visitaaponce.com

Penderita Lupus Diminta tidak Konsumsi Suplemen Penguat Imun

Penderita Lupus Diminta tidak Konsumsi Suplemen Penguat Imun
Ilustrasi(Freepik)

KONSUMSI suplemen yang memiliki klaim menguatkan sistem imun sebaiknya dihindari dalam pengobatan lupus atau pengobatan individu yang berisiko terserang lupus secara genetik. 

"Konsumsi suplemen yang memiliki klaim meningkatkan kekebalan tubuh itu sebaiknya dihindari," kata dokter spesialis penyakit dalam-konsultan reumatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), RM Suryo Anggoro KW dalam seminar RSCM terkait Lupus yang diikuti secara daring, Senin (13/5).

Suryo mengatakan dalam lupus terdapat sistem imun yang salah mengenali sesuatu sebagai penyakit, sehingga organ tubuh sendiri pun ikut diserangnya.

Baca juga : Ini 11 Pertanyaan untuk Mendeteksi Apakah Anak Anda Menderita Lupus

"Maka obat yang dianjurkan adalah obat-obatan yang menekan sistem imun supaya itu tidak menyerang tubuh sendiri," kata Suryo.

Lupus biasanya didiagnosis antara usia 15 hingga 44 tahun dan berlangsung seumur hidup.

Lupus lebih sering terjadi pada perempuan dengan hampir 90% penderitanya adalah perempuan, sementara hanya 10% laki-laki yang terdiagnosis penyakit ini.

Baca juga : Gejala Lupus pada Anak Lebih Gawat Ketimbang pada Orang Dewasa

Suryo mengatakan terdapat satu titik ketika kondisi gejala penyakit lupus terlihat minimal, kondisi itu dinamakan remisi. Namun, kondisi remisi pada lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat.

"Ketika sudah remisi itu, bukan berarti obatnya setop. Akan perlu dipertahankan sampai jangka waktu tertentu yang remisinya terus-menerus, barulah dosisnya bisa kita turunkan atau mungkin suatu saat bisa dihentikan," kata Suryo.

Suryo berharap pasien penyintas lupus tetap menjaga kondisi tubuh agar gejala penyakitnya tidak muncul kembali, dan meneruskan masa pengobatan dengan berkonsultasi ke dokter.

"Tentu kalau ada keluhan, berobat ke dokter umum dulu begitu ya. Nanti mereka yang akan menentukan itu (pengobatannya) ke arah penyakit tertentu atau tidak, atau pasien dirujuk ke faskes berikutnya," kata Suryo.

Pengobatan lupus dilakukan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat