Kemendikbudristek Siap Gelar Malam Puncak AKI 2023
![Kemendikbudristek Siap Gelar Malam Puncak AKI 2023](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/78498333edec9f30bb2223458c57bfe0.jpg)
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menyelengarakan Malam Puncak Acara Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2023, yang dijadwalkan berlangsung 27 Oktober, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
AKI merupakan pemberian penghargaan bidang kebudayaan oleh Pemerintah Pusat, melalui Kemendikbudristek, kepada individu, komunitas atau kelompok, dan/atau lembaga yang dinilai berprestasi maupun berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.
Pemberian penghargaan kebudayaan ini telah dimulai sejak 2007 dan terus dilanjutkan Kemendikbudristek pada 2012 hingga kini setiap tahunnya. Kemendikbudristek membagi kategori-kategori tertentu bagi setiap penerima penghargaan dalam AKI.
Baca juga: Koalisi Seni: Dana Abadi Daerah Sulit Diakses Pelaku Seni
Pertama, pemberian penghargaan Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia yang terdiri dari Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Satyalancana Kebudayaan.
Selanjutnya, yang kedua, adalah penghargaan Kebudayaan dari Menteri Dikbudristek untuk kategori Pelestari, Pelopor dan Pembaru, Anak/Remaja, Maestro Seni Tradisi, Lembaga dan Perorangan Asing, Masyarakat Adat, Pemerintah Daerah, serta Media.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, pelaku budaya memiliki nilai strategis penting sebab dengan peran maupun eksistensi mereka maka warisan budaya sejak dulu sampai saat ini masih terus bertahan dan terjaga.
Baca juga: Kebudayaan Diharapkan Beri Sumbangsih pada Agenda Penyelamatan Bumi
Hilmar mengemukakan, amat wajar dan sepatutnya jika pemerintah Indonesia menaruh perhatian khusus dan mengapresiasi kinerja para pelaku budaya nasional perseorangan atau kelompok sebab komitmennya dalam melestarikan peradaban kebudayaan di Tanah Air.
“Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan. Dengan semangat dan prinsip gigihnya mereka selalu berkreasi, berkarya, dan bekerja merawat kebudayaan bangsa demi masa depan Indonesia. Pelaku budaya tersebut mempunyai andil besar menanamkan nilai luhur, pekerti, sosial, sebagai wajah asli kebudayaan Indonesia,” ujar Hilmar, di Jakarta, Kamis (12/10).
Hilmar mengungkapkan kepedulian pelaku budaya akan berpengaruh pada hidupnya ekosistem kebudayaan Indonesia sehingga mendorong masyarakat lainnya untuk bergerak yang sama. Harapannya dari terwujudnya hal itu dapat menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya budaya.
Sedangkan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menyebut penyelenggaraan AKI adalah salah satu realisasi mendorong semua pihak untuk bersama memajukan kebudayaan Indonesia dengan segala keragamannya.
Restu menyampaikan, dalam nilai-nilai kebudayaan diperlukan pengembangan atau inovasi secara maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
Inovasi dan semangat tersebut, ungkap Restu, telah ditunjukkan para pelaku budaya penerima penghargaan AKI.
“Terdapat sisi religi, norma, adat, seni, dalam nilai kebudayaan yang kerap dijadikan rujukan masyarakat yang tertanam kuat dalam interaksi sehari-harinya. Itu perlu diikembangkan dan dilestarikan berkelanjutan, khususnya oleh generasi masa depan,” ucap Restu.
Sebelumnya, pada 14 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo secara langsung menyematkan gelar tanda kehormatan kepada tiga pelaku budaya, melalui ahli waris, yang telah berjasa di bidang masing-masing.
Pertama, Tjokorda Gde Agung Sukawati yang berhasil melakukan diplomasi kebudayaan serta menjadi pionir berkembangnya pariwisata berakar seni budaya Bali dikenal sebagai cultural and community-based tourism.
Kedua, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo, selaku pendiri Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI), yang kemudian bertransformasi menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan juga sosok utama penggabungan seluruh perguruan tinggi swasta se-Surakarta menjadi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Ketiga, Mohamad Amir Sutaarga, seorang pakar museum sekaligus peletak dasar pembangunannya dan pencetus pengembangan Ilmu permuseuman di Indonesia.
Dalam pemberian penghargaan di Istana Negera itu, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo. Sementara Mohamad Amir Sutaarga memperoleh gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya. (RO/Z-1)
Terkini Lainnya
Pamapersada dan United Tractors Sabet Penghargaan Bina Mitra UMKM 2024
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
HUT Bhayangkara ke-78, Ancol Berikan Rekreasi Gratis untuk Anggota dan Keluarga Polri
Terapkan Budaya Literasi, Sekolah Sukma Bangsa Sigi Lulus Nominasi Perpustakaan Terbaik 2024
Harganas ke-31, Sejumlah Kepala Daerah Mendapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
Dianugerahi Kartini Award, Puan Tekankan Pentingnya Woman Support Woman
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Pelajar SMA Labschool Cirendeu Tangsel Bawa Misi Budaya ke Festival Internasional Polandia
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Jalan Kebudayaan, Perayaan Tujuh Tahun UU Pemajuan Kebudayaan
UU Pemajuan Kebudayaan jadi Modal Kemajuan Bangsa
Melibatkan Masyarakat dalam Memelihara Cagar Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap