Dukung UMKM Tekstil,Mahasiswa Sampoerna University Ciptakan Mesin Eco-Pounding
![Dukung UMKM Tekstil, Mahasiswa Sampoerna University Ciptakan Mesin Eco-Pounding](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/a73b5b7c5bd72ef36b872276064854c9.jpg)
UNTUK membantu meningkatkan volume produksi para pengrajin di UMKM Lenteng Agung Sejahtera (Lentera), Jakarta Selatan, Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Sampoerna University, ditantang menciptakan mesin eco-pounding.
Mesin ini nantinya dapat membantu proses pencetakan daun dan bunga pada kain dengan lebih efektif dan efisien.
Eco-pounding adalah salah satu teknik mencetak motif atau pola pada kain dari bahan-bahan alami, seperti daun dan bunga.
Baca juga: Kolaborasi Program Sosial bersama Sampoerna untuk Membangun Bangsa
Daun dan bunga yang dipukul dengan palu bersamaan dengan kain akan mengeluarkan pigmen yang kemudian tercetak diatas kain.
Jenis, bentuk, warna dari daun dan bunga yang dipukul akan memberikan motif yang unik serta cantik pada sebuah kain yang kemudian dapat dijadikan produk baju, celana, kerudung, selendang, dan lain-lain.
Dr. Farid Triawan, Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sampoerna, menjelaskan bahwa pembuatan mesin eco-pounding merupakan bagian dari komitmen universitas dalam menerapkan Tri-Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Baca juga: Meraih Mimpi di Sampoerna University Bukan Soal Sulit, Asal Ada Kemauan
"Dalam proses eco-pounding, pekerjaan memukul palu pada kainsangatlah melelahkan dan memakan banyak waktu. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM Lentera ini memberikan peluang bagi kami untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat meringankan beban kerja mereka," jelas Farid dalam keterangan, Jumat (23/6).
Dosen dan Mahasiwa Berkolaborasi Ciptakan Mesin
"Dosen-dosen dan mahasiswa kami pun berkolaborasi untuk menghasilkan mesin yang dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan para pengrajin, sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan,” tuturnya,
Berbekal dari pengetahuan selama perkuliahan di kelas, para mahasiswa diberi tugas untuk merancang dan membuat mesin purwarupa yang dapat membantu proses eco-pounding.
Proses dimulai dari mencari ide-ide mekanisme dan bentuk mesin, melakukan analisis struktur mesin, mendesain fungsi mekatronik dan otomasi, sampai dengan membuat dan merakit mesin.
Baca juga: Sampoerna University Bangun Perpustakaan Digital Sekolah di Jakarta dan Cirebon
Selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya para mahasiswa berhasil menciptakan enam jenis mesin dengan desain dan mekanisme yang berbeda. Mesin-mesin ini kemudian dipamerkan kepada para dosen, mahasiswa dan perwakilan UMKM Lentera.
“Setiap mahasiswa harus dilatih agar mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama diperguruan tinggi dalam membantu kehidupan masyarakat," jelasnya.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
"Hal ini merupakan juga salah satu tujuan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan pemerintah,” ujar Farid dalam sesi pembukaan acara pameran.
Baca juga: Projek Kolaborasi Mahasiswa Sampoerna University Raih Juara di Kancah Internasional
Fatima Tasya, salah satu mahasiswi perwakilan dari pemenang mengungkapkan pengalamannya selama membuat mesin eco-pounding.
“Tugas merancang dan membuat mesin eco-poundingini merupakan salah satu tugas kuliah yang paling sulit, menegangkan, sekaligus terseru selama saya kuliah di Sampoerna University,” ujarnya.
Mahasiswa lainnya, yaitu Ramses yang berasal dari Provinsi Papua juga turut berujar, “Tugas membuat mesin ini memberikan tantangan nyata bagi saya untuk mengaplikasikan beragam teori dari perkuliahan yang diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Ramses.
Dalam pameran ini, dua buah mesin terpilih sebagai mesin dengan desain dan fungsi terbaik. Penilaian diberikan oleh perwakilan UMKM Lentera beserta dosen-dosen yang hadir pada hari itu.
“Saya melihat alat-alat ini berpotensi besar untuk dimanfaatkan para pengrajin eco-pounding di tempat kami. Selanjutnya, alat-alat ini perlu sedikit dimodifikasi mengikuti ukuran yang diperlukan oleh pengrajin,” tutup Sarmili selaku Pembina UMKM Lentera. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Rektor Universitas Airlangga Sebut Mencari Dana Tidak Termasuk dalam Misi Perguruan Tinggi
Muhadjir Effendy Sebut Wisuda Bisa jadi Ajang Kampus untuk Cari Duit
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Undana Gelar International Education Fair 2024
Sampoerna University Berhasil Masuk 10 Besar dalam Nature Index 2023
WIR Group dan Sampoerna University Pelopori Autentikasi Ijazah Berbasis Blockchain
Sampoerna University Jadi Kandidat Penerima Akreditasi Bergengsi dari NECHE
Lima Mahasiswa Sampoerna University Raih Pendanaan Kewirausahaan dari Kemenpora
Pengembangan Karir dan Keterampilan Industri di Sampoerna University
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap