visitaaponce.com

Golok Banten, Pusaka Andalan sejak Zaman Dahulu

Golok Banten, Pusaka Andalan sejak Zaman Dahulu
Ilustrasi(Dok Litbang MI)

BELUM LAMA Polda Banten mengadakan seminar internasional dengan tema 'Golok Banten di Mata Dunia. Seminar ini merupakan upaya mengangkat dan mendukung penetapan Golok Banten menjadi warisan budaya UNESCO.

Golok merupakan pisau besar dan berat yang digunakan sebagai alat berkebun sekaligus senjata yang jamak ditemui di Asia Tenggara. Pada zaman dahulu, golok sering digunakan oleh raja-raja Sunda sebagai alat perang. Hingga kini, golok juga digunakan sebagai senjata senjata dalam seni bela diri pencak silat.

Ukuran, berat, dan bentuknya bervariasi tergantung dari pandai besi yang membuatnya. Golok memiliki bentuk yang hampir serupa dengan machete tetapi golok cenderung lebih pendek dan lebih berat, dan sering digunakan untuk memotong semak dan dahan pohon. 

Baca juga :  Mengenal Sumbu Kosmologis Yogyakarta yang Jadi Warisan Budaya Unesco

Golok umumnya dibuat dari besi baja karbon yang lebih lunak daripada pisau besar lainnya di dunia. Ini membuatnya mudah untuk diasah tetapi membutuhkan pengasahan yang lebih sering. 

Guru besar seni golok Indonesia, Ki Kumbang mengatakan bahwa kata "golok" sudah muncul semenjak tahun 1300-1800. "Pertama kali itu kata golok muncul di era tahun 1300 sampai 1800. Tertulis dalam sebuah manuskrip Sunda yang bernama manuskrip Sanghyang Siksakanda Ng Karesian yang sekarang ada di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor gerobak 320," ucap Ki Kumbang dikutip dari kanal Youtube Polda Banten, kemarin.

Di manuskrip Sanghyang Siksakanda Ng Karesian juga disebutkan bahwa golok adalah salah satu senjata dari Raja tanah Sunda. "Yang menarik dari manuskrip kedua ini tertera tahun pembuatan, jadi ada tahunnya, Nora Catur Sagarawulan atau tahun 1441 Saka atau tahun 1518. Jadi nama golok itu sendiri sudah ada jauh sekali sejak tahun 1300. Jadi kata golok itu berasal murni dari bahasa Sunda kuno," ungkap Ki Kumbang.

Baca juga : Jericho Tepi Barat Berharap Lonjakan Pariwisata setelah Masuk UNESCO

"Golok-golok pusaka mampu bertahan sampai ratusan atau bahkan ribuan tahun karena memang orang-orang zaman dahulu sangat teliti dalam meritualkan atau mencocokkan bahan-bahan material dari golok itu sendiri," lanjutnya.

Golok Banten terbagi atas dua jenis, yaitu golok Ciomas dan Sulangkar. Ciomas merupakan salah satu pusat pembuatan golok yang terkenal di Banten. Pandai besi Ciomas membuat golok hanya pada bulan Maulid saja yakni bulan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW mengingat sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Pembuatan atau penempaan golok Ciomas pun haru menggunakan godam khusus yang disebut Ki Denok.

Sementara pada golok Sulangkar dibuat dari besi Sulangkar dan material baja dari kikir bekas. Umumnya Pandai besi menggunakan material besi dari sisa-sisa peninggalan senjata kuno karena dipercaya memiliki kekuatan magis. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat