visitaaponce.com

Diduga Malpraktik Hingga Bayi Meninggal, PERSI Akan Minta Klarifikasi RSUD Jombang

Diduga Malpraktik Hingga Bayi Meninggal, PERSI Akan Minta Klarifikasi RSUD Jombang
PELAYANAN RS: RSUD Jombang diduga melakukan malpraktik terhadap proses persalinan seorang ibu hingga bayinya meninggal dunia.(ANATARA/ Istimewa)

KASUS dugaan malpraktik di RSUD Jombang, Jawa Timur yang menyebabkan seorang bayi meninggal dunia karena penanganan prapersalinan yang tidak prosedural viral di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyatakan akan meminta klarifikasi ke pihak RSUD Jombang.

Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Anjari Umarjiyanto mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan penelusuran kasus malpraktik yang diduga dilakukan RSUD Jombang tersebut. “Kami sedang melakukan proses penelusuran dan klarifikasi ke pihak rumah sakit untuk mendapatkan fakta dan informasi lebih lengkap. Kami juga sudah japri akun Twitter @Min Desiyaa yang mencuitkan info tersebut,” kata Anjari kepada Media Indonesia, Senin (1/8).

Dalam unggahan akun @mindesiyaa disebutkan bahwa pihak RSUD Jombang tersebut memaksa seorang ibu untuk melahirkan normal. Sementara pihak Puskesmas Jombang telah merujuk untuk dilakukan tindakan operasi cesar karena kondisi yang tidak memungkinkan jika persalinan normal. “Kami turut prihatin dengan kejadian itu jika benar terjadi, dan turut berduka cita untuk keluarganya,” tambah dia.

Sementara ini, kata Anjari, PERSI belum bisa menanggapi secara keseluruhan karena pihaknya harus memastikan terlebih dahulu kebenaran dari informasi tersebut. “Untuk pertanyaan lain, kami akan sampaikan tanggapan setelah kami mendapatkan informasi yang lengkap dan cukup dari berbagai pihak,” ujar dia.

Sebelumnya, pada Minggu (31/7) akun twitter bernama @MinDesiyaa memposting pengalaman istri adik sepupunya yang melahirkan di RSUD Kabupaten Jombang. Dalam utas itu disebutkan adiknya mengalami kontraksi hebat sejak Kamis, (28/7) dan langsung berkonsultasi ke puskesmas. Saat itu juga puskesmas memberik rujukan untuk ke rumah sakit untuk dilakukan operasi cesar, karena puskesmas tersebut tidak memiliki fasilitas yang memadai.

“Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh dokter dipukesmas memutuskan untuk merujuk Ria ke rumah sakit dengan diantar salah satu perawat pukesmas. Sesampainya dirumah sakit perawat pukesmas sudah memberikan surat rujukan tersebut agar Ria segera ditangani operasi, namun pihak rumah sakit menolak tindakan tersebut dan menyarankan agar Ria lahiran normal. Ria yg saat itu memang sudah tidak kuat menolak saran lahiran normal dari rumah sakit, tp pihak rumah sakit tetap memaksa dan pada akhirnya Ria mau tidak mau mengikuti prosedur rumah sakit,” kata akun @MinDesiyaa dalam cuitannya.

“Namun pihak rumah sakit menolak tindakan tersebut dan menyarankan agar Ria lahiran normal. Ria yg saat itu memang sudah tidak kuat menolak saran lahiran normal dari rumah sakit, tp pihak rumah sakit tetap memaksa dan pada akhirnya Ria mau tidak mau mengikuti prosedur rumah sakit. Namun semua itu gagal dan pada akhirnya dokter mengambil jalan untuk memotong kepala bayi karena bayi sudah meninggal karena terlalu lama terjepit lehernya. Setelah dipotong leher kembali dijahit dan bayi dikebumikan dengan layak oleh ayahnya,” tulisnya.

“Thread ini aku buat karena kluargaku hanya bisa pasrah, mau nuntut pun, kita gak tau jalur nya dan pastinya membutuhkan biaya yg tidak sedikit. Sedangkan Ria masih proses pemulihan dirumah sakit dan lagi lagi dapat omongan pedas dari perawat karena dari faskes kelas 3. Minta doanya agar Bulan ditempatkan di surga Allah, dan Ria segera pulih,” pungkas dia. (H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat