyak Truk Tinja Buang Limbah Di Saluran Air
Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, Irdika Mansyur. Menurutnya, constructed wetland yang diintegrasikan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal domestik dan taman kehati, merupakan program Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK untuk pemulihan kerusakan lingkungan melalui peningkatan kualitas air dan kualitas tutupan lahan.
“Mekanisme di dalam constructed wetland mengendapkan partikel tersuspensi yang terdiri dari filtrasi dan presipitasi kimawi melalui kontak antara air buangan dengan substrat (tanah, pasir, kerikil pendukung tanaman); adsorpsi dan ion exchange pada lapisan permukaan tanaman, substrat, sedimen, dan litter; penguraian dan transformasi pollutant oleh mikroorganisme dan tanaman; penyerapan dan proses transformasi nutrient oleh tumbuhan dan mikrorganisme; serta pemakanan dan kematian secara alami dari bakteri pathogen,” ungkap Irdika.(OL-5)
Terkini Lainnya
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
KLHK dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Lestari
2 Ton Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Bali
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
Dunia Internasional Apresiasi Upaya RI dalam Penegakan Hukum Lingkungan
Menteri LHK Siti Nurbaya Teken Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund
Kementan Gandeng UGM dan IPB Ciptakan Varietas Unggul
Ini Daftar Pansel KPK, Tugas Rampung 24 Desember
Tingkatkan SDM di Papua, Pj Bupati Intan Jaya Gandeng IPB University
Populasi Lebah Kian Menurun, Ancaman bagi Rantai Makanan
Jelang Idul Adha, DKI Gandeng IPB Petakan Distribusi Hewan Kurban
Mentan Sebut Varietas Padi Unggul IPB 9G Mampu Dukung Ketahanan Pangan
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap