visitaaponce.com

UPH Kukuhkan Guru Besar Bidang Mikrobiologi Pangan

UPH Kukuhkan Guru Besar Bidang Mikrobiologi Pangan
Pengukuhan Adolf Parhusip sebagai guru besar mikrobiologi pangan.(Istimewa)

Universitas Pelita Harapan (UPH) meraih prestasi gemilang dalam bidang pendidikan tinggi dengan melahirkan seorang guru besar. Pada 5 Juli lalu, Adolf Jan Nexson Parhusip, dosen Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan UPH, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Mikrobiologi Pangan. Pengangkatan tersebut diresmikan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) tertanggal 1 Mei 2023.

Adolf Parhusip telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang pendidikan dan penelitian selama bertahun-tahun. Ia telah menjadi seorang dosen sejak 1990 dan bergabung sebagai dosen tetap di UPH sejak 2009.

Dalam acara pengukuhan, Adolf membawakan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Yoghurt Sinbiotik Berbasis Nabati Dengan Mikroenkapsulasi Bakteri Asam Laktat Untuk Mendukung Kesehatan Masyarakat. Ia menyoroti pengembangan yoghurt sinbiotik dengan bahan dasar nabati yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan manusia. Temuan ini juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang menghindari produk yang menggunakan bahan dasar hewani.

Baca juga: Kemendikbudristek Sosialisasikan Regulasi Satu Data Pendidikan Tinggi

“Yoghurt sinbiotik adalah kombinasi antara probiotik dan prebiotik. Yoghurt sinbiotik dibuat dengan menggabungkan bakteri probiotik dengan bahan pangan yang mengandung prebiotik berbasis nabati, seperti inulin yang terdapat di dalam kacang lentil merah, ubi ungu, dan bawang merah. Bahan pangan ini dapat memenuhi standar mutu yoghurt sinbiotik karena memiliki kadar serat yang tinggi dan bermanfaat bagi saluran pencernaan manusia. Konsep kombinasi fermentasi, sinbiotik, dan mikroenkapsulasi diaplikasikan dalam pengembangan produk pangan yoghurt sinbiotik yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Adolf.

Dari penelitiannya, Adolf menemukan bahwa produk prebiotik yang dihasilkan dari kacang lentil merah memiliki kadar inulin sebesar 0,4602 ± 0,03 mg inulin/mg, tepung ubi ungu memiliki kadar inulin sebesar 30,17%, dan yoghurt bawang merah memiliki kadar inulin sebesar 0,04345 ± 0,00385 mg inulin/mg untuk setiap sampelnya. Dengan kandungan inulin ini, yoghurt sinbiotik yang dikembangkannya telah memenuhi standar mutu yoghurt sesuai dengan SNI 2981:2009.

Baca juga: Kuliah Umum UICI, Nasaruddin Umar Ajak Umat Islam Keluar dari Ketertutupan

Penemuan tersebut akan terus dikembangkan secara bertahap bersama dengan fakultas lain, dengan tujuan untuk menghasilkan produk komersial di masa depan.

“Dengan temuan ini, saya berharap masyarakat dapat dengan mudah dan praktis memperoleh manfaat  kesehatan. Selain itu, saya juga berharap agar semakin banyak orang yang menjadi selektif dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor UPH Jonathan Parapak menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian UPH dalam melahirkan guru besar di berbagai bidang keilmuan. Menurutnya, pencapaian itu merupakan bukti nyata dari visi dan misi UPH dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

"Saya bersyukur atas penelitian yang dilakukan oleh Profesor Adolf, hasilnya sangat memuaskan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami sekeluarga adalah pecinta yoghurt, jadi kami sangat senang dengan temuan ini. Kita juga patut bersyukur karena pengukuhan Profesor Adolf sebagai guru besar ke-25 di UPH," ucap Jonathan. (RO/Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat