visitaaponce.com

Kemenkominfo Kenalkan Literasi Digital untuk Ribuan Siswa SD di Depok

Kemenkominfo Kenalkan Literasi Digital untuk Ribuan Siswa SD di Depok
Kemenkominfo menggelar literasi digital bagi 5.000 siswa SD di Depok, Jawa Barat.(Ist)

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi siswa/siswi Sekolah Dasar di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (23/5) yang dimulai pukul 08.00 – 10.00 WIB. Di mana program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kemenkominfo bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Mengenal Literasi Digital Sejak Dini.”

Baca juga: Melalui Literasi Digital, Siswa di Bantaeng Diajak Sukses Belajar Online

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) dengan jumlah peserta 5.000 siswa sekolah dasar (SD) se-Kota Depok itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama Anang Darmawan, Dosen LP3I dan Praktisi Digital, membawakan materi terkait Etika Digital.

Etika Dibutuhkan untuk Pengguna Internet

Menurut Anang, alasan utama etika diperlukan dalam dunia digital adalah untuk menjaga kenyamanan seluruh pengguna internet yang diperkirakan semakin bertambah dari berbagai latar belakang budaya.

Ia menjelaskan bahwa etika digital merupakan pedoman di dalam dunia digital yang mengharuskan adanya tanggung jawab dan sikap menghormati orang lain.

Baca juga: Kemenkominfo Dorong Siswa di Pangkep Lawan Hoaks di Media Sosial

“Etika hadir sebagai penunjuk jalan yang bijaksana, yang mengingatkan kita akan hakikat teknologi sebagai anugerah bagi manusia," ujarnya.

"Selain itu, etika digital memberikan pedoman bagi penggunaan berbagai platform digital dengan kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan dalam hadir berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi melalui media digital,” jelas Anang.

Narasumber kedua yang tampil yakni seorang Konsultan Teknologi Informasi, Eka Y Saputra yang berbicara terkait keamanan digital.

Berhati-hati Terhadap Bahaya dan Risiko Dunia Digital

Ia menyampaikan jika terdapat beberapa risiko dan bahaya di dunia digital, sehingga perlu untuk diketahui dan berhati-hati terhadapnya.

Menurut Eka, bahaya di dunia digital itu meliputi cyberbullying, cyber predator, pornografi, dan perjudian.

“Nah, di dunia maya atau internet, ada yang disebut dengan predator siber. Apakah mereka? Orang jahat yang berpura-pura menjadi orang lain dan berbuat jahat," ujar Eka.

Baca juga: EduTech 2023, Dorong Penerapan Literasi Digital Pendidikan

"Mereka bisa mencuri, meminta uang, atau mengancam kekerasan jika tidak diberi apa yang mereka inginkan. Biasanya, predator siber adalah orang dewasa yang jahat atau terkadang orang dengan gangguan mental," terang Eka.

"Mereka menggunakan berbagai cara, seperti media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, atau pesan WhatsApp, panggilan telepon, atau game online,” kata Eka.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Dwitiya Ayu Nadya yang merupakan seorang Content Creator dan juga Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Kecakapan Digital.

Harus Mampu Gunakan Mesin Pencarian

Dwitiya menyebutkan jika salah satu kecakapan dalam dunia digital adalah mampu menggunakan mesin pencarian.

Ia lalu memaparkan cara kerja mesin pencarian di internet, yang mampu menampilkan daftar pencarian dari sumber terpercaya dan berkualitas, usai membaca data yang diketikan dan memfilternya.

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Para Siswa SMA di Bogor Melek Digital

“Ketika seseorang mencari sesuatu, mereka cukup memasukkan kata-kata atau kalimat tersebut ke dalam mesin pencarian. Kemudian, mesin pencarian akan menampilkan daftar hasil pencariannya," tuturnya.

"Lalu, bagaimana Google bisa membaca data? Google membaca banyak sekali data. Mereka mengumpulkan data dari berbagai sumber yang terpercaya dan berkualitas tinggi, lalu menampilkan website-website tersebut di bagian atas hasil pencarian,” jelas Dwitiya.

Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Yudha Hasta.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat