visitaaponce.com

Beban Ganda dan Perlunya Dukungan Psikologis

Beban Ganda dan Perlunya Dukungan Psikologis
MENARI BERSAMA: Para penyintas kanker mengajak masyarakat untuk menari bersama di area hari bebas kendaraan bermotor, Bundaran HI, Jakarta.(MI/ SUSANTO)

DI suasana pagi yang cerah, area Car Free Day (CFD) depan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat dihiasi dengan arak-arakan puluhan orang yang menggunakan baju adat. Itu merupakan agenda Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) dalam merayakan hari jadinya yang ke-20.

Kebanyakan peserta merupakan perempuan yang juga penyintas kanker. Semuanya mengenakan pakaian adat, mulai dari Jawa Barat hingga Papua, lengkap dengan atribut aksesoris di kepala maupun di lengan.

Ketua Umum CISC Aryanthi Baramuli Putri mengungkapkan, selama 20 tahun CISC menyadari bahwa pasien kanker bukan hanya membutuhkan pengobatan medis, tapi juga dukungan psikososial. "Selama 20 tahun ini kami tidak pernah sendiri. Sekarang sudah lebih banyak organisasi pasien dan kita bekerja sama dengan baik antara organsiasi pasien kanker dan organisasi profesi," kata Aryanthi, Minggu (7/5).

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa kanker bukanlah akhir dari segalanya. Dirinya yang juga merupakan seorang penyintas kanker membuktikan bahwa dengan tekad kuat serta dukungan dari sekitar, pasien kanker bisa kembali bugar seperti sedia kala.

"Kita menunjukkan bahwa semua punya harapan, punya kesempatan dan atas berkah Allah SWT kita diberikan kesempatan untuk menjalani hidup yang kedua dan menjadi yang lebih baik," ujar Lestari.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kemenkes Widyawati membeberkan bahwa saat ini Indonesia dihadapi dengan beban ganda. Belum tuntas penanganan infeksi menular, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) juga terus mengancam kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia meningkat dari yang tadainya 1,4 per seribu penduduk pad 2013 menjadi 1,79 per seribu penduduk pada 2018. Sementara itu, data global menunjukkan bahwa pda 2020 kasus kanker di Indonesia mencapai 396.914. Dari jumlah itu, sebanyak 234.511 meninggal dunia.

Adapun, kasus kanker yang paling tinggi yakni kanker payudara sebanyak 65.858 kasus. Disusul kanker serviks 36.633 kasus, kanker paru-paru 34.783 kasus dan kanker hati 21.392 kasus. "Tingginya kejadian kanker menjadi perhatian besar bagi kita semua karena kanker menjadi satu penyebab kematian terbesar. Karenanya marilah kita bersama-sama menyusun strategi mengubah pola hidup jadi lebih sehat dan kita akan sehat untuk seterusnya," pungkas dia.(H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat