visitaaponce.com

Waspadalah 2,5 Juta Area Lahan Gambut Indonesia Rentan Terbakar

Waspadalah! 2,5 Juta Area Lahan Gambut Indonesia Rentan Terbakar
Sebanyak 76% karhutla di Riau terjadi di lahan gambut.(Antara)

DARI pemantauan Pantau Gambut, diketahui ada sebanyak 2,5 juta hektare lahan gambut yang ada dalam kesatuan hidrologis gambut (KHG) di Indonesia rentan mengalami kebakaran yang tergolong dalam kelas tinggi.

Campaigner Pantau Gambut Wahyu A Perdana mengungkapkan, dari total 24,2 juta hektare luas KHG di Indonesia, sekitar 16,4 juta hektare berada pada kerentanan kelas tinggi dan kelas sedang.

"Berdasarkan penggabungan data area KHG dan wilayah administrasi provinsi, Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan kerentanan karhutla pada area KHG dengan kerentanan kelas tinggi terluas se-Indonesia pada tahun 2023," kata Wahyu, Minggu (23/7).

Baca juga : Kepala BNPB Ingatkan Pemda untuk Antisipasi Karhutla

Ia menjabarkan, melalui pendekatan analisis proporsi atau persentase antara luas kerentanan kelas tinggi dan luas KHG, KHG Sungai Ifuleki Bian–Sungai Dalik di Provinsi Papua Selatan menjadi KHG dengan proporsi kerentanan karhutla terbesar, sebanyak 97% area KHG KHG Sungai Ifuleki Bian–Sungai Dalik berada pada kerentanan kelas tinggi.

Lalu KHG Sungai Kahayan–Sungai Sebangau di Provinsi Kalimantan Tengah menjadi KHG dengan kerentanan kelas tinggi karhutla terluas di tahun 2023 dengan luas sekitar 190 ribu hektare. Selain itu KHG Sungai Rokan–Sungai Siak Kecil sebagai KHG terluas di Indonesia memiliki kerentanan kelas sedang sebesar 53% atau sekitar 438 ribu hektare.

Baca juga : Dinilai Tidak Efektif, Daerah Minta Pusat Evaluasi Program Restorasi Gambut

"KHG ini juga memiliki area dengan kerentanan kelas tinggi seluas 78 ribu hektare atau sekitar 9% dari luas area KHG-nya," ucap dia.

Wahyu melanjutkan, sebanyak 54% dari 3,8 juta hektare risiko karhutla dengan kerentanan tinggi. Adapun, konsesi dengan izin HGU dan HTI menjadi konsesi dengan izin persentase paling besar yang berada di kerentanan kelas tinggi.

Ia menilai, perlu adanya antisipasi. Berdasarkan histori karhutal di Indonesia, umumnya karhutla terjadi pad Februari hingga Maret, kemudian disusul pada Juli hingga Oktober.

"KHG yang secara historis memiliki catatan pernah terjadi kebakaran dan digunakan sebagai area untuk penggunaan lain seperti food estate atau bahkan konsesi,  seharusnya dikembalikan sebagaimana fungsinya sebagai suatu ekosistem gambut yang lestari," pungkas Wahyu.

Terpisah, Kepala Bidang Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah Maria Cahya menyampaikan strategi pengendalian dan antisipasi karhutla di Kalimantan Tengah.

Maria menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus melakukan upaya-upaya pencegahan karhutla secara masif melalui upaya deteksi dini dan sosialisasi kepada masyarakat.

Hingga saat ini ia menyebut karhutla dapat ditekan, walau 17% dari luas karhutla wilayah Kalimantan Tengah merupakan lahan gambut dan rawan terhadap karhutla.

 

Siaga bencana asap

Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah telah mengambil aksi nyata melalui penetapan status siaga darurat bencana asap akibat karhutla melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor: 188.44/194/2023 Tentang Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan Dan Lahan Tahun 2023 terhitung mulai tanggal 29 Mei - 10 November 2023.

"Serta komitmen Pemerintah Provinsi beserta Kabupaten/Kota se-Kalimantan Tengah untuk memantapkan SDM, sarana prasarana dan anggaran penanganan karhutla tahun 2023. Sampai saat ini terdapat 10.654 personil yang tergabung dalam Satgas Karhutla Provinsi Kalimantan Tengah,” kata Maria.

Kepala Seksi Pengelolaan Hutan Adat dan Hutan Hak Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barta Felix Belawing mengungkapkan, ada lima kabupaten dengan luas areal terbakar tertinggi pada tahun 2022 yaitu Ketapang, Sambas, Mempawah, Kubu Raya dan Sanggau. Sedangkan tiga kabupaten dengan luas areal terbakar tertinggi pada tahun 2023 yaitu Kubu Raya, Ketapang dan Sambas.

“Pengendalian karhutla di Kalimantan Barat khusus untuk masyarakat adat dilaksanakan dengan memperhatikan kearifan lokal melalui syarat pembakaran terbatas dan terkendali, yaitu dengan membuat sekat bakar, menyediakan pemadam api, memberitahu pemilik lahan yang berbatasan, bergilir, tidak mengancam keselamatan, menggunakan tata cara tradisional, dijaga selama proses membakar, serta disesuaikan dengan kondisi arah angin,” lanjut Felix.

Felix mengemukakan sesuai arahan Gubernur Kalimantan Barat bahwa perlu kolaborasi dalam pengendalian karhutla di lahan gambut dengan pemanfaatan lahan gambut melalui revitalisasi ekonomi masyarakat.

"Lahan gambut dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pertanian melalui pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB)," pungkas dia. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat