Penderita Lupus Diminta tidak Konsumsi Suplemen Penguat Imun
![Penderita Lupus Diminta tidak Konsumsi Suplemen Penguat Imun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/b9d52ed8a1168d7b2b6c803238b40c56.jpg)
KONSUMSI suplemen yang memiliki klaim menguatkan sistem imun sebaiknya dihindari dalam pengobatan lupus atau pengobatan individu yang berisiko terserang lupus secara genetik.
"Konsumsi suplemen yang memiliki klaim meningkatkan kekebalan tubuh itu sebaiknya dihindari," kata dokter spesialis penyakit dalam-konsultan reumatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), RM Suryo Anggoro KW dalam seminar RSCM terkait Lupus yang diikuti secara daring, Senin (13/5).
Suryo mengatakan dalam lupus terdapat sistem imun yang salah mengenali sesuatu sebagai penyakit, sehingga organ tubuh sendiri pun ikut diserangnya.
Baca juga : Ini 11 Pertanyaan untuk Mendeteksi Apakah Anak Anda Menderita Lupus
"Maka obat yang dianjurkan adalah obat-obatan yang menekan sistem imun supaya itu tidak menyerang tubuh sendiri," kata Suryo.
Lupus biasanya didiagnosis antara usia 15 hingga 44 tahun dan berlangsung seumur hidup.
Lupus lebih sering terjadi pada perempuan dengan hampir 90% penderitanya adalah perempuan, sementara hanya 10% laki-laki yang terdiagnosis penyakit ini.
Baca juga : Gejala Lupus pada Anak Lebih Gawat Ketimbang pada Orang Dewasa
Suryo mengatakan terdapat satu titik ketika kondisi gejala penyakit lupus terlihat minimal, kondisi itu dinamakan remisi. Namun, kondisi remisi pada lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat.
"Ketika sudah remisi itu, bukan berarti obatnya setop. Akan perlu dipertahankan sampai jangka waktu tertentu yang remisinya terus-menerus, barulah dosisnya bisa kita turunkan atau mungkin suatu saat bisa dihentikan," kata Suryo.
Suryo berharap pasien penyintas lupus tetap menjaga kondisi tubuh agar gejala penyakitnya tidak muncul kembali, dan meneruskan masa pengobatan dengan berkonsultasi ke dokter.
"Tentu kalau ada keluhan, berobat ke dokter umum dulu begitu ya. Nanti mereka yang akan menentukan itu (pengobatannya) ke arah penyakit tertentu atau tidak, atau pasien dirujuk ke faskes berikutnya," kata Suryo.
Pengobatan lupus dilakukan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap