visitaaponce.com

129 Anak Pekerja Migrandi Malaysia Ikuti Wisuda Program Paket A, B, dan C

129 Anak Pekerja Migran di Malaysia Ikuti Wisuda Program Paket A, B, dan C
Dubes Indonesia untuk Malaysia Hermono berberpose bersama para siswa yang diwisuda di Aula Hassanuddin KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia.(Ist)

SELAIN masalah pelayanan dan perlindungan, problem utama yang dihadapi  Pekerja Migran Indonesia (PMI), di Malaysia adalah akses anak-anak mereka yang tidak berdokumen ke layanan pendidikan.

Namun demikian, kini anak-anak PMI usia wajib belajar di negeri jiran itu sudah bisa mengenyam pendidikan, baik di sekolah formal maupun pusat pendidikan nonformal.

Anak-anak PMI kini umumnya mengakses pendidikan melalui sekolah formal di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB), serta ratusan pusat pendidikan nonformal di seluruh Malaysia.

Baca juga: Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri

Di Semenanjung Malaysia, terdapat hampir 50 pusat pendidikan nonformal (PNF) di bawah naungan KBRI Kuala Lumpur yang memberikan pendidikan kesetaraan program Paket A (Ula), Paket B (Wustha), dan Paket C (MIPA/IPS).

Adapun layanan pendidikan anak-anak PMI di wilayah Sabah dan Sarawak selama ini diberikan akses pendidikan melalui ratusan Community Learning Center (CLC) yang tersebar di perkebunan-perkebunan kelapa sawit.

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, sebagai pusat pendidikan anak Indonesia di Malaysia, pada Sabtu (27/5) menggelar acara wisuda bagi 129 siswa jenjang Paket A (SD), Paket B (SMP), dan Paket C (SMA), di Aula Hasanuddin KBRI Kuala Lumpur.

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 250 tamu undangan, terdiri dari diplomat, Dharma Wanita KBRI-KL, ekspatriat, guru SIKL, pengelola dan guru Sanggar Bimbingan (SB), serta orangtua wisudawan.  

Para wisudawan merupakan siswa-siswi dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) Klang dan Sanggar Bimbingan (SB) di Semenanjung Malaysia

Hingga saat ini, telah terdata hampir 50 pusat pendidikan anak Indonesia di seluruh Semenanjung Malaysia yang berada di bawah program PNF KBRI Kuala Lumpur.

Baca juga: Lagi, Pekerja Migran NTT Meninggal di Malaysia. Jenazah ke-55 Tahun Ini

Perincian siswa yang diwisuda tahun 2023 berasal dari PPWNI Klang 28 orang, SB Sg. Mulia (20 orang), SB Kampung Baru (13 orang), SB Sentul (14 orang), SB Klang Gate (9 orang), PKBM KBRI (7 orang), SB Kuala Langat (7 orang), SB Kepong (6 orang), SB Sungai Buloh (6 orang), SB Kuala Langat (3 orang), SB Hulu Klang (3 orang), SB Kulim (3 orang), SB Permai Penang (2 orang), SB Ami Penang (2 orang), SB At Tanzil Ampang (2 orang), SB At Tanzil Kajang (2 orang), SB Al-Ikhlas Kg. Sg. Pencala (1 orang), dan SB Hulu Langat (1 orang). 

Sebelumnya, SIKL juga mewisuda 114 siswanya jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. SIKL merupakan salah satu Sekolah Luar Negeri (SILN) tertua yang memiliki kualitas lulusan terbaik. Pada tahun ini, banyak lulusan SIKL yang telah diterima masuk melalui jalur khusus nasional.

Mereka diterima di Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB University), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Telkom, dan berbagai perguruan tinggi di Malaysia.

Baca juga: Butuh Komitmen Bersama untuk Lindungi Pekerja Migran Indonesia

Pada kesempatan wisuda siwa siswi PNF tersebut, Duta Besar Hermono yang didampingi oleh Atdibud Muhammad Firdaus, Korfung Pensosbud Yoshi Iskandar, Atase Imigrasi Anton Helistiawan, dan Ketua PNF, Friny Napasti juga turut melepas belasan siswa alumni program PNF KBRI Kuala Lumpur yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Terkait hal ini, Duta Besar telah menyerahkan paspor secara simbolik kepada siswa-siswi yang akan kembali ke Tanah Air.

Dalam smbutannya, Duta Besar menegaskan bahwa pemerintah Indonesia melalui kantor perwakilan akan senantiasa hadir dan memastikan anak-anak Indonesia di wilayah kerja masing-masing, mendapat akses pendidikan, baik di sekolah formal maupun program pendidikan non formal. 

Sekolah Indonesia Kuala Lumpur

“Intinya harus semua bersekolah, jangan sampai ada anak-anak Indonesia yang tidak mendapat hak pendidikan di manapun dan dalam kondisi apapun," jelas Hermono dalam keterangan pers, Minggu (28/5).

"Oleh karena itu, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sebagai pusat pendidikan anak Indonesia di Malaysia, harus memberikan layanan pendidikan bagi mereka yang ingin bersekolah tanpa alasan dokumen kependudukan,” ucap Hermono 

Baca juga: Kemlu: Ada 2.103 WNI Korban TPPO Online Scam

Kepada siswa-siswi yang akan melanjutkan Pendidikan ke Indonesia, Duta Besar berpesan agar tekun belajar dan rajin mengikuti kegiatan pengembangan diri. Hal itu supaya tidak hanya mengandalkan aspek kognitif semata, tetapi juga ditopang dengan aspek-aspek lain untuk mencapai kesuksesan hidup di dalam masyarakat kelak.

Sementara itu, salah seorang perwakilan pengelola pusat pendidikan non formal Ahmad Azzam Al Qoyyimuddin dari SB Permai Penang mengaku sangat bahagia dan terharu dengan kiprah pemerintah Indonesia melalui KBRI Kuala Lumpur.

KBRI Kuala Lumpur Suksenak Program Layanan Pendidikan 

 “Kami para pengelola sangat berterima kasih dan akan senantiasa meluangkan waktu untuk merapatkan barisan bersama KBRI Kuala Lumpur dalam menyukseskan program layanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia,” jelasnya.

Pada tahun ini, melalui program repatriasi, anak-anak Indonesia di wilayah Sabah, Sarawak, dan Johor, pemerintah akan mengirim pulang 600 siswa-siswi anak PMI yang telah lulus jenjang SMP untuk melanjutkan studi ke jenjang SMA di berbagai daerah.

Sebanyak 300 siswa tersebut telah dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM).. (Hym/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat