visitaaponce.com

Subvarian BN 1 Merebak, Epidemiolog Ingatkan Mitigasi Jelang Nataru

Subvarian BN 1 Merebak, Epidemiolog Ingatkan Mitigasi Jelang Nataru
Petugas menyiapkan vaksin covid-19 dosis penguat saat digelar Gebyar Vaksin Booster di Polres Madiun, Jawa Timur, Selasa (6/12/2022).(ANTARA/SISWOWIDODO)

EPIDEMIOLOG dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengingatkan pentingnya langkah mitigasi dalam menyikapi masuk subvarian baru covid-19 BN 1. Hal itu untuk mengantisipasi agar subvarian baru tersebut tidak memperparah kasus covid-19 di Indonesia, khususnya di saat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Jadi saat nataru perlu melakukan mitigasi dengan memastikan bahwa orang-orang yang beraktivitas, mobile itu yang sudah booster," ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (9/12).

Dicky mengungkapkan bahwa sejak pertengahan November lalu dirinya sudah mengingatkan bahwa BN 1 berpotensi menjadi salah satu kontributor peningkatan kasus di Indonesia. "Nah dia lebih cepat menular dan lebih mudah karena dia lebih mudah terikat pada reseptor dan juga lebih mampu mengelak dari imunitas," imbuhnya.

Baca juga: BKKBN: 400 Ribu Bayi Lahir Stunting Setiap Tahun di Indonesia

Baca juga: Pemasungan Berdampak Buruk pada Fisik dan Mental

Hal itu, kata Dicky, akan menyebabkan covid-19 bisa berevolusi. Lantas, ketika subvarian tersebut bertemu subvarian lainnya kemudian bisa berevolusi menjadi subvarian baru yang lebih super. Mengingat virus covid-19 mudah bereplikasi atau bermutasi.

"Artinya potensi yang menyebabkan keparahan bisa ada ketika dia melahirkan subvarian yang lebih super tadi. Nah ini yang harus dicegah," ucapnya.

Menurut Dicky, vaksin yang ada saat ini sudah cukup efektif dalam melawan virus covid-19 dan varian serta subvarian. Akan tetapi hal itu tidak membuat masyarakat lengah. Perlu mitigasi untuk mewaspadai subvarian BN 1 tidak menyebar luas di tanah air.

"Saat ini vaksin yang ada memang relatif cukup efektif, tapi ingat potensi vaksin yang ada saat ini dalam mencegah orang tidak terinfeksi supaya tidak terjadinya penularan," kata dia.

Dia menambahkan agar pada saat Nataru PPKM bisa dinaikkan menjadi level 2. Hal itu penting untuk mewaspadai peningkatan kasus di libur akhir tahun. (H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat