IDAI Sebut Campak, Rubella, dan Difteri Masih Jadi Ancaman
ANGGOTA Satgas Imunisasi Anak PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Soedjatmiko mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.
"Kita jangan lengah, jangan terlalu sibuk dengan covid-19, karena selalu ada campak, rubella, dan difteri yang setiap tahun mengancam anak, cucu, adik, dan ponakan kita," kata Soedjatmiko saat konferensi pers virtual Ayo Sukseskan BIAN 2022, dikutip Kamis (30/6).
Di 2021, ada 25 provinsi yang meningkat kasus penyakit campak dan rubellanya. Pada 2022, walaupun baru 14 provinsi, tapi kalau tidak segera dicegah maka bisa menyebar lebih luas lagi," lanjut dia.
Baca juga: Imunisasi Anak, Tanda Sayang Orang Tua yang Peduli
Soedjatmiko menjelaskan, bahaya campak tidak hanya demam, batuk, pilek, sesak, dan bintik merah, tapi juga bisa mengakibatkan pneumonia atau radang paru, kejang, radang, otak, bahkan kematian.
Bahkan, kata dia, sebanyak 2.853 bayi mengalami radang paru dan 571 bayi mengalami kejang dan radang otak karena campak selama periode 2012 hingga 2017.
"Jadi, penyakit campak berbahaya. Bukan sekadar merah-merah, tapi kalau menyerang otak akan menyebabkan radang otak dan meninggal, sedangkan kalau sembuh dia akan cacat," kata Soedjatmiko.
Sementara mengenai rubella, Soedjatmiko mengatakan, pada periode 2012-2018 di rumah sakit tipe A, sebanyak 1.660 bayi cacat akibat penyakit tersebut.
Saat rubella menyerang ibu hamil, janin yang dikandungnya mengalami kelainan jantung (79,5%), buta akibat katarak (67,6$), keterbelakangan mental (50%), otak tidak berkembang (48,6%), dan tuli (31,1%).
"Kalau dia lahir cacat karena rubella, maka sampai umur 8 tahun dibutuhkan biaya Rp600 juta. Hanya sebagian kecil yang ditanggung JKN dan BPJS. Jadi bayangkan betapa berat bebannya," imbuh Soedjatmiko.
Sedangkan mengenai difteri, Soedjatmiko mengatakan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada Februari 2022, ada 23 kabupaten dan kota di 10 provinsi yang terdampak penyakit tersebut.
Menurut Soedjatmiko, difteri, jika menyerang tenggorokan, akan menyumbat saluran nafas. Selain itu, kuman difteri juga dapat mengeluarkan racun yang akan merusak otot jantung.
"Sehingga, meninggalnya ada dua kemungkinan, karena sumbatan jalan nafas atau otot jantungnya rusak. Penyakit ini mengenai sampai umur remaja, 15 tahun, bahkan dewasa juga bisa kena,' kata Soedjatmiko.
Soedjatmiko mengatakan, dampak fatal dari penyakit-penyakit tersebut dapat dialami jika seseorang tidak pernah melakukan imunisasi atau tidak melengkapi imunisasi.
Sayangnya, kata dia, sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, cakupan imunisasi campak, rubella, dan difteri menurun drastis.
Oleh karena itu, Soedjatmiko mengajak para orangtua untuk melengkapi imunisasi anak agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit-penyakit tersebut.
"Bayangkan kalau misalnya nanti sekolah tatap muka, sebagian besar tidak terlindungi oleh imunisasi, maka akan terjadi KLB yang hebat sesudah covid-19," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Ini Perbedaan Penyakit Campak dan Alergi, Kamu Sudah Tahu?
Wabah Campak Tewaskan 42 Orang di Nigeria
154 Juta Jiwa Terselamatkan Berkat Imunisasi Global dalam 50 Tahun Terakhir, Mayoritasnya Anak-Anak
5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak
MSD Ajak Orangtua Imunisasi Anak untuk Cegah Campak, Gondongan, dan Rubela
Imunisasi Anak, Tanda Sayang Orang Tua yang Peduli
Vaksinasi Difteri Tetanus Beri Kekebalan Tambahan Terhadap Covid-19
Kasus Difteri di Jakarta Meningkat, Dinkes Sebut Masih Terkendali
Dinkes DKI Lakukan Surveilans Kasus Difteri
Imunisasi Difteri di Jawa Barat Baru 43,89 Persen
Garut KLB Difteri, Kemenkes Beri Cara Pencegahan Difteri ke Daerah Lain
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap