STR Dokter Berlaku Seumur Hidup, YLKI Bakal Bermunculan Dokter Abal-Abal
![STR Dokter Berlaku Seumur Hidup, YLKI: Bakal Bermunculan Dokter Abal-Abal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/98ffa5ff3a8ce0a94c3d96a5af51ebb5.jpg)
KETUA Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengingatkan betapa membahayakannya poin yang ada dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan soal Surat Tanda Registrasi (STR) dokter yang bakal berlaku seumur hidup.
Dia menyebut hal itu akan berpotensi melahirkan banyak tenaga kesehatan yang abal-abal atau tidak kompeten. “Saya merasa ini ada celah munculnya nakes-nakes yang abal-abal. Karena tidak diketahui format kinerjanya selama periode tertentu,” ujar Tulus dalam media briefing tentang RUU Kesehatan di Jakarta Selatan, Jumat (31/3).
Dia juga menilai jika STR berlaku seumur hidup, banyak nakes atau dokter yang sulit diawasi karena setiap periode tertentu semestinya ada pengawasan atau peninjauan ulang soal izin praktiknya. “Ini sebetulnya mengkhawatirkan ya. Dari aturan yang seperti itu juga berpotensi mengancam nyawa pasien, kita semua sebagai pasien. Pasien pasti khawatir,” tambah Tulus.
Koordinator BPJS Watch Timboel Siregar menyebut pihaknya memahami mungkin saja wacana STR seumur hidup itu sebagai bentuk dari penyederhanaan birokrasi. Namun, dia juga mengingatkan bahwa keputusan untuk memberlakukan STR seumur hidup harus ada pengawasan yang ketat secara berkala agar kualitas pelayanan kesehatan benar-benar sesuai standar.
“Jadi kalau dibilang STR 5 tahun, seperti masih seperti itu. Tetapi kalau memang STR berlaku seumur hidup, izinnya mesti tetap berskala. Jadi istilahnya dia bisa, tetapi harus dipastikan kualitasnya. Kan kualitas penanganan lima tahun lalu dengan 10 tahun lalu, misalnya, kan berbeda,” jelas Timboel.
“Sekali lagi memang harus dipastikan soal kualitas tenaga kesehatan itu. Tidak hanya dokter ya, perawat, bidang, apoteker, sehingga mereka bisa memberikan kualitas terbaik untuk rakyat. Jangan ada salah diagnose dan sebagainya. Sehingga kalau ada penanganan yang tidak maksimal, pasien meninggal, korbannya lagi-lagi rakyat,” tandasnya. (H-1)
Terkini Lainnya
Penolakan Revisi UU TNI Dinilai Wajar
Baleg Tepis Bahas Kilat 4 Revisi UU untuk Kepentingan Prabowo
Baleg Bantah Ada Perpanjangan Masa Pensiun Kapolri di RUU Kepolisian
Baleg DPR Sebut Presiden Berwenang Tunjuk TNI Aktif Tempati Jabatan Sipil
Baleg DPR Tepis TNI Kembali Dwifungsi Lewat Revisi UU TNI
Baleg DPR Bantah Terburu-buru Bahas Revisi UU TNI, Polri, hingga Kementerian Negara
Santer Gelombang PHK, Presiden Aspek Salahkan Omnibus Law Cipta Kerja
PT Sepatu Bata Tutup Pabrik di Purwakarta, Bagaimana Para Karyawan?
May Day 2024, Ini Harapan dan Tuntutan Buruh Batam
Partai Buruh Dukung Prabowo-Gibran Berdasarkan Program Kerja
Mahfud MD: Silahkan UU Kesehatan Diuji ke MK
RUU Kesehatan Dinilai akan Mengintervensi BPJS
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap