visitaaponce.com

Atasi Kebotakan dengan Tanam Rambut, Perhatikan Hal-Hal Ini

Atasi Kebotakan dengan Tanam Rambut, Perhatikan Hal-Hal Ini
Ahli transplantasi rambut dr. Farmanina melakukan penanaman rambut pada pasiennya.(Ist/farmaninaclinic)

RAMBUT rontok, menipis, apalagi sampai botak, kerap kali merisaukan. Bagaimana tidak, kondisi tersebut membuat penampilan kurang optimal, rasa percaya diri dan kualitas hidup pun bisa menurun karenanya.

Tapi tak perlu khawatir. Beragam cara bisa dilakukan untuk mengatasinya, termasuk yang sedang tren, yakni tanam rambut.

Penanaman rambut atau transplantasi rambut terbukti efektif mengatasi kebotakan. Hasilnya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan perawatan lain.

Baca juga : Rambut Rontok 60-100 Helai per Hari, Saatnya Konsultasi ke Dokter

Tapi perlu dipahami, prosedur ini harus dilakukan dengan langkah benar, mulai dari pra-penanaman, saat penanaman, hingga perawatan pasca-penanaman rambut.

Dokter ahli di bidang transplantasi rambut dari Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM), menjelaskan, tranplantasi rambut harus dilakukan menggunakan rambut si pasien sendiri. C

aranya, sebagian rambut pasien beserta akar rambutnya diambil untuk ditanam di area kebotakan. Rambut yang diambil berasal dari bagian belakang kepala yang normalnya memang lebih lebat dibanding area lain.

Baca juga : Mencegah Kekambuhan Leukemia pada Anak

“Jadi, pasien perlu dicek lebih dulu apakah jumlah rambut yang akan diambil jumlahnya cukup dan kondisinya baik atau tidak. Sebab, hanya rambut dengan akar yang sehat yang akan ditanam,” ujar dr. Farmanina dalam keterangan pers tertulis, Sabtu (23/7).

Jika kondisinya dinilai belum memungkinkan, pasien disarankan menjalani perawatan untuk melebatkan dan menyehatkan rambutnya lebih dulu, contohnya dengan terapi Platelet Rich Plasma (PRP).   

Setelah tahap persiapan beres, proses berikutnya ialah pengambilan dan penanaman rambut. Prosesnya dilakukan dengan bantuan mesin khusus.

Baca juga : Transplantasi Rambut Tidak Perlu Terbang ke Luar Negeri

Sebelumnya, pasien mendapat anestesi lokal sehingga tetap nyaman selama proses transplantasi.

Setelah transplantasi selesai dilakukan, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasien sementara waktu. Misalnya, memakai topi dan melakukan aktivitas yang bisa memicu keringat di kepala, seperti olahraga berat dan konsumsi makanan pedas.

Kontrol rutin juga perlu dilakukan setiap bulan selama enam bulan untuk memantau dan memastikan rambut yang ditanam tumbuh dengan baik.

Baca juga : Indonesia Belum Pengalaman Transplantasi Hati untuk Kasus Emergensi

Dokter Farmanina mengingatkan, transplantasi rambut idealnya ditangani oleh orang yang benar-benar ahli, sejak tahap persiapan hingga perawatan setelah transplantasi.

Jika tidak, hasilnya bisa-bisa tak sesuai harapan. Misalnya, rambut yang ditanam tidak tumbuh, atau tumbuh tapi tidak merata, arahnya tidak natural sehingga terlihat aneh, sulit disisir /diatur.

“Jika transplantasi rambut tidak dilakukan oleh ahlinya, hasilnya rambut tidak akan tumbuh secara natural dan sempurna, bahkan bisa menyebabkan bekas luka yang permanen di area kepala,” ujar dr. Farmanina.

Baca juga : Hepatitis Akut, IDAI Minta Suspek Disolasi dalam Pengawasan Ketat

Ia sendiri cukup sering mendapatkan pasien yang menjalani prosedur tanam rambut namun kurang puas dengan hasilnya.

“Sekitar 30% dari total pasien yang saya tangani ingin melakukan re-touch atau transplantasi rambut ulang karena kurang puas setelah melakukan transplantasi rambut di luar negeri,” kata dokter yang telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut itu.

Metode DHI

Baca juga : Kesadaran Masyarakat Terkait Penyakit Kanker Masih Rendah

Sebetulnya, tak perlu ke luar negeri untuk tanam rambut. Menurut dr. Farmanina, teknologi penanaman rambut yang diterapkan di Indonesia juga tak kalah canggih.

Di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic misalnya, penanaman rambut dilakukan menggunakan metode Direct Hair Implantation (DHI). Direct Hair Implantation (DHI) adalah sebuah teknik restorasi rambut di bawah naungan DHI Global Medical Group yang didirikan pada 1970 di Athena, Yunani.

Berpengalaman selama 52 tahun dibidang transplantasi rambut, DHI Global Medical Group telah menangani ratusan ribu pasien di 70 kliniknya di seluruh dunia.

Baca juga : 5 Cara Merawat Rambut agar Tumbuh Subur dan Sehat Alami

Saat ini, DHI merupakan metode transplantasi rambut terbaik dunia dengan tingkat keberhasilan hingga 97%. Hasilnya natural dan tidak meninggalkan bekas.

“Kedalaman dan arah penanaman rambut yang terukur saat menggunakan metode DHI memberikan angle yang baik. Oleh karena itu, DHI memberikan hasil yang natural. Dengan teknik DHI, hampir tidak ada rasa sakit,” terang dr. Farmanina yang menjadi perwakilan dan pemegang lisensi utama DHI Medical Group di Indonesia.

Ia menambahkan, di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI.

Klinik ini juga memberikan jaminan layanan perawatan setelah transplantasi rambut selama 18 bulan. (Nik/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat