visitaaponce.com

Pengemasan Aseptik, Teknologi yang Bikin Makanan Awet dan Steril

Pengemasan Aseptik, Teknologi yang Bikin Makanan Awet dan Steril
Ilustrasi(Dok.mi)

PERUBAHAN gaya hidup turut dipengaruhi oleh kebiasaan makanan dan minum yang serba praktis dan ringkas. Teknologi pengemasan aseptik menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Karena teknologi pengemasan aseptik ini, proses memasak juga semakin praktis dan bebas ribet karena apa yang dimasukkan ke dalamnya tetap awet dan steril, salah satu contohnya susu segar maupun santan.

Banyak makanan yang menggunakan santan sebagai bahan bakunya. Mulai dari rendang, opor, sayur lodeh, gulai, cendol, bubur kacang hijau hingga kolak. Namun, sulitnya mendapatkan buah kelapa tua yang sudah diparut menjadi masalahnya. Produk santan instan kemasan menjadi solusinya.

Manager Food Protection Support Tetra Pak Indonesia, Lisa Suhanda mengatakan sebagian besar santan kemasan yang ada di Indonesia saat ini telah menggunakan teknologi kemasan aseptik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Dengan pengemasan aseptik, maka kemasan susu, jus, atau santan tetap higienis.

“Dalam pengemasan aseptik itu, ada proses UHT yang bisa melindungi produk santan kelapa yang dikemas secara higienis. Sehingga memungkinkan untuk menjaga kebaikan dan nutrisi dari santan kelapa,” kata Lisa dalam diskusi tentang teknologi aseptik di Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, teknologi UHT (ultra hugh temperature) ini memastikan bahwa produk santan kelapa telah dipanaskan hingga 140 derajat Celsius selama 8-15 detik untuk mencapai kondisi sterilitas komersial. "Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri berbahaya serta mikroorganisme lainnya,” sambung Lisa.

Dalam kemasan aseptik, kata Lisa juga terdapat 6 lapis kemasan yang berfungsi menjaga kandungan alami santan serta mencegah santan cepat basi. “Lapisan-lapisan ini juga memastikan umur simpan santan bisa lebih lama tanpa menghilangkan rasa dan tekstur alaminya,” ujar dia.

Enam lapis yang dimaksud Lisa yakni, polietilen (menghambat air dari luar, melindungi cetakan), kertas (media cetak, memberi kekuatan dan stabilitas kemasan), polietilen (lapisan untuk merekatkan alufo pada kertas), aluminium foil (barrier terhadap O2, flavor, cahaya), polietilen (lapisan untuk merekatkan dan barrier air), dan polietilen (untuk menutup kotak dalam lingkungan bahan pangan cair).

Karena santan kemasan merupakan santan kelapa asli dan murni, maka Lisa menyarankan agar setiap produk santan yang telah dibuka harus dikonsumsi segera.

“Tapi kalau misalnya belum dibuka, ya aman. Dia bisa bertahan sekitar 9-10 bulan di suhu ruang. Tapi, kalau sudah dibuka, dia sudah harus segera dikonsumsi dalam satu hari di suhu ruang. Tapi kalau suhu kulkas bisa bertahan sampai 3-4 hari. Setelah itu biasanya sudah rusak atau basi,” jelas Lisa. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat