visitaaponce.com

Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad

Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad
Ilustrasi.(DOK MI.)

KISAH Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW terjadi dalam satu malam yang diperingati setiap 27 Rajab menurut sistem penanggalan kalender Hijriah. Terdapat serangkaian peristiwa yang dialami Rasulullah sepanjang malam tersebut, termasuk menerima perintah salat lima waktu. 

Melansir dari kemenag.go.id, Isra Mikraj ialah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. 

Isra Mikraj terjadi pada periode akhir kenabian di Mekkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian dan inilah yang populer. 

Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan Khadijah ra meninggal pada Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu.

Baca juga: Ucapan Isra Mi'raj untuk Instagram Berisikan Doa dan Harapan

Al-Mubarakfuri menyebutkan enam pendapat tentang waktu kejadian Isra Mikraj. Tidak ada satu pun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis terjadinya Isra Mikraj.

Selain itu, Isra Mikraj merupakan perjalanan suci dan bukan sekadar perjalanan wisata biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. 

John Renerd dalam buku In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience, seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mikraj ialah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mikraj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.

Kisah Isra Mikraj

Peristiwa Isra dan Mikraj yang dialami Nabi Muhammad SAW dilukiskan alam Surah al-Isra ayat 1. "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Isra' yang bermakna perjalanan malam ialah peristiwa ketika Nabi Muhammad saw. berangkat dari Ka'bah di Makkah ke Baitul Maqdis di Jerusalem. Jarak Mekkah ke Jerusalem sekitar 1.239 kilometer yang pada sekitar 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda atau unta sekitar sebulan. Namun, Nabi Muhammad SAW mencapainya hanya dalam semalam.

Mikraj, kenaikan, adalah peristiwa saat Nabi Muhammad dari Baitul Maqdis di Jerusalem ke Sidratul Muntaha, melewati tujuh langit. Nabi akhirnya tiba di Sidratul-Muntaha yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang paling mungkin dicapai makhluk. Dalam Surah an-Najm: 17, digambarkan, "Penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya." 

Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlah salat 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan hingga tersisa lima kali sehari semalam. Beliau pun malu untuk memohon lebih sedikit lagi. Dalam Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Lings, 2015:190), Rasulullah dilukiskan berkata, "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu."

Hadis tentang Isra' Mikraj Nabi

Rangkaian dari Isra dan Mikraj Nabi Muhammad sama seperti salat yang terdiri atas tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Di bawah ini perjalanan Isra Mikraj Nabi.

1. Sebelum Nabi melakukan Isra dan Mikraj

Sebelum melakukan Isra, Nabi Muhammad dikisahkan pernah dibelah dadanya oleh Jibril untuk menyucikan hati beliau dari keburukan saat dirinya masih kecil. Namun, kejadian dada dibelah serta dibersihkan itu terulang kembali sebelum Nabi Muhammad menjalani Isra dan Mikraj.

Hal ini menjadi pertanda bahwa Nabi Muhammad ialah sosok pilihan Allah, yang jauh dari keburukan sehingga pintu langit hingga ketujuh terbuka untuknya. Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam didatangi Jibril alaihis sallam ketika beliau bermain bersama anak-anak (sebayanya). Lalu beliau diambil, kemudian dibedah dadanya. Dikeluarkanlah jantung (qolbu, hati), lalu dikeluarkan dari jantung itu segumpal darah. Dia (Jibril) berkata, "Ini adalah bagian setan darimu."

Kemudian jantungnya dibasuh dalam bejana emas dengan air zamzam, lalu dikembalikan ke tempatnya semula. Sementara anak-anak tadi datang mengabarkan kepada ibunya, yaitu ibu susuannya. Mereka berkata, "Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh." Kemudian mereka mendatanginya (Muhammad) dan beliau dalam keadaan berubah kulitnya (menjadi pucat). Anas berkata, "Dan sungguh aku pernah melihat bekas pembedahan itu di dada beliau." (HR Muslim)

2. Buraq.

Hadis tentang Isra Mikraj juga menjelaskan bahwa beliau (Nabi Muhammad) melakukan perjalanannya dengan buraq yang kecepatannya melebihi apa pun seperti kilat. "Telah mengisahi kami Anas bin Malik, dari Malik bin Sha'sha'ah radhiyallahu anhuma, ia telah berkata, 'Telah bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, 'Ketika aku di al-Bait (yaitu Baitullah atau Ka'bah) antara tidur dan jaga.' Kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di antara dua lelaki."

"Lalu didatangkan kepadaku bejana dari emas yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan keimanan. Kemudian aku dibedah dari tenggorokan hingga perut bagian bawah. Lalu perutku dibasuh dengan air zamzam, kemudian diisi dengan kebijaksanaan (hikmah) dan keimanan. Dan didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari baghal (peranakan kuda dan keledai), yaitu buraq." (HR Bukhari)

3. Perjalanan Isra.

Saat di-Isra-kan, Nabi Muhammad bertemu dengan Ibrahim, Musa, Isa, serta nabi terdahulu lainuntuk menyambut kedatangan beliau. Kemudian Nabi Muhammad diberikan dua cawan yang berisi minuman. Cawan pilihan Nabi tersebut menjadi lambang sesungguhnya Islam.

Abu Hurairah telah berkata, "Pada malam beliau diisrakan, disodorkan kepada Rasulullah SAW dua gelas minuman yakni khamr (minuman keras) dan susu. Beliau pun melihat keduanya, lalu mengambil susu. Jibril berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuk engkau kepada fitrah. Seandainya engkau mengambil khamr, niscaya binasalah umatmu." (HR Bukhari)

Masih dalam perjalanan Isra, Nabi juga dipertemukan dengan kelompok malaikat yang berwasiat untuknya serta umat Islam. Dia (Anas) berkata, "Telah bersabda Rasulullah SAW, 'Tidaklah aku melewati sekelompok malaikat pada malam aku diisrakan kecuali mereka berkata, 'Wahai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam.'" (HR Ibnu Majah)

4. Perjalanan Mikraj.

Pada perjalanan Mikraj, Nabi Muhammad mulai menembus pintu-pintu langit bersama Jibril sambil bertemu dengan para nabi lain di setiap pintu langit. Rasul juga menemui 70 ribu malaikat di Baitul Makmur. Sampai di sidratul muntaha, dirinya melihat empat sungai.

5. Kewajiban salat fardu.

Di sidratul muntaha, Rasul disyariatkan untuk menjalani 50 salat dari Allah. Namun ketika bertemu Musa, Nabi disarankan meminta keringanan.

"Saat aku kembali (turun) hingga menjumpai Musa, ia bertanya, 'Apa yang engkau bawa?' Kujawab, 'Aku diwajibkan lima puluh salat.' Ia berkata, 'Aku lebih mengetahui manusia daripadamu. Aku telah berurusan dengan Bani Israil dengan urusan yang sulit. Dan sesungguhnya umatmu tidak akan mampu. Maka kembalilah kepada Tuhanmu, kemudian mintalah (keringanan) kepada-Nya.' Oleh karena itu aku kembali. Aku pun meminta (keringanan) kepadanya sehingga Dia menjadikannya empat puluh. Kemudian seperti tadi (ketika bertemu Musa), lalu tiga puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan dua puluh. Kemudian seperti tadi sehingga Dia jadikan sepuluh. Ketika aku bertemu Musa, ia berkata seperti tadi. Dia pun menjadikannya lima. Tatkala aku bertemu Musa, ia berkata, 'Apa yang engkau bawa?' Begitu kujawab, 'Dia jadikan lima.' Ia (masih) berkata seperti tadi. Maka aku katakan, 'Aku berserah diri dengan baik," sehingga diserukanlah, 'Sesungguhnya Aku (Allah) telah menetapkan kewajiban-Ku serta meringankan hamba-Ku dan Aku akan memberi pahala kebajikan sepuluh kalinya.'" (HR al-Bukhari)

Perbedaan Isra dan Mikraj

Perbedaan Isra dan Mikraj terletak dari pengertian secara bahasa serta tempat yang ditempuhnya. Isra adalah perjalanan Nabi Besar Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di tanah Mekkah ke Masjid Aqsha di Palestina. Sedangkan Mikraj adalah lanjutan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha ke Muntaha untuk bertemu langsung dengan Allah SWT dalam rangka menerima perintah salat dalam lima waktu. 

Pengaruh dan makna Isra Mikraj

Menurut buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW oleh KH Moenawar Chalil (2001: 377), yang dimaksud dengan kata Isra dalam kitab-kitab  Islam yang lazim dipakai ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) di waktu malam hari. Sedangkan kata Mikraj berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti tangga atau alat untuk naik dari bawah ke atas.

Menurut buku Kisah Teladan & Menakjubkan 25 Nabi oleh Ariany Syurfah, M.Hu, M.Ag (2014: 177), pada peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah diberangkatkan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Hal itu dikenal sebagai peristiwa Isra. Kemudian Rasulullah melakukan mikraj ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh). Di setiap tingkatan langit, Rasulullah bertemu dengan rasul terdahulu. Setelah mikraj, Rasulullah melampaui langit ke tujuh. Di situlah beliau menerima perintah salat.

Menurut buku Khutbah Jumat Sejuta Umat oleh Muhammad Khatib, S.Pd.I (2018: 104), makna penting isra mikraj, bagi umat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah salat limat waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan setiap muslim, baik yang kaya maupun yang miskin, sehat maupun sakit. 

Selain itu, peristiwa Isra Mikraj memberikan hikmah kepada umat Islam agar memperkuat keimanannya kepada Allah SWT dan menambah ketakwaan. Peristiwa Isra Mikraj ialah bentuk kekuasaan Allah SWT. Dengan mengimani peristiwa Isra Mikraj kita mengimani kekuasaan Allah SWT.

Dari peristiwa Isra Mikraj juga, kita semakin mengimani Rasulullah sebagai utusan Allah SWT sehingga bertambah kecintaan dan penghormatan kita kepada Rasulullah. Selain mencintai dan menghormati Rasulullah, kita juga meneladani semua sifat mulianya. 

Isra Mikraj di Indonesia

Berikut perayaan Isra Mi'raj di Indonesia yang memiliki tradisi unik sesuai dengan khas daerah masing-masing.

1. Tradisi Rajaban, Cirebon.

Cirebon merupakan salah satu tempat penyebaran agama Islam di tanah Jawa yang sarat akan tradisi, tidak terkecuali pada saat Isra Mikraj. Saat Isra Mikraj, masyarakat Cirebon memiliki tradisi untuk berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Selain itu, keraton kasepuhan biasanya menggelar pengajian untuk umum dan melakukan bagi-bagi nasi bogana ke warga keraton yang terdiri dari kentang, telur, ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning.

2. Tradisi Rejeban Peksi Buraq, Yogyakarta.

Dalam tradisi Rejeban Peksi Buraq, pengunjung bisa melihat simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari kulit jeruk Bali yang diarak oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman. Burung Buraq itu akan bertengger di atas susunan berbagai macam buah yang menggunung seperti manggis, rambutan, hingga tebu. Nanti gunungan buah itu akan dibagikan kepada jemaah masjid seusai pengajian.

3. Tradisi Khatam Kitab, Temanggung.

Di Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah, masyarakat merayakan tradisi Isra Mikraj dengan melakukan kegiatan mengaji yang dikenal Khatam Kitab Arja. Kitab tulisan arab pegon karangan KH Ahmad Rifai Al-Jawi ini mengisahkan Isra Mikraj Nabi Muhammad secara lengkap dan detail. Biasanya, selepas salat Isya dan tahlil singkat, dua kiai akan membacakan kitab tersebut dan masyarakat yang datang akan mendengarkan dengan khidmat.

4. Tradisi Nganggung, Bangka Belitung.

Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang berisi kue, buah-buahan, atau nasi lengkap dengan lauknya. Masyarakat Bangka Selatan akan saling berbagi makanan tersebut sambil membawa dulang atau rantang.

5. Tradisi Nyandran, Desa Sirawak.

Pada perayaan Isra Mikraj, masyarakat Sirawak mengadakan acara mengarak replika berupa badak Sirawak yang di dalamnya diisi sayur dan buah-buahan sambil diiringi musik khas. Pada puncak pertunjukan, mereka akan menampilkan berbagai atraksi menarik seperti pencak silat, tarian, dan cerita awal mula Sirawak.

6. Ambengan, Jawa.

Meski memiliki nama yang berbeda-beda, ambengan merupakan tradisi yang hampir dilakukan oleh sebagian muslim di Indonesia, terutama Pulau Jawa. Biasanya, mereka membawa berbagai makanan berupa nasi, lauk-pauk, buah-buahan hingga sayuran dengan dibungkus menggunakan wadah besar yang terbuat dari daun pisang. Setelah melakukan pengajian di masjid, makanan tersebut akan dibagikan untuk makan bersama atau dibawa pulang. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat