Surveilans di ASEAN dan Indonesia Cegah Masuk Virus Nipah di Tanah Air
![Surveilans di ASEAN dan Indonesia Cegah Masuk Virus Nipah di Tanah Air](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/2c64b4c9986d3f3613b63cc06b28900b.jpg)
SURVEILANS atau pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap suatu penyakit dalam hal ini penyebaran virus nipah dinilai menjadi salah satu langkah yang efektif untuk mencegah virus mematikan tersebut masuk ke Indonesia.
"Surveilans menjadi penting tidak hanya di Malaysia, namun se-ASEAN dan Indonesia menjadi wilayah yang berisiko karena kelelawar buah yang menjadi agen penyebaran virus nipah tersebut ada di wilayah ASEAN," kata Epidemiologi Griffith University Australia, dr Dicky Budiman saat dihubungi, Sabtu (30/9).
Di Indonesia kelelawar buah tersebut banyak dijumpai di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Tentunya ini menjadi kewaspadaan.
Baca juga: IAKMI Sebut Virus Nipah Saat Ini Menjadi Perhatian Global
"Artinya pemerintah tidak harus fokus kasus impor dari India. Namun pemerintah harus fokus tingkatkan surveilans di dalam negeri dulu, di sisi lain pintu masuk negara juga perlu ditingkatkan terutama warga negara (WN) Bangladesh dan India," ujar dia.
WN kedua negara tersebut yang mengalami gejala demam, muntah, atau ada radang tenggorokan sebaiknya melakukan isolasi mandiri kerja sama yang dibangun dengan puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Baca juga: Kemenkes Minta Masyarakat Jaga Kebersihan untuk Cegah Penyebaran Nipah
"Namun yang pasti deteksi dan surveilans di dalam negeri dalam hal ini bukan hanya di manusia dengan gejala Influenza Like Illness (ILI) tapi juga surveilans pada hewan," ungkapnya.
Kasus Nipah virus outbreak memang pernah terdeteksi di Malaysia dan KLB atau epidemik dengan 276 kasus dan sekitar 106 kematian cukup tinggi. Sejak saat ini pemerintah Malaysia secara berkala hampir setahun sekali melakukan sistemik monitoring surveilans pada hewan.
Dihubungi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan kelompok yang berisiko terkena virus nipah antara lain peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah. Diketahui kelelawar buah dan babi menjadi agen penyebar virus tersebut di India dan Malaysia.
"Kemudian pengumpul nira/aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah. Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah," ujar Nadia.
Selanjutnya yakni tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien terinfeksi virus nipah, dan keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus nipah.
Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebaran virus nipah yang perlu dihindari antara lain kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus nipah termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan.
"Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi. Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya seperti droplet, urin, atau darah," pungkasnya. (Iam/Z-7)
Terkini Lainnya
Bunda Jelita, Kenali Infeksi Virus RSV untuk Cegah Kematian Bayi Prematur
Tips untu Pelaku Bisnis Agar Terhindar dari Serangan Ransomware
Menkominfo Wajibkan Kementerian dan Lembaga Miliki Backup Data
Mengenal 5 Virus Berbahaya yang Bisa Menyerang Data
Berani Menyerang Pusat Data Nasional, Apakah Ransomware Itu?
7 Cara Mencegah Penularan Flu Burung
Pemerintah Melaka Lakukan Kajian Penguatan Hubungan Malaysia-Indonesia
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Universitas Terbuka Gandeng HELP University Malaysia sebagai Mitra
Muhibah Budaya Jalur Rempah akan Singgah di Melaka
Indeks Pariwisata Indonesia Meningkat, Jokowi: Tapi Kalah dengan Malaysia
KTT Malaysia-Tiongkok 2024 Diklaim Beri Manfaat bagi Bisnis Indonesia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap