visitaaponce.com

Teknologi Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla Mulai Dilakukan di Riau

Teknologi Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla Mulai Dilakukan di Riau
Ilustrasi operasional teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah karhutla(Antara/Aloysiud Jarot Nugroho)

TEKNOLOGI modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau mulai dilakukan sejak 17 Mei 2023.

Koordinator Lapangan Ari Nugroho dari Lab Pengelolaan TMC mengatakan, pelaksanaan operasional kegiatan dikendalikan dari Pos Komando (Posko) yang berada di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau. 

Selain tim dari Lab Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kegiatan ini juga didukung oleh TNI AU dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dengan mengerahkan armada pesawat CASA 212-200 beserta 11 kru pesawat.

Baca juga : Modifikasi Cuaca Sukses Turunkan Hujan di Jambi

“Kegiatan TMC ini juga mendapat dukungan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Provinsi Riau, dan BPBD Provinsi Riau” ujar Ari, Kamis (18/5).

Selain personil yang bertugas di posko, ditempatkan juga beberapa personil yang bertugas di Pos Meteorologi Dumai dan Pelalawan untuk melaporkan keadaan cuaca serta pengamatan visual pertumbuhan awan tiap jam pada tim yang ada di posko Pekanbaru untuk dianalisis sebagai salah satu pertimbangan dalam penentuan strategi penyemaian awan.

Baca juga : KLHK: Titik Panas Tahun 2023 Menurun 24,5%

Seperti diketahui, kondisi cuaca yang relatif kering karena sebagian wilayah Provinsi Riau sudah mulai masuk musim kemarau ditambah semakin tingginya indeks El Nino yang mengindikasikan dimulainya fenomena El Nino menyebabkan potensi kemunculan titik panas (hotspot) yang menjadi asal muasal bencana kebakaran hutan dan lahan juga semakin meningkat.

Dari data sebaran titik panas yang tertangkap satelit NASA-MODIS yang dipublikasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam situs SIPONGI, pada April 2023 lalu telah muncul setidaknya 130 titik panas dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi (di atas 50%) di Provinsi Riau.

Sedangkan untuk bulan berjalan, hingga 16 Mei 2023, tidak kurang dari 80 titik panas telah terpantau di Provinsi Riau. 

Dari pantauan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut yang dipublikasikan oleh BRGM, 17 dari 23 stasiun pemantauan tinggi muka air lahan gambut yang saat ini masih online menunjukkan status rawan. Artinya sebagian besar lahan gambut yang ada di Provinsi Riau sudah mengering dan ketinggian air dalam tanah sudah lebih rendah dari 40 cm di bawah permukaan tanah.

"Kegiatan TMC di Riau yang dimulai pada 17 Mei 2023 rencananya akan dilaksanakan selama 11 hari kegiatan sesuai permintaan dari BRGM dimana kegiatan kali ini merupakan TMC kerja sama BRIN dan BRGM yang pertama yang di tahun 2023," beber dia.

Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo mengatakan, operasi TMC dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi solusi permanen dalam upaya pengendalian bencana karhutla di indonesia.

“BMKG memprediksi fenomena El Nino yang akan terjadi tahun ini akan lebih tinggi indeksnya dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan potensi bencana karhutla yang lebih besar," ucapnya.

Oleh karena itu seperti juga pelaksanaan TMC di tahun-tahun sebelumnya dilakukan lebih awal untuk tujuan pembasahan lahan gambut (re-wetting).

"Target Operasi TMC kali ini adalah untuk menjaga tinggi muka air tanah gambut agar tetap berada di batas atas ambang batas (threshold) kekeringan, sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar dan potensi kejadian karhutla dapat dikurangi” paparnya.

Kasubdit Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Anis Susanti Aliati menjelaskan bahwa dari upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun terakhir menunjukkan perlunya sinergitas dari pihak-pihak terkait agar upaya lebih maksimal.

“TMC adalah salah satu solusi permanen untuk pencegahan karhutla dengan upaya pembasahan lahan gambut. Kami mengingatkan juga pentingnya ketepatan waktu dan area semai dalam setiap kegiatan TMC," beber dia.

Berdasarkan yang telah dihimpun KLHK, hingga 30 April 2023 telah terjadi 107 kejadian karhutla dengan luas lahan terbakar mencapai 1092, 32 hektare dengan dominasi daerah terbakar di Provinsi Riau berada di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kepulauan Merant, Kotai Dumai, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Siak.

Menurutnya, KLHK juga sudah melakukan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan patroli terpadu, patroli mandiri, kampanye dan monitoring hotspot sebagai bentuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan selain upaya patroli udara, water bombing, dan penyelamatan jika memang bencana karhutla sudah terjadi. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat