visitaaponce.com

TAR dalam Rokok Sebabkan Masalah Kesehatan Gusi

TAR dalam Rokok Sebabkan Masalah Kesehatan Gusi
Ilustrasi(Freepik)

PENELITI dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Amaliya mengatakan TAR pada rokok adalah salah satu penyebab utama masalah kesehatan gusi.

Dalam keterangannya, dikutip Minggu (16/7), Amaliya memaparkan hasil penelitiannya terkait dengan respons gusi pada pengguna vape dan perokok.

"Kesimpulannya, bukan nikotin yang mempersempit pembuluh darah pada gusi dan menutupi tanda klinis peradangan yang normal. Melainkan TAR atau kandungan lain dari rokok," ujar Amaliya.

Baca juga : Pepsodent Beri Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ribuan Santri di Jakarta

Amaliya menjelaskan penelitian ini bertujuan mengetahui dampak dari produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada para pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok dibandingkan dengan perokok dan bukan perokok.

"Penelitian ini bertujuan mengamati respons gusi yang dinilai dari derajat peradangan gusi, yang merupakan tanda awal dari pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi selama percobaan gingivitis (peradangan gusi) pada pengguna produk tembakau alternatif dibandingkan perokok dan bukan perokok," papar Amaliya.

Amaliya menjelaskan gingivitis adalah mekanisme pertahanan dalam merespons plak bakteri yang menempel di permukaan gigi.

Baca juga : WHO Desak Larangan Vape Beraroma, Langkah Kritis untuk Lindungi Kesehatan Global

Penelitian ini melibatkan 15 peserta berusia 18-55 tahun yang dibagi ke dalam tiga kriteria dengan distribusi gender tidak merata.

Kriteria pertama adalah perokok dengan masa konsumsi rokok minimal satu tahun.

Kriteria kedua adalah pengguna produk tembakau alternatif, yang telah beralih dari rokok dengan masa penggunaan minimal satu tahun.

Baca juga : Penjualan Rokok Ketengan Bisa Meningkatkan Perokok Remaja

Kriteria ketiga adalah bukan perokok. Selama fase gingivitis eksperimental, peserta diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi selama 21 hari. Tujuannya untuk melihat sejauh mana gusi merespons bakteri.

"Ada temuan menarik dari penelitian kami, yakni pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok menunjukkan respons yang baik terhadap akumulasi plak atau infeksi bakteri dengan tingkat peradangan gusi seperti yang dialami non-perokok," kata Amaliya.

Dari penelitian tersebut juga terungkap fakta baru bahwa anggapan bahwa nikotin sebagai penyebab utama gangguan pertahanan gusi, yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah adalah salah.

Baca juga : Apa itu Karies Gigi, Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya

Pasalnya, hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengguna rokok elektrik dengan cairan e-liquid, yang mengandung nikotin, tidak mengalami masalah kesehatan pada gusi.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti Senior University of Patras dan School of Public Health-University of West Attica di Yunani, Konstantinos Farsalinos, mengatakan ada banyak prasangka buruk terhadap nikotin.

Kondisi tersebut menyebabkan minimnya minat ilmuwan meneliti nikotin. Menurut dia, nikotin bisa menjadi bidang yang sangat menarik untuk diteliti sebagai teraupetik untuk membantu proses penyembuhan pasien.

Baca juga : Punya Mata Panda? Begini Cara Mengatasinya

"Prospeknya ada. Persepsi tentang nikotin akan berubah jika efeknya terhadap penyakit Alzheimer dan demensia ditemukan, terutama untuk pencegahan primer," jelas Farsalinos. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat