visitaaponce.com

Syamsunar Kurangi Produksi Sampah dengan Bahan Ramah Lingkungan

Syamsunar: Kurangi Produksi Sampah dengan Bahan Ramah Lingkungan
Syamsunar saat presentasi.(Dokumentasi pribadi.)

PENGUSAHA Indonesia yang fokus pada inovasi teknologi pengelolaan sampah, Syamsunar, menilai bahwa sampah bisa bernilai ekonomi tinggi dan jika dikelola oleh desa melalui badan usaha milik desa (Bumdes). Sampah yang selalu menjadi masalah justru bisa meningkatkan perekonomian desa serta membangun lapangan kerja baru.

Demikian disampaikan Syamsunar dalam workshop Pengembangan Ekonomi Desa Melalui Penguatan Kewirausahaan dan Industri Menengah yang diselenggarakan di Auditorium Kemendes PDTT, Jakarta, Selasa (21/3/2023). "Jika dikelola dengan benar, sampah bisa meningkatkan perekonomian setiap desa di Indonesia, baik dari hasil olahan sampah maupun potensi lapangan kerja baru bagi masyarakat desa," kata Syamsunar. 

Dalam paparannya, Syamsunar juga menjelaskan bahwa Indonesia pernah menjadi juara 2 dunia penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut. Sedangkan sampah yang masuk ke TPA hampir 5 juta ton per tahun yang menumpuk tanpa dikelola. Selain inovasi pengelolaan sampah, produksi sampah juga harus ditekan. Salah satunya ialah penggunaan bahan-bahan dan produk yang ramah lingkungan, contohnya UPVC (unplasticized polyvinyl chloride) yang bisa digunakan untuk daun jendela, daun pintu, bahkan atap rumah. 

Baca juga: Sejumlah Daerah Bakal Jadi Percontohan Kegiatan Bina Kompos untuk Negeri

Penggunaan bahan UPVC yang sudah memiliki sertifikat greenline sudah dipastikan aman bagi lingkungan hidup dan alam sekitar. Tidak seperti plastik atau PVC biasa, kusen UPVC tidak memiliki racun yang berbahaya bagi lingkungan dan dapat didaur ulang secara alami dengan waktu yang jauh lebih singkat. Menurut Syamsunar, bahan UPVC yang sempat ditunjukkan sebagai contoh dalam pemaparannya ialah produk dari PT Falken UPVC. Selain bisa menjadi solusi menekan produksi sampah, UPVC juga memiliki banyak keunggulan seperti pemasangannya yang mudah, perawatan juga mudah, dan lebih tahan lama. 

Bahan UPVC, lanjut dia, juga cocok dengan iklim Indonesia yang tropis, karena UPVC tidak tembus dan tahan panas. Bahkan bahan UPVC juga sangat menghemat energi, seperti penggunaan dalam ruangan ber-AC, dibanding bahan-bahan dari kayu karena bahan UPVC tidak menyerap udara dingin dari AC seperti kayu. "Selain itu, bahan kayu kan bisa keropos, bisa dimakan rayap. Bahan sejenis besi bisa berkarat. Bahan UPVC kebal semua itu," tutup Syamsunar.

Kolaborasi industri dengan desa yang dalam hal ini badan usaha milik desa (Bumdes) sudah dilakukan oleh pabrik industri Falken UPVC yang dikelola oleh Syamsunar. Kerja sama melaui kegiatan workshop atau pelatihan sebagai aplikator dapat berjalan dan terus berlanjut karena peluang dan potensi ekonomi serta kebutuhan tenaga kerjanya begitu besar dan terbuka lebar. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat