Suami Perokok Bisa Sebabkan Istri Lahirkan Bayi dengan Berat Badan Rendah
![Suami Perokok Bisa Sebabkan Istri Lahirkan Bayi dengan Berat Badan Rendah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/07a7ff5879131b3969d9d2a983c06779.jpg)
PAKAR gizi komunitas lulusan Universitas Indonesia Tan Shot Yen mengatakan salah satu dampak suami yang merokok adalah istri melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah akibat tidak mendapat oksigen cukup.
Masalahnya di sini, sambung dia, dikutip Selasa (10/10), bukan tentang nikotin, bau, atau perokok pasif tetapi soal asap yang dihasilkan baik itu rokok, cerutu, ataupun vape.
"Asap itu mengandung zat karbon monoksida atau CO. Gas CO itu kalau diikat oleh sel darah merah, itu ikatannya 200 kali lipat lebih kuat daripada sel darah merah mengikat oksigen," kata Tan Shot Yen.
Baca juga: Cara Berhenti Merokok Permanen Secara Alami
Padahal, imbuh dia, bayi untuk tumbuh atau anak untuk hidup membutuhkan oksigen. Oleh karena itu, istri yang memiliki suami seorang perokok bisa melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR akibat dia tidak mendapatkan oksigen cukup selama dalam kandungan.
"Apalagi lebih sedih lagi, ada yang bilang ke saya sudah tiga kali ke Puskesmas, satu ke spesialis anak, tetapi kenapa kalau tidur masih grok grok. Saya nembaknya gampang, 'Ada perokok di rumah? Iya, bapaknya'," ujar Tan Shot Yen.
Bayi yang berat lahirnya rendah diketahui bisa berisiko mengalami gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan yang terhambat dan perkembangan mental yang akan berpengaruh pada masa mendatang.
Baca juga: Jungkook BTS Tuai Kontroversi Usai Tertangkap Kamera sedang Merokok
Dia berpendapat, terkadang perlu untuk menyentil masyarakat dengan isu-isu yang kelihatannya agak kejam, menakutkan seperti halnya usia harapan hidup perokok, masalah kesehatan yang bisa dialami perokok seperti stroke dan serangan jantung, serta hal lainnya.
Di sisi lain, dia juga mengingatkan perlunya calon ayah dan ibu memiliki pemahaman terkait kondisi kesehatan sebelum terjadi kehamilan atau prakonsepsi.
"Pre-conception jauh lebih penting daripada pre-wedding. Pre-conception adalah pemahaman calon orangtua untuk memahami bahwa my child deserves the best," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Mumpung belum Telat, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah sejak Usia 35-40 Tahun
Rokok dan Kanker Paru
Perokok Tiga Kali Lebih Tinggi Terancam Masalah Kesehatan Ketimbang Orang yang tidak Merokok
Konsumen Beralih ke Rokok yang Lebih Murah, Instrumen Cukai belum Berhasil
Perlukah Membersihkan Kotoran Telinga Anak?
Stimulasi Kemampuan Berbahasa Anak dengan Ekspresi dan Suara
Popok yang Tepat Dukung Perkembangan Motorik Bayi
Bunda Jelita, Kenali Infeksi Virus RSV untuk Cegah Kematian Bayi Prematur
Ikatan Batin Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang Bayi
Ibu dan Bayi Meninggal di Indekos Diduga Korban Pembunuhan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap