visitaaponce.com

BNPB Peningkatan Kejadian Karhutla Akibat Ulah Manusia

BNPB: Peningkatan Kejadian Karhutla Akibat Ulah Manusia
Karhutla di Kalsel(MI/Denyy Susanto)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan musim kemarau dan El Nino bukanlah peneyebab dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menekankan, karhutla yang terjadi di banyak wilayah saat ini 99,99%-nya merupakan ulah manusia.

“Karena gak mungkin ada api langsung jadi sendiri kalau di alam. Kecuali kalau misalkan ada guguran awan panas, lelehan lahar atau lava. Tapi kan saat ini tidak ada aktivitas pegunungan seperti itu, dan tiba-tiba ada api, itu pasti akibat ulah manusia,” kata Abdul dalam Disaster Briefing BNPB, Senin (11/9).

Beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan karhutla di antaranya pembakaran sampah yang tidak dikontrol, pembersihan lahan, ataupun kelalaian seperti membuang puntung rokok, menggunakan pemantik api untuk berfoto hingga meninggalkan bekas api saat mamasak di gunung.

Baca juga : Gubernur Kalsel Instruksikan Pemadaman Karhutla Lebih Optimal

“Hal-hal seperti ini menjadi penyebab. Tapi begitu api sudah ada, kondisi kering dan panas serta angin menjadi katalis terjadinya api. Ini yang perlu kita perhatikan dan harus kita sendiri yang benar-benar menjaga,” imbuh Abdul.

Ia membeberkan, dalam dua pekan terakhir, BNPB mencatat bencana alam yang paling dominan terjadi di Indonesia ialah karhutla, yakni 43 kejadian dari 59 total kejadian bencana. Beberapa wilayah yang mengalami eskalasi kejadian karhutla di antaranya Jawa, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan.

Baca juga : Polda Sumsel Ungkap 16 Kasus Karhutla, Pelaku dari Petani

Untuk pulau Jawa, Abdul membeberkan karhutla yang terjadi utamanya dipicu oleh kekeringan. Pasalnya, dalam dua pekan ke belakang, terdapat 13 kejadian kekeringan di Jawa barat, 19 di Jawa Tengah dan 18 di Jawa Timur.

“Jadi kekeringan ekstrem ini menjadi semacam katalis api, bukan penyebab. Bukan karena cuaca panas terjadi karhutla, tapi cuaca panas mempercepat penyebaran karhutla,” tegas dia.

Sebagai informasi, dari Januari hingga Juli 2023, KLHK mencatat ada seluas 90.405 hektare lahan dan hutan yang terbakar. Wilayah yang mengalami karhutla paling besar ialah NTT 28.718 hektare, disusul Kalimantan Barat 12.537 hektare, NTB 9.662 hektare, Kalimantan Selatan 7.483 hektare dan Jawa Timur 7.076 hektare. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat