visitaaponce.com

Penderita Asma Lebih Berisiko Alami Osteoporosis

Penderita Asma Lebih Berisiko Alami Osteoporosis
Tulang dengan kondisi osteoporosis.(Dok. Orthopedic Institute New Jersey)

Meski terkesan tak berhubungan, ternyata penderita asma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang. Karena itu, penderita asma harus bisa menyikapi penyakitnya dengan tepat agar risiko osteoporosis bisa ditekan.

Direktur Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr Abdul Karim Nitiprodjo menjelaskan asma bukan berarti menyebabkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Namun sikap penderita asma dalam menyikapi penyakitnya tanpa pengetahuan yang baik mungkin dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko untuk terjadinya osteoporosis.

"Jadi tidak serta merta asma sebabkan osteoporosis, cuma dapat berkontribusi terhadap meningkatkan risiko terkena,” katanya, dalam diskusi virtual, Selasa, (2/5).

Baca juga: Polutan dari Kompor Gas Tingkatkan Risiko Asma pada Anak

Dokter Abdul mengatakan biasanya penderita asma tubuhnya lebih sensitif atau riskan mengalami alergi. Akibatnya mereka takut untuk mengonsumsi beberapa janis makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kesehatan tulang.

“Misalnya karena dia punya asma dia takut sekali untuk mengonsumsi protein-protein tertentu mungkin ada beberapa yang alergi terhadap telur, daging atau susu sehingga sangat ketakutan dan pada akhirnya sama sekali tidak mengonsumsi protein-protein tersebut padahal fungsinya bagus sebetulnya dalam melawan asma," papar dokter Abdul.

Bisa saja memang pasiennya tidak alergi terhadap susu, tapi karena takut asma akhirnya tidak minum susu. Sedangkan susu ini mengandung banyak kalsium sehingga keseimbangan nutrisinya jadi terganggu, asupan kalsium yang rendah sudah pasti menjadi sebuah risiko untuk terjadinya osteoporosis.

Baca juga: Osteoporosis Biasanya Baru Disadari Setelah Ada Patah Tulang

Asma merupakan sebuah penyakit pada saluran pernapasan yang berbeda-beda baik gejala pada seseorang. Gejala yang dirasakan adalah adanya keluhan pernapasan berupa sesak nafas, suara menging, rasa tidak enak pada dada atau dada merasa ditekan, hingga batuk.

"Batuk saja bisa jadi gejala, sehingga sangat bervariasi bisa muncul salah satu saja atau bisa keluar dua-duanya. Tapi kembali lagi, berbeda-beda untuk setiap orang," ujar dokter Abdul.

Disebabkan Alergi

Penyebab yang paling sering munculnya asma adalah berhubungan dengan alergi. Asma akibat alergi adalah jenis yang paling mendominasi dibanding semua tipe asma lainnya. Kebanyakan orang memiliki alergi terhadap materi-materi tertentu seperti debu organik ataupun debu non organik, kemudian seperti bulu-bulu hewan, material-material dari kotoran hewan, dan juga material-material dari rumput ataupun jerami, bunga, serbuk sari dan sebagainya.

Alergi bunga atau serbuk sari sering terjadi bagi orang yang berdomosili di luar negeri karena lebih banyak berbagai macam jenis bunga. Pada akhirnya zat tersebut memicu adanya reaksi peradangan saluran nafas.

Baca juga: Ini Cara Mengetahui Pemicu Alergi pada Anak

Bisa Dikontrol

Meski begitu, dokter Abdul menjelaskan bahwa asma pada dasarnya bisa terkontrol. Prinsipnya adalah harus mengontrol peradangan kronis pada pasien, oleh karena itu biasanya mungkin membutuhkan obat-obatan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

"Kemudian dalam hal ini misalnya pada pasien-pasien yang penderita asma atau mulai pemeriksaan diri kemudian mendapatkan pengobatan itu dia akan dievaluasi dengan pengobatan dosis tertentu apakah dalam pengobatan tersebut merespon baik," ungkapnya.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat