visitaaponce.com

Cegah Delay Pengobatan Leukimia

Cegah Delay Pengobatan Leukimia
Ilustrasi(drfarrahcancercenter.com)

PUTRI penyanyi Denada, Shakira, dinyatakan sembuh dari penyakit leukimia yang dideritanya sejak 2018. Denada mengatakan, leukimia tersebut diketahui berawal dari demam tinggi yang tak kunjung sembuh. "Dikasih obat terus turun tapi habis ini tinggi lagi," cerita Denada beberapa waktu lalu.

Kemudian, ia menemukan memar-memar di tubuh Shakira Semakin hari, memar itu semakin banyak. Ia membawa sang putri ke dokter dan menjalani serangkaian tes hingga diketahui menderita Leukemia Limfositik Akut dan menjalani rangkaian perawatan termasuk kemoterapi selama hampir tiga tahun

Deteksi dini pada penyakit kanker darah atau leukemia pada anak menjadi penting untuk mencegah delay atau keterlambatan pengobatan. Delay yang paling sering terjadi patient delay dan front line delay.

Dokter Spesialis Anak Konsultan di RS Kanker Dharmais, dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) menjelaskan patient delay sering terjadi karena masyarakat banyak yang belum paham gejala dari leukimia pada anak. Anak hanya dilakukan transfusi darah dan tidak dilakukan pengobatan lanjutan. 

"Front line delay atau keterlambatan layanan kesehatan primer gagal mendeteksi penyakit itu. Tetapi jika kita tahu gejala dan tandanya maka bisa terjaring lebih banyak," kata Aisyi dalam Childhood Cancer Awareness Month IDAI 'Kupas Tuntas: Kanker Darah (Leukemia) Pada Anak beberapa waktu lalu.

Kanker darah atau leukemia hanya 5 persen dari seluruh jenis kanker di dunia. Namun dari sekian banyak kanker pada anak 30 persen merupakan leukimia, dan dari 30 persen tersebut 80 persennya merupakan leukemia limfoblastik akut. 

"Dari sekian banyak leukimia akut adalah leukemia limfoblastik akut dan pengobatan jenis kanker ini merupakan salah satu fenomena yang paling fenomenal 1960 survival rate-nya di atas 60 persen," ujarnya.

Antisipasi

Terdapat tiga jenis Leukimia yakni Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK), Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMK). Leukimia yang paling banyak terjadi pada anak adalah LLA, dan sedkit kasus ditemukan LMA dan LMK. Sementara LLK sangat jarang kasus yang ditemukan.

"Pattern berbeda dengan orang dewasa, LLA jarang terjadi pada dewasa, secara biologi sifat dan sel berbeda anak dengan dewasa," jelasnya.
Sel kanker darah pada dasarnya sudah timbul pada anak sejak dulu atau keturunan yang tidak berubah sehingga darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang tugasnya menghidupkan darah justru terdesak dari sel kanker tersebut.

Karena desakan tersebut gejala yang ditimbulkan adalah sesuai dengan gangguan pada sel-sel fungsional tersebut. Misalnya sel darah merah terganggu sehingga anak terlihat lebih pucat, kemudian jika sel darah putih terganggu maka anak lebih mudah terkena penyakit seperti panas, kemudian trombosit akibatnya anak mudah berdarah.

"Jadi ada 3 yakni panas, pucat, dan mudah berdarah. Ditambah dengan ciri khas pada kanker pembesaran hati, pembesaran limpa, pembesaran gusi, kelenjar leher, atau menusuk dalam tulang sehingga anak berjalan dengan pincang," paparnya.

"Dari gejala-gejala tersebut sehingga kita harus antisipasi dan dipahami oleh masyarakat untuk segera memeriksa anak ke dokter spesialis," sambungnya.

Dokter Aisyi menekankan pengobatan kanker itu bukan sekedar tugas dokter/nakes tapi semua lapisan atas dan bawah masyarakat. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat