Azotobacter si Bakteri Baik
![Azotobacter si Bakteri Baik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/9660bab795d6252add96f8925c746606.jpeg)
BIOREMEDIASI atau penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan seperti logam berat bisa dilakukan untuk memulihkan lingkungan. Pasalnya, tanah yang terkontaminasi logam berat mengandung racun yang membahayakan tanaman dan rantai makanan, termasuk kepada manusia.
Bioremediasi ini mampu mengubah pergerakan logam berat di dalam tanah supaya tidak dapat diambil oleh tanaman. Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Reginawati Hindersah mengatakan salah satu mikrooganisme yang bisa digunakan sebagai bioremediasi ialah Azotobacter.
Azotobacter biasa digunakan di bidang pertanian untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bakteri ini dapat menggunakan nitrogen di alam, meningkatkan kesuburan tanah, dan merangsang pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Anak Disabilitas Dua Kali Lipat Lebih Rentan Alami Kekerasan Seksual
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Kasus, Prokes dan Booster Wajib Ditegakkan Kembali
Dia mampu bertahan di tempat kering karena membentuk sista, dan bisa menyintesis eksopolisakarida dari gula. “Eksopolisakarida dan juga keberadaan sista menyebabkan Azotobacter ini banyak sekali yang tahan terhadap logam berat,� jelasnya dilansir dari laman Unpad.
Selain eksopolisakarida, Prof Regina juga menyebutkan bahwa Azotobacter dapat bertahan pada logam berat karena menghasilkan pigmen dan kapsul atau lendir di permukaan Azobacter.
Terdapat dua mekanisme pada penggunaaan Azotobacter. Yang pertama ialah adanya ikatan ionik. Gugus-gugus fungsional bermuatan negatif pada eksopolisakardia bisa mengikat logam berat yang umumnya bermuatan positif sehingga tidak bisa bergerak di dalam tanah.
"Logam berat di dalam tanah yang bergerak menjadi bahaya karena menyebabkan toksisitas pada tanaman atau makhluk hidup lainnya,� imbuhnya.
Untuk mekanisme yang kedua, Azotobacter bisa menggerakan logam berat tanah dan diambil oleh tanaman fitoremediasi, atau tanaman yang khusus ditanam untuk mengekstrak logam berat di dalam tanah. Pergerakan ini dapat terjadi jika logam berat ini diikat dan membentuk Chelate EPS-(Heavy) Metal atau adanya ikatan koordinasi.
Spesies Azotobacter ini ada di mana-mana, baik di tanah netral dan tanah basa lemah, tetapi tidak di tanah asam. Mereka juga ditemukan di tanah Arktik dan Antartika meskipun iklimnya dingin. Di tanah kering, Azotobacter dapat bertahan hidup dalam bentuk kista hingga 24 tahun. (H-2)
Terkini Lainnya
Pembangunan Kawasan TOD di Tebet Dipercepat
Pola Pikir Positif Bantu Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru
ADB Dukung Bisnis Pabrik Daur Ulang Alba Tridi
Definisi Orientasi Adalah? Kenali Proses dan 9 Contoh Kegiatan yang Menarik
Kuis Hari Bumi: Buktikan seberapa baik Kamu Mengenal Planet Kita!
Anggota Pandawara Dapatkan Vaksinasi Gratis Influenza dari Bio Farma
Teknologi Ramah Lingkungan Percepat Terwujudnya Mobilitas Berkelanjutan
11 Tips Membuat Rumah Ramah Lingkungan
10 Kiat Bangun Rumah Ramah Lingkungan yang Bisa Dicoba
Miliki Agrowisata, UMSU akan Menjadi Percontohan Kampus Hijau di Indonesia
PosIND Goes Green Bantu Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap