IDI Minta Nakes Tetap Waspadai Perkembangan Kasus Cacar Monyet
![IDI Minta Nakes Tetap Waspadai Perkembangan Kasus Cacar Monyet](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/b1d037292b646aeb2efd9a7b69aeb268.jpg)
PENGURUS Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta tenaga kesehatan (nakes) untuk selalu waspada terhadap perkembangan virus cacar monyet atau monkeypox (MPXV). Sekalipun, kasus monkeypox masih landai dan 1 kasus konfirmasi sudah dinyatakan sembuh.
"Nakes diharapkan tetap update, waspada dengan gejala. Kemudian, bagaimana mengidentifikasi, karena jika lalai akan bahaya. Apalagi, jika tiba-tiba kasus ditemukan," ujar Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari dalam konferensi pers, Rabu (21/9).
Kasus cacar monyet di dunia saat ini sudah mulai menurun. Pada Juni-Juli, merupakan puncak kasus monkeypox global, lalu melandai di September. Dengan adanya vaksinasi dan obat, juga bisa melandaikan penularan kasus tersebut.
Baca juga: Satu Pasien Monkeypox di Indonesia Dinyatakan Sembuh
"Jangan sampai lengah dan tetap meningkatkan pengetahuan infeksi cacar monyet. Banyak hal sebenarnya yang bisa dipelajari dari kasus ini. Manifestasinya tidak sama dengan clade I," imbuh Hanny.
IDI kembali menekankan bahwa infeksi cacar monyet masih terjadi dari orang ke orang melalui kontak erat dan lama. Sehingga, infeksi bisa muncul dari hubungan seksual, khususnya jika berganti-ganti pasangan.
Orang yang melakukan skrining biasanya dengan gejala demam akut, limfadenopati, nyeri kepala, mialgia, nyeri punggung dan asthenia. Untuk alur perawatan kasus monkeypox, pasien wajib memakai masker medis dengan jarak minimal 1 meter antar pasien dan kamar terpisah.
Baca juga: Imunisasi Prasyarat Masuk Sekolah untuk Eliminasi Campak-Rubela
Lalu, pasien juga harus diidentifikasi tingkat keparahan atau kelompok risiko tinggi. "Untuk pasien yang diisolasi di rumah, harus terpisah dengan anggota keluarga lainnya. Itu dengan pengobatan simptomatik, nutrisi dan perawatan kulit. Berikut, pemantauan harian oleh tenaga medis," jelasnya.
Sementara itu, pasien monkeypox dengan komplikasi berat menjalani isolasi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Itu dengan pengobatan simtomatik untuk atasi nyeri dan demam. Berikut, nutrisi dan perawatan kulit perawatan sportif optimal, serta pemberian antivirus.(OL-11)
Terkini Lainnya
Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
Kemenkes Catat 57 Kasus MPox di Indonesia, Terbanyak di DKI Jakarta
Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Batam
Cacar Monyet di Jakarta Capai 34 Kasus, 17 Masih Diisolasi
Aktivitas Seks Beresiko Tingkatkan Potensi Penularan Cacar Monyet
Mengenal Apa Gejala dan Cara Pencegahan Monkeypox
Pemerintah dan Industri Farmasi perlu Sepakat Turunkan Harga Obat di Pasaran
Pemerataan Bidan Juga Perlu Bukan Hanya Dokter Umum dan Spesialis
Relaksasi SKP untuk Perpanjang Izin Praktik untuk Keringanan Bukan Pemutihan
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Ribuan Pasien di Korsel Masih Terbengkalai Akibat Mogok Kerja Nasional Dokter
Perbaikan Fasyankes di Indonesia Timur Harus segera Dilakukan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap