visitaaponce.com

Pengamat PAUD Harus Dijadikan Pendidikan Formal dan Syarat Masuk SD

Pengamat: PAUD Harus Dijadikan Pendidikan Formal dan Syarat Masuk SD
Anak-anak dari PAUD belajar bercocok tanam sayuran di RPTRA Garuda yang dilengkapi dengan fasilitas ruang publik ramah anak, Jakarta Timur.(MI/RAMDANI )

PENGAMAT kebijakan pendidikan Cecep Darmawan menyampaikan pendidikan anak usia dini (PAUD) harus dijadikan sebagai pendidikan formal dan menjadi syarat masuk sekolah dasar (SD).

Dengan menjadikan PAUD sebagai sekolah formal dan pendidikan jenjang, Cecep mengatakan hal itu dapat menangani masalah seperti kesenjangan kualitas pendidikan antara PAUD swasta dan negeri yang dikelola pemerintah. Belum lagi terkait metode pembelajaran di sebagian besar PAUD yang masih monoton, konvensional, kurang kreatif dan interaktif. Cecep menilai, masih banyak hal yang perlu dibenahi dari sistem pendidikan di tingkat PAUD.

“Saat ini, kalau dilihat dari data statistik, mayoritas sekolah PAUD yang ada di Indonesia masih didominasi oleh swasta dan itu banyak yang berbayar, tahu sendiri kalau swasta. Jumlah PAUD juga didominasi siswa swasta, tenaga pendidiknya di swasta. Artinya masih minim jumlah guru yang berstatus PNS. Kemudian juga banyak guru-guru yang belum memiliki kualifikasi S1 dan belum mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). Itu juga problem tersendiri,” jelas Cecep kepada Media Indonesia, Selasa (25/7).

Baca juga: Tingkatkan Peran Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak Bangsa

Cecep juga menyarankan agar adanya revisi UU Sisdiknas yang menempatkan PAUD sebagai pendidikan prasekolah, pendidikan jenjang selain sebagai pendidikan formal. Selain itu juga perlu ada revisi yang dapat menyebutkan bahwa status guru PAUD dijadikan PNS atau ASN.

“Sejauh ini saya melihat pemerintah kurang perhatian ke PAUD. Padahal penanaman karakter, sikap, perilaku anak, sebetulnya di usia emas itu ya diawali ketika usia PAUD.

Baca juga: Dirundung Teman, Bocah SD di Kuningan Setahun Mengurung Diri

Sementara itu, Penasihat PP Himpaudi, Netti Herawati juga menuturkan saat ini Indonesia baru melayani sekitar 35 persen pendidikan anak usia dini. Dalam beberapa tahun terakhir, kata Netti, angka partisipasi kasar (APK) anak PAUD juga terus menurun.

“Tantangan terbesar kita saat ini itu ya. APK terus menurun. Lalu mutu pembelajaran dari directing teaching menjadi non-direct teaching. Kemudian pendidikan itu harusnya holistic education terhadap enam aspek perkembangan yaitu fisik, spiritual dan moral, teknologi dan artistic, kognitif, memahami lingkungan dan komunitas serta kemampuan afektif yang memengaruhi perasaan dan emosi,” jelas Netti.

Netti juga menyinggung kapasitas guru PAUD baik yang formal dan non formal yang masih banyak di bawah standar. Ia meminta agar pemerintah memastikan semua guru PAUD bekerja professional, bukan hanya di lingkup sekolah TK.

“Harus ada pengakuan juga atas profesi guru PAUD. Lalu perlu ada bridging PADU dengan seluruh jenjang di atasnya. Tidak lupa juga harus ada keterlibatan orangtua,” pungkasnya. (Dis/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat