visitaaponce.com

Tradisi Jumat Agung dan Paskah dari Flores Timur

Tradisi Jumat Agung dan Paskah dari Flores Timur
Umat ​​Kristiani Katolik menghadiri upacara Semana Santa di Larantuka, Flores TImur, Jumat (7/4/2023)(HANDRIANUS EMANUEL / AFP)

JUMAT Agung merupakan salah satu peringatan hari raya besar umat Kristen. Di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Jumat Agung dan Paskah identik tradisi Semana Santa yang berasal dari bahasa Portugis dan berarti Pekan Suci. 

Tradisi ini dilakukan turun temurun dan dimulai sejak Kamis Putih atau pada Kamis (6/4).

Prosesi tersebut dimulai dengan Misa Pemberkatan Minyak Suci dan Pembaharuan Janji Imamat di Gereja Katedral Larantuka pada Kamis pagi. Terdapat dua patung yang akan dibuka pada prosesi tersebut, yakni Patung Tuan Ma yang merupakan simbol dari Bunda Maria dan Patung Tuan Ana yang melambangkan Tuhan Yesus.

Tidak hanya peziarah dalam negeri, ada juga peziarah luar negeri yang datang ke Semana Santa untuk berziarah di kedua simbol keagamaan bagi umat Katolik.

Sekitar tahun 1510 di pesisir pantai Larantuka atau Pantai Lokea, seorang pemuda bernama Resiona menemukan Patung Tuan Ma. Masyarakat Larantuka yang pada saat itu menganut kepercayaan animisme menganggap patung itu sebagai benda keramat. 

Itulah mengapa kepala kampung memerintahkan supaya patung tersebut diantar dan disimpan dengan hormat di rumah pemujaan (korke) mereka. Karena dianggap benda keramat, penduduk memberikan sesajian kepadanya pada peristiwa tertentu, misalnya pada perayaan syukur panen. 

Ketika para misionaris dari Ordo Dominikan tiba disana dan menyatakan bahwa patung itu adalah Patung Bunda Maria, dimulailah ritus-ritus penghormatan yang terjaga dalam tradisi Katolik hingga hari ini.

Persiapan tradisi dimuali pada Rabu Trewa, sehari sebelum Kamis Putih. Warga mulai mempersiapkan bahan untuk melaksanakan tikam turo, yakni persiapan untuk mengambil rute sepanjang 7 kilometer untuk prosesi hari berikutnya dengan memasang lilin di kanan dan kiri sepanjang jalan. 

Rute yang digunakan terdiri dari 8 armida atau tempat perhentian untuk berdoa. Kedelapan armida ini mewakili delapan suku besar yang ada di Larantuka. Trewa sendiri dalam tradisi Larantuka berarti bunyi-bunyian.

Sebagian umat akan membunyikan bunyi-bunyian sebagai tanda masuk ke dalam suasana perkabungan, sunyi dan tenang, iikuti dengan beberapa larangan yaitu, tidak mengadakan pesta, minum mabuk, tidak boleh bestori (ribut), tidak boleh bekerja berat dan tidak boleh mengadakan perjalanan jauh pada Rabu Trewa.

Kemudian pada Kamis Putih, Semana Santa diawali dengan dilaksanakannya perayaan ekaristi di Gereja Katedral Reinha Rosari. Kamis Putih ditujukan untuk merayakan malam perjamuan terakhir Yesus bersama ke-12 murid-Nya sebelum menyerahkan diri-Nya di kayu salib.

Selanjutnya, saat misa selesai dilaksanakan dengan pembukaan Kapela Tuan Ma. Upacara dilanjutkan pada siang hari dengan upacara ‘Muda Tuan’ yang merupakan upacara pembukaan peti yang selama satu tahun ditutup. Patung Tuan Ma akan dibersihkan, dimandikan dan dirias. Umat diberikan kesempatan berdoa di hadapan patung ini.

Pada Jumat Agung (Sesta Vera), umat datang ke Kapela Tuan Menino tempat disimpannya patung Tuan Meninu yang melambangkan Yesus kanak-kanak. Prosesi Jumat Agung ini dimulai dengan pengarakan Tuan Meninu pada sebuah sampan menuju ke Pantai Kuce (Pohon Sirih) untuk di antar ke armida Tuan Meninu. Umat kemudian menuju Kapela Tuan Ma dan menjemputnya dan dilanjutkan dengan menjemput Tuan Ana di Kapela Tuan Ana. Kedua patung tersebut diarak menuju Gereja Katedral. Prosesi dilanjutkan dengan Misa Yesus Kristus dan upacara penyembahan salib suci.

Puncak prosesi tersebut ditandai dengan munculnya empat sosok berpakaian putih yang bernama Lakademu atau dalam cerita keagamaan Katolik dikenal dengan Nikodemus, orang yang mengusung jenazah Yesus turun dari kayu salib. Lalu, prosesi via dolorosa atau jalan derita pun dimulai dengan diiringi lagu dan doa kedukaan.

Dalam prosesi itu, peti Tuan Ana dibawa oleh keempat Lakademu. Sedangkan patung Tuan Ma mengiringi dari belakang Tuan Ana. Jalan derita digelar mengelilingi Larantuka menyinggahi delapan armida yang sudah disiapkan sebelumnya. Terakhir pada Sabtu Santo, terdapat upacara pengembalian patung Tuan Ana dan Tuan Ma ke tempat semua. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat