visitaaponce.com

Waspada, Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker

Waspada, Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker
Lanskape gedung bertingkat yang diselimuti kabut polusi udara di Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

DOKTER Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Aru Wicaksono Sudoyo mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker.

"Sebanyak 90% penyebab kanker itu lingkungan, selain rokok, polusi udara," ujar Aru, dikutip Senin (25/9).

Pada kesempatan itu, Aru membahas kualitas udara di Jakarta juga kota-kota sekitarnya yang semakin lama semakin buruk akibat polusi dari emisi kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang mengelilingi kota.

Baca juga: Ini Dampak Polusi Udara yang Terhirup Tubuh dan Cara Antisipasinya

Meski risiko polusi udara terhadap kanker hanya sebanyak 2%, pencemaran udara ini, menurutnya, tetap dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia.

"Polusi udara hanya 2% memang, tapi 2% dari jumlah (populasi) besar, ya besar juga angkanya," kata dia.

Selain asap rokok, Aru menyebut asap kendaraan juga termasuk karsinogenik, yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker. 

Baca juga: Pencemaran Udara Bahayakan Kesehatan terutama Bagian Pernapasan

Asap kendaraan diketahui mengandung zat karsinogenik bernama polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan kanker.

Aru menyebut, zat karsinogenik umumnya membutuhkan waktu antara lima hingga sepuluh tahun untuk menimbulkan kanker pada tubuh manusia.

"Kita lihat polusi udara yang kita dapat di Jakarta itu kan bukan dari kebakaran hutan. Dari mana? Itu adalah bahan kimia, lalu dimasukkan ke dalam tubuh," ungkap Aru.

Lebih lanjut, Aru menjelaskan, meski polusi yang dihirup berupa asap, jenis kanker yang berpotensi timbul tidak selalu kanker paru-paru, melainkan dapat menginfeksi organ tubuh lain secara acak, tergantung pula kondisi kesehatan masing-masing individu.

"Misalnya perokok ya, belum tentu dia terkena kanker paru, bisa juga kanker hati, kanker usus dan sebagainya. Setiap orang lain-lain, tergantung badan kita, terutama memang paru karena dihirup langsung, tapi belum tentu. Tergantung exposure-nya tubuh kita itu mana yang bereaksi buruk," ujarnya.

Untuk itu, Aru menganjurkan masyarakat di perkotaan untuk tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk makan dan tidur teratur, dan rutin melakukan olahraga. Makanan yang buruk, apa lagi yang berpengawet, menurutnya, juga menyumbang risiko kanker sebanyak 35%. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat