visitaaponce.com

Pemberian Vaksin Booster Perlu Dilakukan Setahun Sekali

Pemberian Vaksin Booster Perlu Dilakukan Setahun Sekali
Petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin covid-19 dosis booster.(Antara)

MASYARAKAT perlu mendapatkan vaksin covid-19 dosis booster yang berkelanjutan. Hal itu merupakan kesimpulan dari studi yang dilakukan 22 ahli penyakit menular internasional independen dari Asia dan Amerika Latin. 

Berdasarkan penelitian tersebut, pemberian booster dapat diberikan kepada populasi umum selama satu tahun sekali. Lalu, setiap enam bulan sekali untuk kelompok rentan, seperti lansia dan orang yang memiliki penyakit kronis.

"Data booster sangat penting untuk menginformasikan strategi vaksinasi saat peralihan dari pandemi ke endemi, baik itu vaksin tahunan bagi kebanyakan orang, atau setiap enam bulan bagi yang rentan," kata Diretur Oxford Clinical Research Unit di Vietnam Guy Thwaites dalam konferensi pers, Kamis (8/9).

Baca juga: Siap Produksi IndoVac, Bio Farma Perkuat Kemandirian Farmasi Indonesia

Menurutnya, setelah periode tiga bulan pemberian vaksin, efektivitasnya akan sedikit berkurang. Hal itu akan mengancam kenaikan kasus covid-19. Apalagi, masih ada potensi penyebaran varian Omikron di tengah masyarakat.

Data terbaru menunjukkan bahwa sebenarnya semua jenis vaksin booster ampuh dalam mengatasi tingkat keparahan dan mencegah kematian akibat covid-19. Namun, jenis vaksin yang dianjurkan ialah AstraZeneca atau vaksin mRNA.

Baca juga: Indeks Pembangunan Literasi di Indonesia Terus Meningkat

"Publikasi terbaru menunjukkan bahwa tiga dosis apapun, termasuk vaksin AstraZeneca, sangat efektif dalam melindungi dampak terparah akibat Omikron, yakni mencapai 84,8%-89,2%. Termasuk, tiga dosis dari vaksin mRNA juga menunjukkan efektivitas yang setara," imbuhnya.

Adapun vaksin AstraZeneca merupakan vaksin viral vector, yang berarti versi dari virus yang tidak dapat menyebabkan penyakit digunakan sebagai bagian dari vaksin. Sehingga, jika tubuh terkena virus yang sebenarnya, nantinya dapat melawan.

Dokter spesialis paru dari Universitas Indonesia Erlina Burhan menyoroti infeksi omikron yang dominan secara global. Menurutnya, penting untuk memahami bagaimana vaksin yang paling banyak digunakan, dapat melindungi orang dari varian covid-19 paling menular.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat