Ternyata Konstruksi Rumah Adat Sasak Bayan Tahan Gempa yang Sarat Simbol Islam
![Ternyata Konstruksi Rumah Adat Sasak Bayan Tahan Gempa yang Sarat Simbol Islam](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/6ec0e77bdd81f86119093c2ce2f941fc.jpg)
RUMAH adat Bale Bayan yang dimiliki masyarakat adat Sasak Bayan di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, ternyata memiliki konstruksi sebagai rumah yang tahan gempa.
Rumah adat ini juga disebut sebagai bangunan rumah tradisional dari hasil peninggalan akumulasi pengetahuan lokal masyarakat sejak lama yang berhasil menggabungkan faktor ekologis dan geografis serta struktur fisik bangunan yang tahan terhadap gempa bumi. Tidak heran pada bencana gempa bumi Lombok tahun 2018 lalu, sebagian besar rumah Bale Bayan tetap kokoh berdiri. Sedangkan sebagian besar rumah-rumah modern luluh lantak digoyang gempa.
Adalah mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari Adji Saiddinullah (Geografi 2019), Herkin Yossyafaat (Hukum 2020), Ubaidillah Hanif (Fisipol 2020), dan Rhiza Perdana Aldeansyah (Sekolah Vokasi 2020) dengan dosen pembimbing Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA melakukan riset untuk mengkaji nilai-nilai ilmiah kearifan lokal Bale Bayan pada masyarakat adat Sasak Bayan, Lombok Utara.
Adji Saiddinullah mengatakan ketertarikan mereka melakukan riset dilatarbelakangi atas kekokohan rumah adat Bale Bayan dari terjangan gempa. Disamping mengkaji tingkat kekokohannya, tim mahasiswa juga melakukan kajian soal kearifan lokal yang tumbuh pada masyarakat adat tersebut.
Namun begitu, nilai kearifan lokal Bale Bayan, kata Adji kini mulai tergerus oleh modernisasi pembangunan dengan masifnya pembangunan rumah-rumah modern. "Kami ingin menguak fakta-fakta ilmiah dari kearifan lokal Bale Bayan sebagai upaya peneguhan eksistensi kearifan lokal ini
di tengah modernisasi pembangunan," ujar Adji selaku ketua tim, Jumat (2/8).
Kearifan lokal Bale Bayan menurut Adji mempunyai peran penting dalam pengurangan risiko bencana gempa bumi. Apabila ditinjau dari konteks pengurangan risiko bencana, rumah Bale Bayan mengandung nilai-nilai mitigasi bencana struktural dan non-struktural.
Mitigasi bencana non-struktural terwujud dalam empat dimensi meliputi nilai, pengetahuan, pengambilan keputusan, dan solidaritas kelompok yang terbentuk pada kehidupan masyarakat adat Sasak Bayan.
Sementara itu, dari sisi mitigasi bencana struktural terwujud melalui konstruksi fisik bangunan rumah adat Bale Bayan yang tahan gempa.
Berbeda dengan rumah-rumah modern, imbuhnya, rumah adat Bale Bayan mengandung nilai-nilai filosofis yang berangkat dari pengalaman historis antar generasi. Salah satunya ialah masyarakat adat meyakini keberadaan Tuhan sebagai pencipta dan penguasa alam semesta yang teraktualisasi dalam struktur bangunan rumah di mana terdapat 6 tiang penyangga inan bale yang merepresentasikan rukun iman, 5 tiang penyangga di tiap sisi luar rumah yang merepresentasikan rukun Islam, dan satu tiang yang menjulang tinggi di bagian inan bale yang menunjukkan bahwa Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
"Ditinjau dari analisis struktural tektoniknya, kekuatan struktur rumah adat Bale Bayan dimodelkan untuk tiap elemen penyusunnya dan dianalisis sehingga diperoleh hasil bahwa struktur penyusun Bale Bayan aman terhadap gempa," kata Adji.
Di tengah masifnya pembangunan rumah modern di kawasan perkampungan Sasak Bayan, menurut pandangan Adji, nilai kearifan lokal rumah adat Bale Bayan dapat menjadi acuan model pembangunan rumah tahan gempa di Lombok Utara. Harapannya melalui riset ini dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun kebijakan dengan memperhatikan kearifan lokal sebagai langkah efektif pengurangan risiko bencana gempa bumi.
Selain itu, kata Adji, riset yang dilakukan tim mereka diharapkan memiliki kontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek membangun pemukiman yang inklusif, aman, tahan lama, dan berkelanjutan. “Kajian ini sangat potensial menjadi rujukan penyusunan kebijakan pembangunan berbasis kearifan lokal di Indonesia," katanya. (OL-13)
Baca Juga: Bangau Kreasi Mahasiswa UGM Mampu Usir Bakteri dan Tungau
Terkini Lainnya
Bandara Lombok Tambah Rute Penerbangan Internasional ke Kuala Lumpur
Tradisi Memanggil Hujan Suku Sasak
Paranormal dan Arkeolog Dilibatkan Cari Situs Kuno Suku Sasak
Gempa di Bolaang Mongondow Sulut Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi
Viral Kisah Jonatan Christie Dapat Rezeki 10 Kali Lipat Setelah Bangun Masjid
Gempa M7,1 di Laut Utara Lombok Tidak Berpotensi Tsunami
BNPB Data Ulang Warga yang belum Terima Bantuan Bencana
Berempati, Pemkab Pidie Jaya Bantu Lombok
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap