visitaaponce.com

CIFFEST 2022 Memotret Tren Fesyen Masa Kini dan Masa Mendatang

CIFFEST 2022 Memotret Tren Fesyen Masa Kini dan Masa Mendatang
Ajang CIFFEST 2022(Dok. Pribadi)

SEJALAN situasi global pasca pandemi, terdapat isu utama sektor pendidikan pada G20, yaitu kualitas pendidikan untuk semua (Universal Quality Education), Teknologi Digital dalam Pendidikan (Digital Technologies in Education), Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership), serta masa depan dunia kerja pascapandemi Covid–19 (The Future of Work Post Covid-19).

Berangkat dari isu tersebut, Cikini Fashion Festival atau CIFFEST ke-6 2022 digelar dengan mengusung tema terkait kompetensi desainer di era digital. Ajang itu digelar pada 3-10 Desember dengan sejumlah kegiatan, seperti pameran dan workshop.

"Kegiatan CIFFEST 2022 mempunyai misi mengajak generasi muda memotivasi diri terus semangat melakukan perubahan dan pengembangkan kreativitas fashion," kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Kesenian Jakarta (FSRD-IKJ) Anindyo Widito di sela CIFFEST 2022 di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki (TIM).

Dikatakan dengan tema "Fashion, Present & Future", kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan tentang fesyen masa kini dan masa mendatang sehingga dapat meningkatkan kompetensi para pelaku fesyen, praktisi, dan pecinta fashion melalui kegiatan seminar, workshop, dan pameran fashion.

Anindyo melanjutkan, CIFFEST merupakan kegiatan rutin tahunan yang digelar program studi (prodi) Desain Mode & Busana FSRD IKJ. Kegiatan ini diharapkan dapat menjalin kolaborasi dan komunikasi antara institusi pendidikan feseyn, dunia industri juga pemerintah khususnya kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemenparekraf) dan lain lain

"Tujuan utama CIFFEST menjadikan Prodi Mode dan Busana FSRD IKJ sebagai barometer kegiatan pendidikan fashion di Indonesia," tandas Anindyo.

Ketua Pelaksana CIFFEST 2022 Novi Yuniarti menambahkan Prodi Desain Mode & Busana FSRD IKJ mempersembahkan Cikini Fashion Festival (CIFFEST) 2022 untuk meningkatkan kompetensi desainer di era digital. 

Baca juga : IHYA 2022, BAZNAS Raih Penghargaan Best Financial Support

Misi dari kegiatan itu, kata Novi mengajak generasi muda untuk memotivasi diri dan terus bersemangat dalam melakukan perubahan dan pengembangan kreativitas fashion. Teknologi studi dan praktik etis dalam bidang pendidikan fashion berupaya untuk memfasilitasi pembelajaran serta meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. 

"Penggunaan teknologi dalam bidang fashion diharapkan dapat menjadi jawaban atas permasalahan akses, kualitas, dan keadilan sosial di bidang pendidikan fashion. Melalui pameran ini, berbagai institusi pendidikan fashion akan memperlihatkan kreativitas dalam penggunaan teknologi dalam bidang fashion yang telah terjadi saat ini dan di masa yang akan datang," papar Novi.

Dalam kesempatan tersebut Anindyo menegaskan, keberadaan IKJ merupakan satu satunya sekolah seni di Jakarta dengan prodi desain mode pertama jenjang S1. 

"Jadi kita ini mercusuar dan barometer fashion  dan industri fashion di Jakarta dan Indonesia," cetusnya seraya menambahkan banyak akademisi dan praktisi mumpuni di FSRD IKJ..

Sebab itu ia berharap ada perhatian lebih dan khusus dari Kemenparekraf untuk dapat berkolaborasi memajukan fashion di tanah air.

"Kami sudah dua kali bertemu Menparekraf Sandiaga Uno namun hingga kini belum ada perhatian.Mungkin beliau masih sangat sibuk," ungkap Anindyo.

Namun ia masih tetap bersyukur bahwa Dinas Kebudayaan DKI Jakarta masih terus mensupport berbagai kegiatan FSRD IKJ. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat