visitaaponce.com

Tetap Sehat Pasca-Liburan dengan Manfaatkan Telemedicine

Tetap Sehat Pasca-Liburan dengan Manfaatkan Telemedicine 
orang yang melakukan liburan memiliki tingkat stres yang rendah, risiko penyakit jantung yang lebih kecil.(Ist/Ilustrasi)

OTAK dan tubuh kita tidak dirancang untuk terus bekerja. Kita membutuhkan istirahat agar dapat berfungsi optimal.

Dilansir dari allinahealth.org, orang yang melakukan liburan memiliki tingkat stres yang rendah, risiko penyakit jantung yang lebih kecil, pandangan hidup yang lebih baik, dan lebih banyak motivasi untuk mencapai tujuan.

Dalam dunia kerja, manfaat liburan bagi karyawan telah diakui oleh para profesional sumber daya manusia.

Baca juga: Ini Tips Memulihkan Stamina Usai Libur Lebaran

Survei yang dilakukan asosiasi global untuk manajemen sumber daya manusia SHRM menunjukkan bahwa sekitar 90% profesional sumber daya manusia mengakui bahwa liburan berkaitan erat dengan faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan karyawan seperti performa, moral, wellness, budaya positif, produktivitas, daya ingat, dan kreativitas.

Ambil Cuti dan Tingkat Kepuasan Kerja

Lebih dari 75% para profesional itu juga sangat setuju bahwa karyawan yang banyak berlibur atau mengambil seluruh cutinya akan mengalami tingkat kepuasan kerja lebih tinggi, lebih produktif, dan menunjukkan performa lebih baik daripada yang sedikit berlibur.

Baca juga; Simak Tips Persiapan Kembali Beraktivitas Setelah Libur Lebaran

Dengan demikian, selesai berlibur seharusnya kita kembali semangat bekerja. Namun, yang terjadi bisa sebaliknya.

Ada sejumlah penyakit dan ketidaknyamanan yang menghampiri sehingga kita tidak bersemangat untuk kembali bekerja.

VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Ega Bonar Bastari mengatakan, “Setelah masa liburan usai, tidak jarang kita menghadapi kelelahan, kenaikan berat badan, masalah kulit, serta penyakit-penyakit lain yang rawan muncul atau diderita setelah liburan."

"Anda dapat memanfaatkan layanan kesehatan telemedisin Good Doctor yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun untuk membantu mengatasi efek negatif dari liburan,” kata dr.Ega dalam keterangan tertulis, Rabu (10/5).

Baca juga: Tubuh Membengkak Setelah Liburan? Coba Lakukan Olahraga Terampuh Bakar Lemak Ini

Kelelahan usai libur panjang biasanya disebabkan kurang tidur atau pola tidur yang berubah. Kita memaksimalkan waktu liburan dengan melakukan begitu banyak aktivitas sehingga mengurangi waktu istirahat.

Dikutip dari sleepfoundation.org, kurang tidur secara langsung memengaruhi cara kita berpikir dan merasakan.

Bahkan, kurang tidur hanya satu malam bisa membuat kita mengantuk di siang hari, berpikir lambat, kekurangan energi, dan suasana hati yang mudah tersinggung.

Beberapa kebiasaan buruk saat liburan dapat menyebabkan kenaikan berat badan seperti dilansir dari eat this, not that.

* Mencicipi semua hidangan. Saat liburan kita biasanya tergoda untuk mencoba semua yang ditawarkan. Namun, penting untuk diingat bahwa mencicipi sedikit di sana sini bisa menyebabkan kalori bertambah sepanjang hari.

* Kurang minum menyebabkan dehidrasi sehingga kita cenderung menganggap haus sebagai rasa lapar, membuat kita makan berlebihan.

* Tidak menyediakan waktu untuk berolahraga, padahal jalan kaki sebelum sarapan begitu mudah dilakukan.

* Bergadang menimbulkan rasa lapar sehingga mendorong kita untuk ngemil.

* Tidur sepanjang pagi. Menurut sebuah studi Universitas Northwestern, tidur pada jam-jam ekstra itu dapat mempersulit pembuangan lemak perut: orang yang bangun sekitar pukul 10.45, dalam sehari mengonsumsi 248 kalori lebih banyak, buah dan sayuran setengah porsi dari kebutuhan, dan dua kali lebih banyak makanan cepat saji daripada mereka yang menyetel alarm lebih awal.

* Tidak sarapan. Studi National Weight Control Registry berdasarkan data tentang pelaku diet yang kehilangan lebih dari 30 pon dan mempertahankannya selama lebih dari setahun menunjukkan bahwa 78% pelaku diet sarapan setiap hari.

* Terlambat makan malam. Saat kita makan besar sebelum tidur, tubuh bekerja untuk mencernanya hingga larut malam. Akibatnya kita tidur larut malam sehingga kurang istirahat. Keesokan paginya kita bangun dengan kondisi lemas, tidak bisa berpikir jernih, dan cenderung mengonsumsi makanan padat kalori yang tidak sehat.

Selain itu, dikutip dari gooddoctor.co.id, ada beberapa penyakit yang bisa dialami setelah liburan.

1. Leisure sickness adalah kondisi atau gejala sakit yang akan muncul saat akhir pekan atau saat liburan tiba.

Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria (3,6%) dibandingkan pada wanita (2,7%) dengan gejala yang dimulai pada 1—2 hari setelah liburan atau tidak lama setelah peristiwa penting yang mengubah hidup seperti pernikahan, kelahiran seorang anak, memulai pekerjaan baru, dan menyelesaikan ujian sekolah atau universitas.

2. Gangguan pencernaan terjadi karena perubahan pola makan dan tidak memperhatikan kebersihan makanan di tempat liburan.

Liburan menggunakan pesawat juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan karena penerbangan dapat menyebabkan dehidrasi, memperlambat kecepatan pergerakan makanan melalui usus, dan menyebabkan sembelit saat tiba di lokasi liburan.

3. Migrain disebabkan oleh terlalu lama terpapar sinar matahari, melewatkan jam makan, tidak minum cukup cairan, dan pola tidur berantakan. 

Untuk menghindarinya, sebisa mungkin Anda tetap mempertahankan pola hidup yang sama setiap hari, bahkan selama perjalanan jauh. 

Bangun pada waktu yang hampir bersamaan, makan secara teratur karena gula darah rendah dapat menyebabkan sakit kepala, dan minum dua hingga tiga liter air kemasan sehari untuk mencegah dehidrasi.

4. Pilek disebabkan AC di pesawat dan hotel dapat mengekstraksi kelembapan dari udara dan menyebabkan lapisan lendir di dalam hidung mengering. Padahal, lapisan lendir ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi. Udara yang lebih dingin dapat membantu virus berkembang biak.

Tidak hanya penyakit fisik seperti di atas yang mengintai. Selesai liburan, seseorang dapat mengalami post-vacation depression.

Dilansir dari medicalnewstoday.com, post-vacation depression merupakan istilah untuk emosi negatif atau depresi yang mungkin dialami orang ketika kembali dari liburan ke rutinitas, pekerjaan, atau studi mereka yang biasa.

Emosi cemas itu dapat berupa cepat marah, sedih, gelisah, sulit tidur, lelah, sulit berkonsentrasi, dan sakit di tubuh yang tidak bisa dijelaskan. Gejala ini dapat bertahan hingga dua minggu setelah seseorang kembali dari liburan dan memengaruhi kinerja mereka di pekerjaan serta relasi dengan orang lain.

Post-vacation depression dikenal juga dengan istilah post-vacation syndrome, post-holiday blues, atau holiday syndrome, yang pertama kali muncul sebagai konsep pada 1950-an. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam masa transisi dari liburan kembali ke rutinitas, yaitu:

  • membiarkan satu atau dua hari untuk menyesuaikan antara kembali dari liburan dan mulai kembali bekerja
  • kembali ke jadwal tidur sebelum berlibur
  • merencanakan kegiatan rekreasi atau sosial yang menyenangkan
  • menerapkan rutinitas yang positif sehingga dapat mulai bekerja dengan tenang
  • melakukan aktivitas fisik secara teratur
  • berlatih teknik relaksasi, seperti meditasi

Apabila langkah-langkah di atas sudah dilakukan, tetapi kondisi belum juga membaik, Anda dapat berkonsultasi dengan para ahli di Good Doctor untuk mengetahui penyebab kondisi ini dan memperoleh solusinya. 

Layanan telemedisin Good Doctor beroperasi 24 jam tiap hari dengan menyediakan lebih dari 6.000 dokter umum dan spesialis, melakukan pengantaran obat dalam waktu satu jam sampai di rumah Anda, serta bermitra dengan lebih dari 4.000 rumah sakit, klinik, dan laboratorium.

Baca juga: Libur Lebaran Telah Usai, Yuk Kembali Jaga Pola Makan

Saat ini, lebih dari 305.000 karyawan mitra Good Doctor telah mengakses berbagai sumber daya kesehatan yang disediakan Good Doctor dengan cara menghubungkan benefit asuransi atau perusahaan milik mereka dalam aplikasi seluler Good Doctor.

Selain itu, Good Doctor menyediakan layanan khusus untuk memenuhi kebutuhan mitra bisnisnya.

Layanan itu berupa rancangan program kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan mitra dalam menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan serta pemegang polis.

Dengan kemudahan, kenyamanan, kecepatan, dan kekhususan dalam mengakses layanan kesehatan seperti ini, Anda pun siap kembali beraktivitas dengan semangat dan menghadapi segala tantangan. (Nik/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat