visitaaponce.com

JK Remaja Masjid Diharapkan Isi Ruang Kosong Umat Islam di Indonesia

JK: Remaja Masjid Diharapkan Isi Ruang Kosong Umat Islam di Indonesia
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla.(Dok. DMI)

Para remaja masjid diminta bisa mengisi ruang-ruang kosong atau sisi kekurangan yang dihadapi umat Islam di Indonesia saat ini. Menurut Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, salah satu peluang yang bisa diisi kaum muda masjid mengatasi kekurangan sumber daya manusia yang aktif sebagai enterpreneurship atau wirausaha.

“Kita harus mengakui jika kita kekurangan orang yang ingin jadi pedagang. Itu sisi kekurangan yang luar biasa," kata JK usai melantik pengurus baru Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI, masa bhakti 2023-2027 di Jakarta, Sabtu, (15/4).

Dalam sambutannya, JK membandingkan dengan semangat umar Islam yang ingin menjadi politisi, anggota DPR hingga kepala daerah. JK juga menyebut tentang perkembangan sekolah-sekolah Islam, rumah-rumah tahfidz untuk mencetak hafidz.

Baca juga: Jumlah Masjid di Indonesia Ada Berapa? Ini Jawabannya

"Saya yakin, kita tidak kekurangan akan itu. Tapi itu saja, kita kekurangan pedagang dan itu yang harus diisi," tegasnya.

Bagi JK, mengisi ruang kosong atau sisi kekurangan itu sangat penting dilakukan saat ini. Pasalnya, hal itu menjadi satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan akan kondisi perekonomian Umat Islam di Indonesia.

"Ini fakta saat ini. 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu Islam. Dia itu Pak Chaerul Tanjung. 100 orang terkaya di Indonesia, hanya 5 orang Islam. Selebihnya adalah saudara kita dari etnis China," ujar Ketua Umum PMI tersebut.

Baca juga: JK: Ceramah di Indonesia Jauh Lebih Bebas dari Negara lain

Namun, JK menyadari, apabila etnis China yang menguasai perekonomian di Indonesia karena semangat dan kerja kerasnya. Sedangkan ummat Islam Indonesia banyak tidak tertarik menjadi pengusaha. Selain itu, Ummat Islam cenderung kurang kreatif dan kurang bekerja keras seperti orang China dalam mengejar sesuatu atau pengembangan bisnis.

Kondisi tersebut disayangkan oleh mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 itu, lantaran menilai Ummat Islam tidak mengikuti sunnah Rasulullah. Padahal bagi JK, Nabi Muhammad SAW lebih lama menjadi pedagang dibanding menjadi Rasul Allah.

Selain mengikuti sunnah Rasul, menjadi pedagang dinilai JK sebagai peluang Ummat Islam untuk hidup menjadi lebih makmur dan lebih baik. Dengan kemakmuran, maka Ummatn Islam lebih berpeluang untuk melaksanakan lima rukun Islam secara sempurna. Pasalnya, JK melihat, Ummat Islam yang mayoritas di Indonesia, lebih banyak hanya bisa melaksanakan tiga rukun Islam.

"Masih sebatas syahadat, shalat dan puasa. Tapi yang membayar zakat dan berhaji itu masih terbatas," ungkapnya.

Lebih jauh, JK mengajak pengurus PRIMA DMI untuk semangat memajukan ummat dalam kegiatan-kegiatan kemasjidan. Ia mengingatkan, remaja masjid bukan hanya sebagai marbot dan tukang bersih-bersih masjid. Tapi remaja masjid harus menjadi memberi manfaat dan memberdayakan ummat.

"Kuncinya saya ingin menyampaikan kepada PRIMA DMI agar membangun semangat memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid," pungkasnya.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat