Wayang Orang Ngesti Pandowo Sajikan Lakon Kresna Duta
![Wayang Orang ‘Ngesti Pandowo’ Sajikan Lakon ‘Kresna Duta’](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/98db7174d1730e509c3d91a182298055.jpg)
SENI wayang memiliki pesona dan nilai yang tetap aktual. Namun perlu memadankan agar wayang dapat memainkan peranannya di masa kini.
Oleh karena itu, perlu dipikirkan bagaimana agar kesenian wayang lestari dan tetap ditonton.
Hal ini antara lain yang menjadi motif Panitia Tetap Teater Wayang Indonesia (Pantap TWI) - Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) mementaskan sejumlah grup wayang orang legendaris.
“Wayang tidak sekadar seni pertunjukan. Wayang adalah ekspresi nilai-nilai masyarakat. Membentuk identitas budaya bangsa,” ujar Penanggung Jawab Program Pantap TWI, Im. Rini Hariyani, SS., M.Hum, ketika hadir menyaksikan pementasan Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo, di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Minggu (26/6).
“Wayang juga memberi banyak ajaran, tuntunan, dan tatanan nilai kultural. Baik melalui representasi jalan cerita maupun citra para tokohnya,” ujar Rini.
WO Ngesti Pandowo menampilkan lakon “Kresna Duta.” Didukung para aktor dan aktris panggung antara lain; Sunarno (Prabu Mastwapati), Joko Suratno (Prabu Drupada), Wiradyo (Prabu Salya), A. Sri Paminto Widi Legawa (Prabu Kresna), M. Harrel Al-Zafar (Adipati Karna), Haryadi Dwi Prasetyo, S.Sn (Prabu Duryudana), Albela Mayarani Puspita, S.E. (Dewi Kunti), dan puluhan pemain lainnya.
Menurut Sunarno, sutradara pergelaran ini, “Kresna Duta” merupakan spirit penggambaran sosok ‘Pamomong’ berjiwa kesatria.
“Memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin. Berjuang menyelesaikan berbagai permasalahan dengan bijak, dan jiwa yang tulus,” jelas Sunarno.
“Sebuah penggambaran situasi dan kondisi kepemimpinan saat ini. Perlu sosok ‘Pamomong’ yang benar-benar bisa mengkondisikan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara dengan bijak. Sehingga tercipta suasana kondusif, damai dan sejahtera,” ujar Sunarno.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Humas Sena Wangi, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM., menjelaskan, tampilnya Wayang Orang Ngesti Pandowo merupakan pergelaran perdana, dari rencana empat grup wayang orang yang akan tampil di Pewayangan Kautaman Jakarta.
Grup yang akan tampil berikutnya, kata dia, adalah; “Rasa Rupa Wayang” (dari berbagai macam genre dan jenis wayang), “Wayang Orang Anak” (Mangkunegaran - Surakarta), dan “Wayang Topeng” (Jawa Timur).
“Keempat grup kesenian wayang ini akan mengisi kalender acara Pantap TWI, hingga penghujung tahun 2022 nanti,” terang Eny yang juga bertindak sebagai salah satu produser di pergelaran ini.
Menurut Eny, sejumlah grup wayang orang ada yang mampu bertahan selama puluhan dan bahkan ratusan tahun di tengah berbagai tumbuh kembangnya seni budaya global.
WO Sriwedari berdiri tahun 1911, WO LPP RRI Surakarta berdiri tahun 1934. WO Ngesti Pandowo berdiri tahun 1937, dan WO Bharata berdiri tahun 1972. Grup kesenian tradisional ini mampu bertahan hingga sekarang.
Kenapa bisa bertahan? “Salah satu nilai yang menjadi pemersatu para penggiatnya, adalah guyub-rukun dan persaudaraan,” ujar Eny.
Berkesenian memang erat kaitannya dengan etos; keyakinan, sikap, kepribadian, watak, karakter, dan kekuatan mental.
“Memiliki kemampuan; cakap; terampil, serta dapat diterima dan dipercaya. Ini kunci ketahanan,” tegas Eny.
Ir. Retno Irawati, juga Produser di pergelaran ini menyampaikan, seni tradisional harus menyamakan irama di tengah perubahan yang disebabkan berbagai faktor obyektif.
Grup-grup kesenian yang ditampilkan di Teater Wayang Indonesia (TWI) menurutnya, harus berorientasi pada karya berkualitas, agung dan adiluhung. Oleh karena itu, proses dan selektivitas menjadi keharusan.
“Ini menjadi keharusan agar kesenian tradisi tetap dikenali generasi abad ini. Tampil di TWI bersifat pembinaan, pemanfaatan, perlindungan, sekaligus menjadi bagian dari proses mencerdaskan bangsa, dan meningkatkan kesejahteraan seniman,” ujar Retno.
WO Ngesti Pandowo didirikan di Madiun oleh Sastro Sabdho pada tanggal 1 Juli 1937.
Konsep pertunjukan pada awalnya memadukan unsur Wayang Orang Keraton (WO Pendhapa) dengan Teater Barat.
Hadirnya WO Ngesti Pandowo bagian dari upaya menanamkan rasa cinta pada seni tradisi. Memberi hiburan alternatif kepada masyarakat.
Pada masa awal berdirinya WO Ngesti Pandowo tidak hanya digemari masyarakat Jawa, tetapi juga orang-orang Belanda dan keturunan Tionghoa.
WO Ngesti Pandowo lokasi pentasnya di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Bertindak sebagai Kurator pergelaran ini, Drs. Suryandoro, Sumari, S.Sn, MM, Agus Prasetyo, S.Sn, dan Nanang Hape, S.Sn, serta Djoko Muljono, S.H, selaku Ketua Pengurus Grup Wayang Orang Ngesti Pandowo.
Ringkasan Cerita “Kresna Duta”
“Kresna Duta” menceritakan tentang kekalahan Pandawa dalam permainan dadu melawan Kurawa. Hal ini membuat mereka kehilangan Negeri Indraprasta. Menjalani 12 tahun masa pembuangan dilanjutkan setahun penyamaran di kota besar.
Di saat Pandawa konsisten sebaliknya Duryudana ingkar. Ia menolak mengembalikan Indraprasta. Prabu Drupada mewakili Pandawa untuk mengingatkan Duryudana tapi tidak berhasil. Dewi Kunti ikut mengingatkan, namun upaya tersebut juga gagal. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Dere Gelar Pentas Rubik Rayakan 4 Tahun Bermusik
Ratusan Penari bersiap Tampil di Pagelaran Sabang Merauke
Soroti Budaya Pewayangan, Pemimpin Indonesia Diharapkan Paham Nilai Budaya Nusantara
Video Game Concert Addie MS Twilite Orchestra Digelar Kembali Akhir Juli di Istora Senayan Bertema Festival
Long March LabsProject SMA Labschool Jakarta Memeriahkan CFD Sudirman
Mengasah Bakat dan Membangun Kerja Sama di Binus School Simprug lewat Pertunjukan Entranced
Mendorong Perubahan Melalui Kesenian
Meriahkan Hari Ibu, Demono Luncurkan Buku dan Galeri Seni
Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika
Art Jakarta Gardens Suguhkan Karya Seni Patung
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Kemenparekraf Apresiasi Sinergi Mutualisme di Desa Wisata Matano Iniaku
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap