visitaaponce.com

JK Muhammadiyah Bisa Manfaatkan Rumah Sakit untuk Tingkatkan Ibadah

JK: Muhammadiyah Bisa Manfaatkan Rumah Sakit untuk Tingkatkan Ibadah
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla saat menghadiri suatu acara.(Antara)

MUHAMMADIYAH diharapkan menjadikan usaha rumah sakit sebagai tempat untuk peningkatan amal ibadah dan amal usaha. Meski rumah sakit sudah menjadi industri usaha yang berjaringan, namun yang terpenting adalah peningkatan amal usaha.

Hal tersebut dikemukakan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat menyampaikan sambutan dalam peresmian RS Muhammadyah Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, pada Kamis (3/11) ini.

Menurutnya, jika rumah sakit kekurangan pasien, berarti amal ibadah yang dilakukan menjadi berkurang. "Jadi Muhammadiyah juga begitu, bukan berharap banyak orang sakit saja agar rumah sakit bisa hidup. Tentu saja kita bahagia melihat orang masuk dengan meringis kesakitan, keluar dengan tersenyum," katanya.

Baca juga: PP Muhammadiyah Dukung Polri Usut Pidana Kasus Gangguan Ginjal Akut

Ketua Umum Pusat DMI tersebut mengingatkan tiga hal dari bidang rumah sakit yang tidak bisa dipisahkan, yaitu tenaga medis, teknologi dan pelayanan (hospitality). 

"Biar tenaga medis bagus, tapi teknologi tidak bagus, juga tidak dilirik. Teknologi bagus, tapi tenaga medis tidak bagus, juga bisa tidak laku, termasuk pelayanan. Itu bagian yang tidak terpisahkan," imbuh JK, sapaan akrabnya.

Terkait dengan fenomena rumah sakit yang saat ini menjadi bagian dari industri bisnis berjaringan, JK menyebut sebagai fenomena yang wajar. Pasalnya, dengan industri rumah sakit yang berjaringan, akan menimbulkan biaya yang efisien.

Baca juga: Siaran TV Analog Dihentikan, Kominfo Apresiasi Dukungan Ekosistem

"Lihat saja, dengan membeli obat dan peralatan medis dalam jumlah yang banyak, tentu saja lebih murah, dibanding harus membeli satu-satu. Nanti tinggal dikirim ke masing-masing rumah sakit jaringannya," paparnya.

Adapun fenomena rumah sakit berjaringan disebutnya menjadi pertanda, jika rumah saakit semakin dibutuhkan. Hal itu dipengaruhi beberapa faktor. Seperti, penduduk yang semakin banyak. Lalu kedua, faktor pemanfataan asuransi dan sistem kesehatan yang kian baik. 

"Yang ketiga orang mulai ada kesadaran lebih tinggi utuk berobat ke dokter. Sebelumnya lebih percaya dukun. Sekarang dukun sudah turun pamornya," tutur JK seraya bercanda.(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat